Pada
minggu ini kelas Perilaku Seksual mempelajari mengenai isu-isu seputar
kehamilan, kelahiran, kontrasepsi dan aborsi. Setelah kelompok selesai
mempresentasikan bahan yang telah dipersiapkan, diadakan lah sesi tanya
jawab. Perdebatan yang seru adalah mengenai bagaimana mengurangi free-sex. Apakah
dengan “Ya sudah, menikah saja agar dapat melakukan hubungan seks”.
Jawaban ini sangatlah buruk. Ci Tasya mengatakan bahwa alasan tersebut
adalah salah satu dari dua alasan terburuk untuk menikah. Iya, ternyata
memang hubungan seksual tersebut menyenangkan baginya. Kalau ternyata
akhirnya aktivitas seksual menghambar, langsung bercerai kah?
Alasan
terburuk lainnya adalah menikah untuk mendapatkan anak. Kalau ternyata
akhirnya pasangan tersebut tidak dapat memiliki anak? Menuduh bahwa
pasangannya yang “mandul”, padahal bisa saja dirinya yang infertil.
Kemudian, dimulailah pertengkaran-pertengkaran lainnya, dan diakhiri
dengan perceraian lalu cari pasangan lagi untuk mendapatkan anak.
Lalu bagaimana agar mengurangi free-sex? Sebenarnya untuk benar-benar menghilangkan free-sex dari muka bumi ini sulit sekali, bahkan di setiap daerah sangat mungkin ada pasangan yang melakukan free-sex, karena seks merupakan insting dasar manusia selain makan. Kalau ingin ditelusuri lagi, banyak orang melakukan free sex karena
coba-coba atau ingin tahu rasanya seks itu seperti apa sih. Untuk
menanggulanginya, dapat saja dengan keterbukaan orangtua. Tidak jarang
orangtua yang menghindar, menjelaskan dengan ambigu atau salah, maupun
marah dengan anaknya karena bertanya mengenai seks. Ada baiknya sebagai
orangtua menjelaskan kepada anak seperti apa sih hubungan seksual itu
tapi dengan cara yang benar. Kalau Ci Tasya bilang, setelah menstruasi
atau mimpi basah pertama, berikan sex education kepada anak Anda. Berikan film-nya, bukan film porno, tapi film yang seperti dari discovery channel. Hal
tersebut membuat anak tidak takut untuk bertanya kepada orangtua dan
lebih memahami tahap-tahap dalam melakukan hubungan seksual. Daripada
akhirnya anak bertanya kepada temannya yang sama-sama tidak tahu
apa-apa, nonton film porno yang kebanyakan menggambarkan secara salah
hubungan seksual yang sebenarnya. Lalu coba-coba deh.
Jadi berikanlah sex education sejak
dini agar anak sudah paham dan tidak ingin coba-coba karena sudah
diajari bahwa hubungan seksual yang benar itu seperti apa dan dilakukan
hanya dengan pasangan yang sudah menikah.
3 Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar