Dalam sebuah pernikahan, sering kali terjadi konflik karena berbagai faktor. Salah satunya adalah masalah dalam hubungan seksual. Mungkin untuk sebagian orang, masalah tersebut dianggap sebagai masalah yang kecil. Namun, ternyata sangat berpengaruh besar lho dalam sebuah pernikahan. Fakta di lapangan mengatakan bahwa tidak sedikit konflik dalam hubungan seksual dapat memicu konflik yang lebih besar lagi berkaitan dengan semua aspek yang ada. Mengapa demikian?
Sebuah studi mengatakan bahwa hubungan seksual itu berkaitan dengan kepuasan individu dalam sebuah pernikahan. Kepuasan dalam hubungan seksual merupakan salah satu fondasi dalam sebuah pernikahan. Apabila kepuasannya sudah terganggu, tentu saja akan berpengaruh pada semua aspek kehidupan yang ada dalam pernikahan. Masalah dalam hubungan seksual salah satunya terjadi karena ada perbedaan persepsi antara perempuan dengan laki-laki. Penelitian mengatakan bahwa dalam keadaan stress, perempuan cenderung tidak ingin melakukan hubungan seksual. Namun, bagi kaum pria, sebaliknya, dalam keadaan stress, laki-laki cenderung ingin melakukan hubungan seksual. Bila dihadapkan dengan situasi yang sama-sama stress, yang terjadi pada akhirnya adalah konflik. Apa solusinya?
Salah satu kunci untuk mengatasi konflik dalam hubungan seksual adalah komunikasi. Komunikasi merupakan salah satu cara manusia untuk berinteraksi satu sama lainnya. Sulit dibayangkan apabila manusia yang satu dengan yang lain tidak terjalin komunikasi. Manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial yang sangat membutuhkan komunikasi. Tidak ada komunikasi, berarti tidak ada kehidupan. Tidak ada kehidupan, berarti mati.
Apabila salah satu pasangan tidak ingin melakukan hubungan seksual atau malah sebaliknya, komunikasikan hal tersebut. Bicarakan baik-baik dan buat kesepakatan mengenai waktu yang tepat dalam berhubungan seksual. Setiap pasangan pasti memiliki keinginannya masing-masing, tetapi balik lagi kepada komitmen dalam pernikahan di mana dua orang manusia harus menjadi satu. Tidak akan berjalan selaras apabila dalam sebuah pernikahan, setiap pasangan mempertahankan egonya masing-masing. Alangkah lebih baik jika keputusan mengenai berhubungan seksual merupakan keputusan yang dibuat oleh kedua belah pihak.
30 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar