Rabu, 30 Oktober 2013

Sexual Transmitted Infections (STI) (Celviana)

      Hallo temans, setelah sekian lama saya akhirnya aktif lagi di blog. Hari ini saya akan membahas tentang salah satu topic yang menurut saya sangat menarik dan perlu diketahui oleh semua orang yaitu berbagai infeksi menular seksual atau biasanyanya disebut sebagai Sexual transmitted infections (STI). STI adalah sebuah hal yang masih dianggap tabu untuk dibahas di Indonesia padahal menurut saya, hal tersebut sangat penting untuk kita ketahui agar tidak terjerumus dalam perilaku seksual yang tidak sehat dan juga sebagai pegangan kita untuk mencegah penyakit menular seksual. Orang yang terkena penyakit infeksi atau STI biasanya akan dilabel jelek oleh kalangan masyarakat karena dianggap melakukan hubungan seksual bebas atau bergonta-ganti pasangan. Terutama disini stereotype bagi wanita biasanya tidak dapat dihindari dan biasanya wanita yang terinfeksi oleh STI akan dinilai masyarakat sebagai perempuan “tidak benar” atau pekerja seks komersial.
     Menurut saya, labeling semacam itu harus dihilangkan karena tidak semua orang yang terinfeksi STI adalah melakukan hubungan seksual bebas atau kotor karena tahukah anda bahwa ada beberapa penyakit menular seksual yang dapat ditularkan tanpa melakukan hubungan seksual? Disini saya akan menjelaskan beberapa jenis STI menular yang berbahaya tanpa kontak seksual yaitu salah satunya adalah  scabies. Scabies adalah infeksi ektoparasit pada kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes Scabiei.  Tungau ini biasanya dapat bertahan selama 48 jam di atas sprei dan pakaian yang tidak dapat dilihat manusia dengan mata telanjang. Penyakit scabies ini menular ketika ada sentuhan yang terjadi baik ketika melakukan hubungan seksual maupun tidak dan selain itu scabies juga dapat menimbulkan ruam dan gatal yang intens.
     Kemudian infeksi menular lainnya tanpa melakukan hubungan seksual yaitu ada yang disebut Pubic Lice. Public lice ini merupakan parasit yang bermula dari kutu yang sangat kecil, serangga tidak bersayap yang dapat menempelkan dirinya sendiri di rambut pubik dengan cakar mereka dan akan menimbulkan  rasa gatal yang luar biasa pada si penderita. Bukan hanya itu saja, penyebaran kutu ini biasanya sangat cepat karena betinanya akan menempelkan telur mereka ke sisi dari rambut pubik. Telurnya akan menetas dalam waktu 7 sampai 9 hari, dan bayi yang baru lahir dapat bereproduksi dalam waktu 17 hari. Dengerin saja menyeramkan yah? *jangan dibayangin yah*

    Setelah mengetahui jenis penyakit menular, disini saya akan membagikan tips buat mencegah STI nhi.. Salah satu cara untuk mencegah STI yang paling penting adalah dengan menjaga kesehatan dan alat kelamin. Bagi para wanita terutama harus menjaga kebersihan serta menggunakan pakaian dalam yang bersih dengan bahan yang gampang menyerap keringat. Kemudian sprei, pakaian dan handuk yang dipakai sehari-hari juga harus bersih. Merendam pakaian dengan menggunakan air panas juga dapat membunuh kuman bakteri, dan tentunya adalah melakukan safe sex yaitu setia dengan pasangan anda yang bersih dari STI dan tidak bergonta-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual. Pokoknya intinya terakhir yang paling penting menurut saya adalah mencegah dari pada mengobati. 

30 Oktober 2013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar