Kamis, 10 Oktober 2013

Belajar "kepo", cari informasi sebanyak-banyaknya (Winne Wijaya)

Ilmu psikologi dapat diterapkan dalam berbagai bidang, salah satunya adalah dalam bidang industri dan organisasi. Pada kelas teknik wawancara pada tanggal 2 Oktober 2013 yang lalu, dosen kami menghadirkan tiga orang praktisi dalam bidang industri dan organisasi. Dalam bidang industri dan organisasi atau biasa disebut PIO (Psikologi Industri dan Organisasi), ilmu psikologi dapat diterapkan pada bagian HRD (Human Relation Development). Salah satu tugas dari HRD adalah perekrutan karyawan baru. Tidak hanya perekrutan, tugas dari seorang HRD adalah menempatkan calon karyawan pada posisi yang tepat, sesuai dengan bakat dan minatnya agar hasil kerjanya efektif. Untuk dapat menempatkan calon karyawan pada posisi dan jabatan yang sesuai, kita sebagai pewawancara harus memiliki beberapa keterampilan dan pengetahuan, yang tentu saja tidak terbatas pada bidang psikologi. Misalnya,  jika kita sedang mencari staff accounting, seharusnya kita mengetahui kemampuan dan keterampilan apa saja yang harus dimiliki oleh kandidat yang akan mengisi jabatan ini. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai pewawancara untuk mencari tahu, atau yang  salah satu praktisi PIO yang datang kemarin sebut dengan “kepo”. Kepo dalam hal ini berarti kita sebagai pewawancara harus mencari tahu mengenai keterampilan dan kemampuan apa yang dibutuhkan oleh setiap jabatan, bukan hanya pada jabatan level bawah, namun juga jabatan level atas seperti manager atau direktur.

Tugas dari seorang HRD yang akan merekrut karyawan baru adalah menggali informasi, sehingga keterampilan, kemampuan, dan kepribadian kandidat dapat diketahui. Informasi-informasi ini akan digunakan sebagai prediktor keefektifan kandidat dalam melakukan pekerjaannya. Pewawancara juga harus mengetahui kelebihan dan kekurangan kandidat. Salah satu kesulitan yang dihadapi adalah kandidat berbohong atau menutupi kekurangannya, baik secara sadar maupun tidak sadar. Jika kandidat dapat menceritakan kekurangannya secara “blak-blak-an”, mungkin dapat mempermudah kerja seorang pewawancara. Namun, kenyataannya tidak demikian. Salah satu teknik yang digunakan agar pewawancara dapat menggali informasi adalah menciptakan suasana yang relax bagi kandidat. Suasana yang relax akan membuat kandidat merasa nyaman dengan pewawancara sehingga dapat mengatakan hal yang jujur dan terbuka.

Merekrut karyawan memang tidak semudah kedengarannya. Merekrut seorang karyawan tidak hanya menempatkannya pada jabatan yang pas, namun berarti  juga kita bertanggungjawab kepada perusahaan dan juga pada dirinya. Perusahaan yang sudah mengeluarkan sejumlah uang untuk gaji, tentu menginginkan hasil yang terbaik. Karyawan pun harus tetap dibina agar hasil kerjanya maksimal, dan mendapatkan penghargaan yang sesuai. Untuk dapat mencapai hal tersebut, merupakan tugas HRD pada saat merekrut karyawan baru.
 
6 Oktober 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar