Kamis, 10 Oktober 2013

Gangguan Seksual dalam Hubungan Seksual (Hanna Hadipranoto)


Ingin punya penis yang besar, ingin punya penis yang panjang, ingin penis dapat tetap tegang dalam waktu yang lama, dan sebagainya. Yah, hal-hal demikian merupakan salah satu bagian dari kepuasan seksual. Beberapa orang ada yang bilang kalau penis milikinya tidak dapat menegang ketika melakukan hubungan seksual, yang artinya orang tersebut mengalami keadaan yang dimanakan impoten. Beberapa orang lainnya mungkin bilang baru sebentar melakukan intercourse, atau bahkan belum sampai intercourse penisnya sudah tidak menegang lagi. Ya, orang-orang tersbut mengalami keadaan yang dimanakan ejakulasi dini.

Ejakulasi dini maupun impoten merupakan gangguan-gangguan seksual yang sering dikeluhkan oleh para kaum pria. Lalu, bagaimana dengan wanita ? Hmm, gangguan seksual itu tidak pandang bulu. Gangguan seksual dapat terjadi pada pria maupun pada wanita, hanya jenisnya berbeda. Pada wanita ada gangguan yang disebut sebagai vaginismus, yaitu ketegangan pada otot-otot vagina pada saat penetrasi dilakukan. Pada wanita, salah satu gangguan yang lain adalah saat lubrikasi. Lubrikasi diperlukan sebagai cairan pelumas pada saat penis masuk ke dalam vagina. Namun, tidak dapat berlubrikasi maupun terus menerus lubrikasi dapat menjadi gangguan seksual pada wanita.

Gangguan-gangguan yang saya sebutkan hanya sebagian kecil dari gangguan-gangguan seksual yang ada. Perlu diketahui oleh pembaca, gangguan seksual berbeda dari penyakit seksual (PMS). Gangguan seksual tidak dapat menular atau ditularkan. Gangguan seksual dapat disebabkan oleh faktor psikologis seperti trauma atau bahkan faktor fisiologis seperti adanya penyakit (misalnya diabetes), usia lanjut, konsumsi alkohol, obat-obatan dan rokok. Pada pria dan wanita, tidak ada gangguan siapa yang lebih berat atau lebih ringan, lebih rentan terkena atau tidak. Hanya saja, kaum pria lebih sering mengeluhkan tentang masalah seksualnya. Masalah seksual menjadi sangat penting bagi kaum pria. Kaum pria merasa bahwa kepuasan seksual merupakan tanda kejantanan. Oleh sebab itu, seperti saya sebutkan di atas, kaum pria banyak yang mengeluh penisnya kurang besar, kurang panjang, tidak menegang lagi dalam waktu singkat, dan sebagainya. Sedangkan kaum wanita tidak demikian. Wanita tidak terlalu mengganggap serius masalah seksualnya. Bahkan, hanya sebagian kecil dari wanita yang dapat benar-benar mencapai orgasme ketika berhubungan seksual.

Gangguan seksual memang dapat mengurangi kualitas hubungan seksual dari pasangan. Oleh karena itu, bagi para pembaca yang mengalami gangguan seksual, sebaiknya dapat mengetahui penyebab dari gangguan seksual yang dialami, apakah gangguan tersebut dikarenakan faktor psikologis atau karena adanya faktor fisiologis. Dengan mengetahui penyebab utama dari gangguan yang dialami, dapat diberikan treatment yang sesuai pula untuk mengatasinya. Hal ini akan dapat meningkatkan kualitas hubungan seksual di antara pasangan. Kehidupan seksualpun akan jadi lebih menyenangkan dan memuaskan ketika tidak ada pihak yang mengalami gangguan seksual.

10 Oktober 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar