Minggu, 04 November 2012
Banjir (Cindy Frencya Halim - 705120102)
Definisi Banjir
Banjir adalah kadar air dengan jumlah yang banyak meluap dari suatu tempat (sungai, danau, dsb.) dengan debit air melebihi normal (Flood, 2012).
Macam-macam Banjir
Menurut Alghani (2011), ada enam macam banjir yaitu banjir air, banjir “cileunang”, banjir bandang, banjir rob, banjir lahar dingin, dan banjir lumpur.
Banjir yang terjadi secara umum adalah banjir air yang disebabkan karena meluapnya air sungai, danau, atau selokan sehingga air meluber lalu mengenai daratan. Ini dikarenakan karena hujan terus menerus sehingga sungai atau danau tidak mampu lagi menampung air.
Sedangkan banjir “cileunang” yang juga disebut banjir dadakan (langsung terjadi saat hujan tiba) disebabkan karena oleh hujan yang sangat deras dengan debit air yang sangat banyak. Banjir akhirnya terjadi karena air-air hujan yang melimpah ini tidak bisa segera mengalir melalui saluran atau selokan di sekitar rumah warga.
Banjir tidak hanya mengangkut air, material air yang berupa lumpur pun bisa diangkut. Banjir tersebut biasanya disebut banjir bandang. Banjir ini lebih berbahaya dari banjir air karena seseorang tidak akan mampu berenang ditengah-tengah banjir seperti ini untuk menyelamatkan diri. Banjir bandang dapat merusak apapun, karena itu daya rusaknya tinggi.
Banjir yang disebabkan oleh pasangnya air laut disebut banjir rob. Air laut yang pasang ini umumnya akan menahan air sungai yang sudah menumpuk, akhirnya mampu menjebol dan mengenai daratan.
Banjir lainnya adalah banjir yang hanya terjadi ketika erupsi gunung berapi. Erupsi ini kemudian mengeluarkan lahar dingin dari puncak gunung dan mengalir ke daratan yang ada dibawahnya. Banjir ini disebut banjir lahar dingin.
Selain lima banjir di atas ada pula banjir lumpur yang identik dengan peristiwa banjir Lapindo di daerah Sidoarjo. Banjir ini mirip banjir bandang, tetapi lebih disebabkan oleh keluarnya lumpur dari dalam bumi dan menggenangi daratan. Lumpur yang keluar dari dalam bumi bukan merupakan lumpur biasa, tetapi juga mengandung bahan dan gas kimia tertentu yang berbahaya.
Penyebab Banjir
Rahayu et al. (2008) dan Widya (2011) mangatakan bahwa ada beberapa hal yang menyebabkan banjir, yaitu: (a) hujan deras yang terus menerus selama beberapa hari; (b) permukaan tanah tidak dapat menyerap air, karena jenuh atau karena diplester maupun erosi tanah yang menyebabkan berkurangnya tanah dan meningkatnya bebatuan; (c) debit air sungai tinggi karena hujan terus menerus; (d) permukaan tanah yang lebih rendah dari daerah sekitarnya, di mana tidak terdapat saluran-saluran pembuangan air yang berfungsi untuk memindahkan air ke lokasi lain menyeberangi daerah sekitarnya yang lebih tinggi karena saluran tersumbat oleh sampah yang tidak terurus; (e) permukaan tanah yang lebih rendah dari permukaan laut yang sedang pasang; dan (f) pembabatan hutan liar secara sembarangan (illegal logging) yang menyebabkan kurangnya daerah serapan.
Dampak Banjir
Dampak primer. Menurut Alghani (2011) dampak primer dari banjir adalah kerusakan fisik. Kerusakan fisik ini mampu merusak berbagai jenis struktur, termasuk jembatan, mobil, bangunan, sistem sekolan bawah tanah, jalan raya dan kanal.
Dampak sekunder. Dampak sekunder yang ditimbulkan oleh banjir adalah (a) krisis air minum, (b) penyebaran penyakit bawaan air, (c) langkanya hasil pertanian, (d) tanaman/pepohonan yang tidak dapat bertahan akan mati, dan (e) jalur transportasi khususnya jalur darat rusak (Alghani, 2011).
Dampak tersier/jangka panjang. Alghani (2011) menyatakan bahwa dampak tersier dari banjir adalah ekonomi. Kesulitan ekonomi karena kerusakan pemukiman yang terjadi akibat banjir; dalam sektor pariwisata, menurunnya minat wisatawan; biaya pembangunan kembali; kelangkaan makanan yang mendorong kenaikan harga.
Penanggulangan Banjir
Figure 1. Data bencana alam yang terjadi di Indonesia (Sumber: University catholique de Louvain, 2012).
Berdasarkan data yang ditampilkan dalam figur 1, bencana alam yang sering terjadi di Indoneisa adalah banjir yang sudah terjadi sebanyak 118 kali selama kurun waktu kurang lebih 30 tahun. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia perlu melakukan beberapa hal untuk menanggulangi banjir tersebut. Menurut Alghani (2011) tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk menanggulangi bencana banjir antara lain: (a) membuat lubang-lubang serapan air, (b) memperbanyak ruang terbuka hijau, dan (c) mengubah perilaku masyarakat agar tidak lagi menjadikan sungai sebagai tempat sampah raksasa.
Daftar Pustaka
Alghani, E. A. (9 Oktober, 2011). Pengertian, penyebab, dampak, dan cara menganggulang banjir [Web log post]. Diunduh dari http://ertizaaulialghani.blogspot.com/2011/10/pengertian-penyebab-dampak-dan-cara.html
Flood. (2012). Oxford’s online dictionary. Diunduh dari http://oxforddictionaries.com/definition/english/flood
Rahayu, Y. L., Nurseha, S. M., Permatasari, I., Wilarko, G., Putri, I. E., & Ramadhan, R. W. (5 Desember, 2008). Bencana banjir [Web log post]. Diunduh dari http://9hkelompokbanjir.blogspot.com/
University catholique de Louvain. (2012). Indonesia: Disaster statistics. Diunduh dari http://www.waikato.ac.nz/library/study/guides/apa_ex.shtml
Widya, N. (1 November, 2011). Dampak dan penyebab banjir di Jakarta [Web log post]. Diunduh dari http://nengah-widya.blogspot.com/2011/11/dampak-dan-penyebab-banjir-di-jakarta.html
24 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar