Kamis, 10 Oktober 2013

Seks --> Baik / Buruk? (Kusbandiyah Chendrawati)



Masih bicara soal “SEX”…
 
Sebenarnya kenapa sih di dunia banyak sekali terjadi yang namanya “free-sex”? Apa salah jika seseorang memiliki rasa ingin tahu ataupun ingin mencoba yang namanya seks? Lalu bagaimana cara agar hubungan seks itu benar dan tepat untuk dilakukan?
Hmm….
Sebenarnya seks itu bukanlah suatu hal yang salah untuk dilakukan jika dilakukan dengan alasan dan pada saat yang tepat. Maksudnya adalah seks yang dilakukan atas dasar keinginan bersama (bukan unsur paksaan) untuk mencapai kebahagiaan bersama dan dilakukan di saat yang tepat misalnya setelah ada ikatan pernikahan. Mengapa demikian? Karena pada dasarnya, seks itu merupakan salah satu dasar kebutuhan setiap orang. Jadi, seks itu adalah hak bagi setiap orang, tentunya jika ada hak pasti ada kewajiban. Kewajibannya adalah untuk bertanggung jawab atas apa yang dihasilkan dari hubungan seks tersebut, termasuk dampak dan konsekuensinya di kemudian hari. Apalagi jika seks tersebut dilakukan di luar ikatan suami istri atau yang biasa dikenal dengan sebutan “free-sex” atau seks bebas, tentunya akan lebih banyak hal yang menjadi tanggung jawab bagi para pelakunya.
Jika dari hubungan seks tersebut kemudian berbuah menjadi janin dalam kandungan seorang perempuan, seharusnya hal ini menjadi tanggung jawab kedua pihak baik laki-laki maupun perempuan untuk merawat janin tersebut hingga lahir ke dunia bahkan hingga anak tersebut tumbuh dewasa. Seharusnya jika berani berbuat harus berani bertanggung jawab juga. Tapi, pada kenyataannya cukup banyak “orang tua” yang tidak bertanggung jawab akan janin dalam kandungannya tersebut. Mereka tega membunuh janin dalam kandungannya hanya karena merasa malu sebab hamil di luar nikah. Ingatlah bahwa setiap makhluk memiliki kesempatan yang sama untuk hidup. Mereka tidak pernah minta untuk dilahirkan dan mereka juga bahkan tidak pernah bisa memilih akan hidup di janin perempuan yang mana. Hanya karena kesalahan kedua “orang tua”-nya sehingga ia ada di dunia ini dan harus menanggung akibat yang bukan berasal dari kesalahannya sendiri.
Hal ini yang biasa dikenal dengan kata “aborsi”. Pembunuhan secara paksa janin dalam kandungan seorang perempuan. Jika saja kalian tahu bagaimana rasa sakitnya saat kedatangan kalian di dunia ini tidak diharapkan, bahkan dipaksa untuk meninggalkan dunia ini secepat mungkin saat kehadiranmu baru saja diketahui tanpa adanya pilihan lain. Betapa malangnya nasib janin-janin tidak berdosa itu karena harus menanggung semua hal buruk yang bukan kemauannya. Tapi… terkadang yang namanya takdir, jika harus terjadi mungkin memang tidak ada yang dapat merubahnya baik dengan teknologi secanggih apapun. Ada beberapa anak yang tetap lahir ke dunia setelah berkali-kali sang “ibu” mencoba untuk membunuhnya dengan berbagai cara. Tapi sayangnya meskipun tetap hidup dan berhasil lahir ke dunia, ada anak yang lahir dengan bagian tubuh tidak sempurna hanya karena saat di kandungan, sang “ibu” mencoba membunuhnya dengan obat-obatan maupun peralatan-peralatan medis lainnya. Jika sudah begitu, tentunya anak tersebutlah yang harus menanggung penderitaan atas keterbatasannya tersebut seumur hidup.
Rasanya sungguh tidak adil jika anak-anak tidak berdosa tersebut yang menjadi korban. Oleh sebab itu, coba pikirkanlah baik-baik sebelum melakukan hubungan seks. Pikirkan dampak berkepanjangannya di kemudian hari dan apakah Anda sudah benar-benar siap menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi nantinya. Jangan sampai menyesal di kemudian hari karena setiap penyesalan itu tidak akan pernah dapat mengubah keadaan yang terlanjur terjadi.
Bagi orang tua, alangkah baiknya jika dapat memberikan pendidikan mengenai seks sedini mungkin. Pilihlah kata-kata yang terbaik untuk menjelaskan mengenai hubungan seks yang baik dan benar, serta jangan lupa ceritakan dampak dari hubungan seks di luar nikah. Jangan sampai anak remaja Anda akan terjerumus dalam seks bebas. Jadi, sebaiknya jelaskan secara rinci hal-hal yang memang perlu diketahui oleh anak remaja sehingga dapat mengurangi rasa ingin tahu mereka. Sebaiknya hindari kata “tidak boleh”, “jangan” ataupun kata “dilarang” berhubungan seks di luar nikah.  Sebab pada dasarnya jika seseorang semakin dilarang maka ia semakin ingin tahu dan mencobanya. Jangan marah jika anak Anda bertanya segala sesuatu yang berhubungan dengan seks, cukup jelaskan saja apa yang ingin mereka ketahui dengan kata-kata halus yang tepat. Jika Anda tidak mau menjelaskan rasa ingin tahu mereka maka jangan salahkan mereka jika pada akhirnya mereka mencari tahu dengan caranya sendiri dan akhirnya berdampak negatif.
So…. Sesungguhnya tidak ada satupun hal yang baik maupun buruk, hanya tergantung bagaimana kita menanggapinya. Sama halnya seperti hubungan seks, tidak selalu buruk tetapi bisa jadi suatu yang baik juga. Intinya… setiap ada sebab pasti ada akibat, jadi untuk menghindari akibat buruk di kemudian hari maka janganlah mulai membuat sebab yang buruk juga di awalnya :-) 

5 Oktober 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar