Kanker payudara
adalah salat satu penyakit yang sering muncul pada diri individu khususnya
perempuan pada usia dewasa. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk
menangani penyakit kanker payudara. Pengobatan dapat dilakukan dengan
menggunakan kemoterapi atau bahkan ada yang melalui jalan operasi. Operasi
dilakukan untuk mengangkat sel-sel kanker yang bersarang di payudara individu
tersebut. Tidak jarang operasi ini mengakibatkan individu khususnya perempuan
akan kehilangan payudara mereka .
Dampak dari
pengangkatan ini tentu saja memberikan efek yang sangat berat bagi penderita. Individu
khususnya perempuan akan merasa bahwa diri mereka telah kehilangan kodrat
sebagai perempuan. Perempuan akan kehilangan kepercayaan dirinya dan merasa
rendah diri. Mereka akan merasa bahwa dirinya tidak dapat lagi menjalani hidup
layaknya wanita normal. Banyak kasus yang menjelaskan bahwa setelah perempuan
menjalani operasi pengangkatan payudara, hormon-hormon yang ada di dalam tubuh
wanita tersebut juga mengalami perubahan. Ketidakstabilan hormon menjadi salah
satu efek yang dialami oleh perempuan yang menjalani operasi pengangkatan
payudara.
Kemajuan
teknologi membuat sebagian besar tenaga medis berusaha mencari jalan keluar
dari permasalah ini. Operasi pengangkatan payudara masih tetap menjadi salah
satu cara dalam pengobatan kanker payudara, namun yang lebih difokuskan oleh
para tenaga medis adalah tindakan yang di ambil setelah operasi pengangkatan
tersebut. Di era modern ini telah ditemukan cara untuk rekonstruksi payudara.
Rekonstruksi payudara ini tidak hanya dilakukan untuk mengembalikan bentuk
fisik perempuan sesuai dengan kodratnya namun juga memberikan pengaruh kepada
aspek psikologis perempuan tersebut.
Rekonstruksi
payudara dilakukan dengan mengambil jaringan dari bagian lain tubuh perempuan
tersebut. Misalnya jaringan yang diambil adalah dari bagian perut atau paha.
Jaringan tersebut nantinya akan dipindahkan ke bagian dada dan dibentuk
menyerupai payudara. Rekonstruksi payudara ini menggunakan jaringan yang
berasal dari dalam tubuh pasien sendiri dan bukan dari bahan sintetik.
Alasannya cukup sederhana karena jaringan yang berasal dari dalam tubuh pasien
sendiri akan lebih mudah beradaptasi dan diterima oleh jaringan-jaringan di
sekitar dada. Hal tersebut akan mencegah timbulnya komplikasi lain di dalam
tubuh pasien. Rekonstruksi payudara dilakukan dalam beberapa tahap dan
perkembangan tubuh pasien terus diperhatikan oleh tenaga ahli sampai dinyatakan
bahwa hormone telah stabil.
Rekonstruksi payudara bagi penderita yang menjalani operasi pengangkatan payudara dapat dikatakan seperti suatu harapan untuk bersemangat menjalani hidup. Dengan memperoleh bentuk fisik yang hampir menyerupai bentuk semula membuat perempuan dengan kanker payudara memiliki kepercayaan diri dalam menjalani hidup. Perempuan tersebut juga akan lebih berusaha untuk menerima keadaan tubuhnya dan tingkat depresi perempuan tersebut juga akan menurun.
30 Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar