Rabu, 02 Oktober 2013

Abortion or Give the Birth? (Hanna Hadipranoto)


Beberapa waktu yang lalu salah satu teman saya bercerita yang sampai membuat saya cukup kaget. Cerita yang bagi saya cukup menggemparkan pikiran. Memang, teman saya ini bukan narasumber yang pertama, yang menjadi subyek dalam pembicaraan ini adalah temannya dari teman kantornya teman saya . Hmm.. sedikit rumit ya.. Tapi pada intinya adalah ceritanya.. Orang yang akan saya ceritakan adalah seorang siswi SMA. Saya tercengang ketika teman saya bercerita bahwa siswi tersebut telah melakukan aborsi sebanyak 3x. Lebih mencengangkan lagi, begitu aborsi, langsung berangkat sekolah.. Waw.. Sangat mencengangkan.. Melakukan hubungan seksual? Itu mah uda biasa.. Pergi clubbing? Uda seperti pergi ke mall kali.. Bahkan katanya kalau pergi clubbing dan bertemu dengan pria, dia yang mengajaknya untuk melakukan hubungan intim dahulu.. Sangkin terbiasanya dengan seks dan aborsi, dia sudah tidak malu lagi untuk mengakuinya.. Pernah suatu hari di sekolah dia berkata kepada salah satu temannya, “duh, pusing ni kepala gue, abis aborsi.” Meski kehidupannya seperti itu, tapi dia tidak menjual dirinya. Orangtuanya kaya raya. Berdasarkan cerita teman saya, keluarga dari anak itu memang kurang harmonis. Di rumah hanya ada 1 orang satpam dan pembantu, padahal rumahnya besar lho.. Jadi setiap anak tersebut pulang, tidak ada orangtuanya. Orangtuanya juga tidak jauh-jauh dari dunia malam, termasuk clubbing.
Saat mendengar cerita tersebut, dalam hati saya berkata, “perempuan itu apa engga punya rasa bersalah atau apa yah? Atau mungkin uda gak waras kali yah.. Sampe aborsi 3x di umurnya yang masih segitu”. Menurut saya, seks bukanlah untuk main-main, apalagi kehamilan. Janin yang dikandung telah memiliki kehidupan meskipun belum terbentuk secara utuh. Aborsi memang dapat dilakukan, tapi hanya untuk kasus-kasus tertentu, misalnya nyawa sang ibu terancam karena janin tersebut.
Jika seseorang sudah mengandung, dia harus bertanggungjawab, bukan malah dengan gampangnya melakukan aborsi. Berbagai alasan banyak dikemukakan untuk melegalkan aborsi yang dilakukan, seperti lelaki yang menghamili tidak bertanggungjawab, hamil di luar nikah, sudah terlalu memiliki banyak anak, dan sebagainya. Berdasarkan data yang dikutip dari http://www.aborsi.org, di Amerika alasan-alasan dilakukannya aborsi adalah (1) tidak ingin memiliki anak karena khawatir mengganggu karir, sekolah atau tanggung jawab lain (75%); (2) tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak (66%); (3) tidak ingin memiliki anak tanpa ayah (50%). Alasan lain yang sering dilontarkan adalah masih terlalu muda (terutama mereka yang hamil di luar nikah), aib keluarga, atau sudah memiliki banyak anak. Dalam situs tersebut juga dikemukakan bahwa wanita-wanita di Indonesia juga sering mengemukakan alasan-alasan tersebut.
Sebenarnya, jika Anda, para perempuan, khusunya yang belum menikah dan tidak ingin memiliki anak, cara yang paling tepat adalah dengan tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah. Bagi para pembaca yang sudah berkeluarga dan tidak ingin memiliki anak berlebihan, cobalah untuk menggunakan alat kontrasepsi. Sekarang ini banyak alat kontrsepsi yang sudah dijual umum, misalnya kondom. Dengan harga yang tidak terlalu mahal, kondom merupakan alat kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan. Selain itu, kondom juga dapat mencegah penularan penyakit melular seksual (PMS). Alat kontrasepsi lain seperti pil KB dan kontrasepsi lain untuk mencegah kehamilan juga dapat digunakan dengan dikonsultasikan kepada dokter. Nah para pembaca sekalian, sebaiknya berpikirlah dengan matang ketika akan melakukan aborsi. Pertimbangkanlah dengan baik, karena yang anda gugurkan adalah hasil perbuatan anda sendiri. Lebih baik mencegah kehamilan jika memang tidak menginginkannya.
Setelah membahas tentang aborsi, sekarang kita bahas sedikit tentang bagaimana orang yang hamil dan benar-benar ingin melahirkan bayi yang dikandungnya. Bagi para pasangan yang ingin memiliki anak, alangkah baiknya sebelum menikah melakukan tes kesehatan terlebih dahulu. Tes tersebut tidak hanya berlaku bagi wanita, namun juga bagi pria. Tes tersebut berguna untuk mengetahui apakah pasangan terinfeksi virus-virus tertentu seperti rubella yang dapat membahayakan janin. Tes juga dapat mengetahui apakah salah satu dari pasangan ada yang infertil. Gaya hidup sehat, tidak mengkonsumsi obat-obatan, minuman beralkohol, rokok, serta memperbanyak mengkonsumsi sayur dan buah-buahan sangat baik untuk mempersiapkan kehamilan. Selama proses kehamilan, kandungan juga perlu dijaga. Makan makanan yang bergizi dan sehat, rajin berolahraga serta secara rutin memeriksakan kandungan ke dokter sangat dianjurkan. Nah para pembaca, semua hal-hal yang dilakukan di atas, bahkan sebelum kehamilan sampai kelahiran sang bayi merupakan salah satu faktor penentu apakah bayi yang dilahirkan sehat atau tidak.
Jadi, apakah anda memilih aborsi, melahirkan bayi anda, atau memilih mempersiapkan kelahiran bayi anda dengan baik, semuanya adalah pilihan.

2 Oktober 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar