Pada hari rabu tanggal 2 Oktober 2013
kemarin, kelas teknik wawancara kami kedatangan 3 orang spesial. Siapakah
mereka? Mereka adalah para HRD yang berasal dari latar belakang pekerjaan yang
berbeda-beda. HRD pertama ialah HRD di salah satu perusahaan bakery ternama, Breadlife. Siapa yang
tidak kenal dengan breadlife? Tentu semua sudah mengenalnya bukan? Kemudian,
HRD kedua yang tidak kalah spesialnya
ialah HRD dari salah satu perusahaan kelapa sawit. Perusahaan kelapa sawit merupakan
salah satu perusahaan yang bergerak dibidang agriculture, yang sangat menjanjikan di Indonesia saat ini. Serta
yang ketiga ialah HRD dari PT Dima Indonesia. Perusahaan mapan yang bergerak
dalam industri minuman, diantaranya Guinness, Pokka, Smirnoff dan masih banyak
lagi.
Kedatangan 3 orang spesial ini secara cuma-cuma. Mereka menyempatkan diri untuk datang demi membagi pengalaman
dan pengetahuan mereka sebagai HRD sesuai dengan latar belakang perusahaan
masing-masing.
Salah satu tugas HRD yang penting ialah
melakukan wawancara baik dalam kegiatan seleksi, rekrutmen maupun counseling
pegawai. Ketiga orang spesial tersebut membagikan trik-trik dalam melakukan
wawancara yang baik. HRD pertama sebut saja Bapak J, menjelaskan
langkah-langkah untuk melakukan wawancara yang baik. Langkah pertama, pewawancara perlu memiliki pengetahuan seputar
topik wawancara. Contohnya saja, Bapak J sebagai HRD diperusahaan roti dimana
ia harus tahu mengenai cara-cara pembuatan toping, cara mengaduk adonan, cara
memanggang roti, cara melakukan packaging
roti tersebut, dll. Nah, pengetahuan ini sangat berguna untuk mencari dan menyeleksi
pekerja nantinya. Bapak J harus tahu tentang cara membuat toping yang baik agar
ketika menyeleksi pegawai untuk divisi pembuatan toping, ia bisa membedakan
mana pegawai yang kompeten dibidang toping dan yang tidak. Langkah kedua, menetapkan kualifikasi apa saja yang dibutuhkan.
Misal, harus memiliki pengalaman kerja minimal 2 tahun, pernah bekerja dibidang
bakery sebelumnya, dll. Hal ketiga
yang tidak kalah pentingnya dalam wawancara ialah observasi. Sebagai seorang
yang pernah mempelajari ilmu psikologi, tentu sedikit pernah memiliki
pengetahuan mengenai cara duduk, cara berbicara, cara berjalan dan sebagainya.
Nah, pengetahuan tersebut penting untuk digabungkan dengan hasil wawancara dan
sangat berguna untuk memprediksi performa
kerja karyawan nantinya.
HRD kedua dari perusahaan kelapa sawit
sebut saja Bapak E. Beliau mengatakan bahwa untuk melakukan wawancara yang
baik, kita harus menjadi orang yang kepo
terlebih dahulu! Lhoo lhoo kok kepo?
Kepo disini maksudnya ialah miliki rasa ingin tahu yang besar dan cari
tahu lah mengenai banyak hal. Sebagai seorang HRD, beliau harus melakukan
rekrutmen dan seleksi beragam pekerja untuk divisi dan jabatan yang
berbeda-beda. Ada pekerja yang melamar dibidang accounting, marketing, pekerja
lapangan, admin, manager, staf dll. Prinsip ini hampir sama dengan prinsip yang
diajarkan Bapak J. HRD perlu memiliki pengetahuan agar sangat wawancara tidak
hanya menanyakan hal-hal dasar. Jika hanya hal-hal dasar seperti apakah
kelebihan dan kekurangan Anda, apa prinsip hidup Anda, maka kompetensi yang
diperlukan tidak bisa tergali.
Nah, selain itu hal penting
yang harus diketahui pewawancara adalah pengetahuan
akan budaya. Contoh, jika mewawancarai calon pekerja orang medan tentu
berbeda dengan wawancara dengan orang jawa.
Di medan, orang-orang identik berbicara dengan nada tinggi karna memang
turun temurun ciri khasnya seperti itu sedangkan di jawa identik berbicara
dengan nada lembut. Kita tidak bisa mengatakan bahwa orang yang kita wawancarai
itu bakal jadi pegawai yang kasar, seenaknya, hanya karena nada suaranya tinggi
(orang medan). Kita tidak bisa membandingkan “oh yang baik itu si A karena nada
bicaranya lemah lembut (orang jawa) dibanding B (orang medan)”.
HRD ketiga, sebut saja
Bapak D. Bapak D membagikan trik jitu sekaligus unik buat saya. Kenapa jitu?
karna trik ini seringkali tidak disadari oleh kebanyakan orang termasuk saya sebelumnya,
tetapi trik ini sangat memberikan pengaruh lhoo... Dalam melakukan wawancara,
ada dua area yang ingin diketahui. Yang pertama adalah area yang berhubungan
dengan kesadaran (conscious) dan area yang kedua berhubungan dengan ketidaksadaran (unconscious). Area yang
paling penting untuk diketahui terutama oleh kita yang mempelajari ilmu
psikologi adalah area ketidaksadaran (unconscious) seseorang. Kenapa bukan area kesadaran
(conscious) saja? Karna tidak bisa
dipungkiri bahwa hampir semua orang akan melakukan faking good terhadap
hal-hal yang disadarinya saat diwawancara.
Area ketidaksadaran
(unconscious) cukup sulit untuk diketahui karena unconscious merupakan area
yang sangat luas, tidak terlihat, tersembunyi dan tidak disadari. Namun
merupakan hal yang didalamnya terkandung dorongan-dorongan, instink, kebutuhan
dan tekanan yang sangat bernilai dalam pembentukan diri seseorang. Lalu,
bagaimana caranya agar kita bisa tahu hal-hal yang berkaitan dengan unconscious seseorang? Penasaran?
Caranya
adalah buatlah seseorang merasa relax. Relax bukan dalam artian terlelap
diruangan seperti hipnosis begitu hahaa.. Relax disini adalah buatlah seseorang
merasa sangat nyaman saat bersama dengan Anda. Sapa mereka dengan ramah,
persilahkan duduk, tawari minuman, mulailah mengobrol dengan hal-hal ringan dan
menyenangkan. Saat mereka sudah merasa nyaman dan membangun trust dengan Anda, mereka akan lebih
banyak bercerita, menjawab pertanyaan Anda dan bersikap lebih apa adanya. Pada
saat bercerita, pasti secara tidak sadar ada kata-kata, sikap, perilaku terselip
yang datang dari ketidaksadaraannya. Prinsip ini sebenarnya mirip dengan
hypnosis dimana saat seseorang berada ditahap relax, mereka akan bisa
mengeksplorasi alam ketidaksadarannya. Setelah mereka sudah relax, barulah
berikan pertanyaan-pertanyaan penting untuk menggali apa yang ingin dicari.
8 Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar