Kamis, 10 Oktober 2013

Ingin handal dalam melakukan wawancara? check it out! (Maya Puspita)

     Pada hari rabu tanggal 2 Oktober 2013 kemarin, kelas teknik wawancara kami kedatangan 3 orang spesial. Siapakah mereka? Mereka adalah para HRD yang berasal dari latar belakang pekerjaan yang berbeda-beda. HRD pertama ialah HRD di salah satu perusahaan bakery ternama, Breadlife. Siapa yang tidak kenal dengan breadlife? Tentu semua sudah mengenalnya bukan? Kemudian, HRD kedua  yang tidak kalah spesialnya ialah HRD dari salah satu perusahaan kelapa sawit. Perusahaan kelapa sawit merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang agriculture, yang sangat menjanjikan di Indonesia saat ini. Serta yang ketiga ialah HRD dari PT Dima Indonesia. Perusahaan mapan yang bergerak dalam industri minuman, diantaranya Guinness, Pokka, Smirnoff dan masih banyak lagi.
     Kedatangan 3 orang spesial ini secara cuma-cuma. Mereka menyempatkan diri untuk datang demi membagi pengalaman dan pengetahuan mereka sebagai HRD sesuai dengan latar belakang perusahaan masing-masing.
    Salah satu tugas HRD yang penting ialah melakukan wawancara baik dalam kegiatan seleksi, rekrutmen maupun counseling pegawai. Ketiga orang spesial tersebut membagikan trik-trik dalam melakukan wawancara yang baik. HRD pertama sebut saja Bapak J, menjelaskan langkah-langkah untuk melakukan wawancara yang baik. Langkah pertama, pewawancara perlu memiliki pengetahuan seputar topik wawancara. Contohnya saja, Bapak J sebagai HRD diperusahaan roti dimana ia harus tahu mengenai cara-cara pembuatan toping, cara mengaduk adonan, cara memanggang roti, cara melakukan packaging roti tersebut, dll. Nah, pengetahuan ini sangat berguna untuk mencari dan menyeleksi pekerja nantinya. Bapak J harus tahu tentang cara membuat toping yang baik agar ketika menyeleksi pegawai untuk divisi pembuatan toping, ia bisa membedakan mana pegawai yang kompeten dibidang toping dan yang tidak. Langkah kedua, menetapkan kualifikasi apa saja yang dibutuhkan. Misal, harus memiliki pengalaman kerja minimal 2 tahun, pernah bekerja dibidang bakery sebelumnya, dll. Hal ketiga yang tidak kalah pentingnya dalam wawancara ialah observasi. Sebagai seorang yang pernah mempelajari ilmu psikologi, tentu sedikit pernah memiliki pengetahuan mengenai cara duduk, cara berbicara, cara berjalan dan sebagainya. Nah, pengetahuan tersebut penting untuk digabungkan dengan hasil wawancara dan sangat berguna untuk memprediksi performa kerja karyawan nantinya.
     HRD kedua dari perusahaan kelapa sawit sebut saja Bapak E. Beliau mengatakan bahwa untuk melakukan wawancara yang baik, kita harus menjadi orang yang kepo terlebih dahulu! Lhoo lhoo kok kepo? Kepo disini maksudnya ialah miliki rasa ingin tahu yang besar dan cari tahu lah mengenai banyak hal. Sebagai seorang HRD, beliau harus melakukan rekrutmen dan seleksi beragam pekerja untuk divisi dan jabatan yang berbeda-beda. Ada pekerja yang melamar dibidang accounting, marketing, pekerja lapangan, admin, manager, staf dll. Prinsip ini hampir sama dengan prinsip yang diajarkan Bapak J. HRD perlu memiliki pengetahuan agar sangat wawancara tidak hanya menanyakan hal-hal dasar. Jika hanya hal-hal dasar seperti apakah kelebihan dan kekurangan Anda, apa prinsip hidup Anda, maka kompetensi yang diperlukan tidak bisa tergali.
     Nah, selain itu hal penting yang harus diketahui pewawancara adalah pengetahuan akan budaya. Contoh, jika mewawancarai calon pekerja orang medan tentu berbeda dengan wawancara dengan orang jawa.  Di medan, orang-orang identik berbicara dengan nada tinggi karna memang turun temurun ciri khasnya seperti itu sedangkan di jawa identik berbicara dengan nada lembut. Kita tidak bisa mengatakan bahwa orang yang kita wawancarai itu bakal jadi pegawai yang kasar, seenaknya, hanya karena nada suaranya tinggi (orang medan). Kita tidak bisa membandingkan “oh yang baik itu si A karena nada bicaranya lemah lembut (orang jawa) dibanding B (orang medan)”.
     HRD ketiga, sebut saja Bapak D. Bapak D membagikan trik jitu sekaligus unik buat saya. Kenapa jitu? karna trik ini seringkali tidak disadari oleh kebanyakan orang termasuk saya sebelumnya, tetapi trik ini sangat memberikan pengaruh lhoo... Dalam melakukan wawancara, ada dua area yang ingin diketahui. Yang pertama adalah area yang berhubungan dengan kesadaran (conscious) dan area yang kedua berhubungan dengan ketidaksadaran (unconscious). Area yang paling penting untuk diketahui terutama oleh kita yang mempelajari ilmu psikologi adalah area ketidaksadaran (unconscious) seseorang. Kenapa bukan area kesadaran (conscious) saja? Karna tidak bisa dipungkiri bahwa hampir semua orang akan melakukan faking good terhadap hal-hal yang disadarinya saat diwawancara.
     Area ketidaksadaran (unconscious) cukup sulit untuk diketahui karena unconscious merupakan area yang sangat luas, tidak terlihat, tersembunyi dan tidak disadari. Namun merupakan hal yang didalamnya terkandung dorongan-dorongan, instink, kebutuhan dan tekanan yang sangat bernilai dalam pembentukan diri seseorang. Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa tahu hal-hal yang berkaitan dengan unconscious seseorang? Penasaran?
      Caranya adalah buatlah seseorang merasa relax. Relax bukan dalam artian terlelap diruangan seperti hipnosis begitu hahaa.. Relax disini adalah buatlah seseorang merasa sangat nyaman saat bersama dengan Anda. Sapa mereka dengan ramah, persilahkan duduk, tawari minuman, mulailah mengobrol dengan hal-hal ringan dan menyenangkan. Saat mereka sudah merasa nyaman dan membangun trust dengan Anda, mereka akan lebih banyak bercerita, menjawab pertanyaan Anda dan bersikap lebih apa adanya. Pada saat bercerita, pasti secara tidak sadar ada kata-kata, sikap, perilaku terselip yang datang dari ketidaksadaraannya. Prinsip ini sebenarnya mirip dengan hypnosis dimana saat seseorang berada ditahap relax, mereka akan bisa mengeksplorasi alam ketidaksadarannya. Setelah mereka sudah relax, barulah berikan pertanyaan-pertanyaan penting untuk menggali apa yang ingin dicari. 
 
8 Oktober 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar