Rabu, 02 Oktober 2013

Stress = Worse Passion of Sex? (Nadya Puspita)

     Dalam hubungan dengan pasangan, khususnya pasangan menikah, tentunya diperlukan banyak aspek yang perlu dipenuhi untuk terus membangun dan mempertahankan rumah tangga. Mulai dari kebutuhan sehari-hari, seperti bahan makanan, peralatan rumah, dan berbagai macam keperluan untuk mempercantik fisik, sampai kebutuhan untuk saling memahami, dan kebutuhan seks. Saling memahami antar pasangan membutuhkan komunikasi dan kepercayaan. Namun, komunikasi kadang terhambat oleh kesibukan masing-masing yang menyebabkan stres dalam pekerjaan. Pikiran yang dipenuhi masalah pekerjaan dan tubuh yang lelah dengan aktivitas sehari-hari dapat mempengaruhi emosi. Manusia cenderung akan mudah marah dan malas untuk membicarakan hal-hal sederhana, seperti membicarakan bagaimana kegiatan dalam sehari. Seringkali sikap seperti itu apabila tidak cepat disadari akan meretakan kedekatan hubungan suami-istri. Selain itu, perbedaan pendapat atau pemahaman juga dapat menimbulkan keraguan satu sama lain yang berujung ketidak-percayaan dan keretakan hubungan. Keretakan hubungan dan berkurangnya intensitas berkomunikasi dapat menghalangi ketertarikan fisik secara seksual antar pasangan. 
     Di pertemuan keenam kelas psikologi perempuan, saya menonton sebuah talkshow yang memberikan gambaran bahwa stres dapat mempengaruhi gairah seks terhadap wanita maupun pria. Wanita cenderung kurang bergairah dalam melakukan hubungan seks. Namun sebaliknya, gairah seks terhadap pria semakin bertambah ketika stres melanda. Tetapi tidak semua wanita yang ketika stres, gairah seksualnya berkurang. Gairah seksual timbul tergantung dari hormon tiap manusia yang mendorong gairah tersebut. Seks memang hal yang sensitif untuk dibicarakan, namun diperlukan keterbukaan antar pasangan dalam aspek yang berhubungan dengan seks. Perbedaan masalah internal tersebut apabila tidak dikomunikasikan dengan baik tentunya akan mempengaruhi keharmonisan dalam sebuah hubungan. Oleh sebab itu, komunikasi antar pasangan sangat diperlukan agar timbul rasa mengerti dan dimengerti untuk menghadapi berbagai macam masalah, khususnya alasan penyebab berkurang atau bertambahnya gairah seks terhadap pasangan dan menemukan solusi terbaik untuk tetap memiliki hubungan yang dekat dengan pasangan. Yang saya pelajari dari sebuah hubungan adalah tetaplah saling percaya, bangun dan pertahankan keinginan untuk terus membahagiakan pasangan, dan yang terpenting adalah sedapat mungkin meminimalisirkan ego pribadi

2 Oktober 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar