Pada dasarnya
manusia di dunia ingin memiliki hubungan yang intim dengan orang lain. Namun,
arti hubungan intim bagi setiap manusia itu memiliki pengertian yang
berbeda-beda. Ada yang menjalani sebuah hubungan yang intim untuk bersenang-senang
saja, atau misalnya hanya untuk memenuhi kepuasan seksual seseorang. Ada juga yang
menjalani hubungan intim hanya karena ingin dijemput pasangannya dengan membawa kendaraan pribadi
atau memanfaatkan pasangannya hanya untuk memenuhi kebutuhan dirinya. Hubungan yang
berdasarkan kepuasan atau kebutuhan sepihak sudah sering terdengar, biasa
terjadi dan tidak selalu bertahan lama, karena hubungan yang berhasil
membutuhkan dua orang yang saling memenuhi kebutuhan pasangannya. Tetapi, ada hal
yang luar biasa dan tidak banyak terjadi adalah hubungan interracial, hubungan intim yang berbeda ras, suku dan agama.
Hubungan interracial bisa mempengaruhi suatu pasangan,
mulai dari bedanya budaya
pasangan yang satu dengan pasangan yang lain, atau bedanya ras maupun agama. Dalam menjalani hubungan
dengan berbeda ras, suku atau agama, hendaknya masing-masing individu bisa
saling memahami perbedaan
yang ada di dalam keluarganya masing-masing. Kedua belah pihak harus menetapkan komitmen untuk
mempertahankan hubungan yang mereka jalani. Harus ada penerimaan dan toleransi, karena sebenarnya perbedaan
itu indah dan akan lebih indah bila keduanya bisa mempertahankan komitmen yang
sudah ditetapkan sedari awal untuk menghindari masalah yang besar kemungkinan
terjadi, tetapi dapat juga dihindari. Belum lagi jika perbedaan yang ada bukan
hanya budaya, tetapi agama.
Saya ingat satu
kalimat dari seorang yang sangat saya kagumi, kurang lebih begini “Seiman
memang lebih aman, tapi belum tentu lebih baik”. Kata-kata itu membuat saya
berpikir mengenai hubungan yang intim tidak selalu harus sama ras, suku, maupun
agamanya. Belum tentu satu ras, suku atau agama dapat menjamin kelanggengan
hubungan sebuah pasangan. Biasanya perbedaan ras dan agama menjadi halangan dalam
menjalin sebuah hubungan. Padahal menurut saya, tidak ada yang dapat
menghalangi kedua manusia yang ingin bersatu, walaupun ada perbedaan yang sangat
besar diantara keduanya. Memang hal ini tidak semudah itu dijalankan, tentu harus
ada penerimaan dan toleransi yang besar dalam prosesnya, bukan hanya dari pasangan,
juga dari keluarga masing-masing pihak. Mungkin akan ada batu-batu sandungan,
bahkan pengorbanan. Apalagi jika tujuannya adalah untuk mencapai pernikahan, sekali
seumur hidup dengan orang yang sudah menjadi pilihannya.
25 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar