Pada pertemuan yang lalu di kelas teknik
wawancara, dosen saya mengundang tiga orang praktisi yang bekerja pada bidang Psikologi
industri dan organisasi (PIO). PIO
merupakan salah satu cabang dari psikologi, yang mungkin cukup banyak orang
yang berminat. Psikolog dalam bidang PIO memiliki tugas untuk melakukan seleksi
terhadap karyawan yang akan bekerja di perusahaannya. Ketika melakukan seleksi
terhadap karyawan, sebagai HRD harus dapat mengetahui kriteria seperti apa yang
dibutuhkan untuk sebuah jabatan
tertentu. Jadi menjadi HRD tidak mudah, HRD harus belajar mengenai suatu
pelajaran untuk tujuan tertentu. Contohnya HRD yang bekerja di sebuah
perusahaan makanan. Jadi HRD harus mengetahui tahap-tahapan dalam pembuatan
makanan tersebut. Kemudian ketika mencari seorang karyawan, HRD memiliki
pengetahuan mengenai posisi apa yang akan diberikan pada orang tersebut.
Banyak hal yang mendukung seseorang untuk
bekerja sebagai HRD. Contohnya seperti besarnya gaji, tunjangannya, jabatan
yang akan ditempati, sampai pada lokasi perusahaan itu sendiri, yang mungkin
dekat untuk dituju. Kemudian selain harus mempelajari atau mempersiapkan
pengetahuan untuk melakukan wawancara, sebelumnya lebih baik jika mempelajari
CV dari pelamar kerja tersebut. Hal ini disebabkan agar kita tidak menanyakan
hal-hal yang membuang waktu dan sebenarnya jawaban tercantum dalam CV tersebut.
Sebaiknya kita melakukan “kepo” terhadap pelamar kerja tersebut. Kata orang
jadi “kepo” itu menyebalkan tapi tidak ada salahnya ketika kita melakukan
wawancara melakukan sikap “kepo” atau yang sering disebut mau tahu saja. Salah satu fungsi dari “kepo” ini berguna
untuk mengetahui potensi seseorang secara lebih mendalam.
Sebelum
melakukan sikap “mengkepo” terhadap seseorang. Lebih baik seorang HRD
dapat membuat suasana serileks mungkin bersama dengan pelamar kerja. Mengapa seperti
itu? Hal ini karena biasanya orang yang berada pada kondisi rileks akan lebih
jujur dibandingkan dengan seseorang yang dalam keadaan yang kaku. Contohnya
seperti seseorang yang sedang mabuk, ia akan mengeatakan hal yang jujur
mengenai dirinya. Selain itu dengan rileks membangun rapport juga penting. Ini agar pelamar kerja dapat merasa aman dan
bebas dalam menyampaikan informasi mengenai dirinya. Contohnya kita akan
mendapatkan informasi mengenai kelemahan dan kelebihan dirinya, yang dijawab
oleh pelamar kerja sendiri. Hal ini disebabkan secara tidak sadar pelamar kerja
akan terbawa suasana rileks tersebut dan tidak sadar bahwa itu merupakan
informasi penting bagi seorang HRD.
8 Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar