Mari kita lanjutkan pembahasan mengenai
hubungan “SEX”
Katanya berhubungan seks itu menyenangkan….
Apa iya?
Katanya berhubungan seks itu memuaskan….
Apa iya?
Hmm….
Kalau menyenangkan… Mungkin tergantung
situasi dan kondisi. Jika sama-sama suka mungkin akan menyenangkan, tapi jika
ada unsur paksaan dari salah satu pihak… tentunya akan menjadi sangat tidak
menyenangkan.
Kalau memuaskan… Mungkin tidak setiap
hubungan seksual itu selalu memuaskan. Walaupun hubungan seksual itu dilakukan
atas dasar suka sama suka belum tentu kedua pihak akan merasa puas. Mengapa
demikian? Karena mungkin ada saja beberapa orang yang mengalami kelainan disfungsi
seksual sehingga tidak dapat menikmati hubungan seksual tersebut.
Kelainan disfungsi seksual tersebut bisa berasal
dari faktor psikologis maupun fisiologis seseorang. Kelainan disfungsi seksual
yang berasal dari psikologis ini biasanya berhubungan dengan pola pikir ataupun
perasaan seseorang terhadap pasangannya. Sebagai contoh, mungkin ada seseorang
yang merasa tidak puas saat berhubungan seksual dengan istrinya, akan tetapi
saat berhubungan seksual dengan wanita lain justru ia dapat merasakan kepuasan.
Kedengaran aneh memang… tapi ada yang benar-benar mengalami hal seperti itu.
Yah… mungkin karena ada masalah antara dirinya dengan sang istri sehingga
kepuasan atas hubungannya tersebut tidak tercapai.
Lalu bagaimana dengan kelainan disfungsi
seksual yang berasal dari fisiologis? Nah, kasus-kasus seperti ini yang mungkin
lebih umum diketahui. Kelainan-kelainan ini bisa disebabkan oleh faktor usia,
keterbatasan fisik, penggunaan obat-obatan, rokok, alkohol dan lainnya. Sebenarnya
berbagai kelainan disfungsi seksual ini dapat terjadi baik pada laki-laki
maupun perempuan. Kelainan-kelainan ini sesuai dengan fungsi seksualnya
masing-masing. Misalnya pada laki-laki yaitu tidak mampu ereksi, sedangkan pada
perempuan tidak ada lubrikasi.
Laki-laki dan perempuan masing-masing
memiliki masalahnya sendiri-sendiri.
Tidak ada yang lebih baik dari masing-masing tersebut karena yang
namanya kelainan itu memang tidak pernah ada yang baik. Mungkin jika
diperhatikan lebih jauh, sebenarnya perempuan memiliki lebih banyak kemungkinan
untuk mengalami kelainan disfungsi seksual. Yang paling sering diketahui adalah
bahwa katanya… cukup banyak perempuan yang tidak mencapai orgasm saat melakukan
hubungan seksual. Tidak sedikit dari mereka yang berpura-pura orgasm untuk
menyenangkan pasangannya. Orgasm itu adalah saat seseorang mencapai titik
klimaks dan merasakan kepuasan sebagai hasil dari berhubungan seksual.
Meskipun demikian, tapi pada umumnya yang
lebih sering melaporkan adanya kelainan disfungsi seksual adalah laki-laki
daripada perempuan. Biasanya, hal ini sering dihubungkan dengan maskulinitas
dari seorang laki-laki karena laki-laki yang tidak mampu melakukan hubungan
seksual katanya… dianggap kurang maskulin. Sedangkan pada perempuan, hal ini
terkadang tidak terlalu dianggap sebagai masalah serius. Meskipun pada dasarnya
siapapun tentu tidak ingin ada kelainan apapun di dalam tubuh mereka.
Terkadang seseorang melakukan hubungan
seksual dengan alasan-alasan tertentu. Alasan terburuk dari berhubungan seksual
adalah jika hubungan tersebut dilakukan hanya karena ingin mempunyai anak. Hal
ini akan sangat merusak hubungan Anda dengan pasangan jika ternyata salah satu
dari Anda berdua memiliki kelainan disfungsi seksual sehingga tidak bisa
membuahkan hasil. Jadi, janganlah melakukan hubungan seksual hanya karena
hal-hal yang belum tentu dapat terjadi. Berhubungan
seksual itu harusnya dilandasi keperluan bersama untuk mencapai kebahagiaan
bersama. Jadi berhubungan seksual yang paling baik adalah hubungan yang
ditujukan untuk mencapai kepuasan bersama bukan untuk kesenangan sepihak.
Cobalah untuk lebih sensitif terhadap pasangan Anda untuk mengetahui apa yang
sedang terjadi padanya dan pahami apa menjadi kebutuhannya.
6 Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar