“HPV? Apaan tuh?
Sejenis HIV?”
Itu adalah salah satu perkataan yang terlontar dari kakak
ipar saya ketika ia sedang melihat saya mengerjakan bahan presentasi untuk mata
kuliah Perilaku Seksual. Teman sekelompok saya sendiri sempat ingin men-skip bahan HPV saya, karena ia mengira
bahwa HPV dan HIV sama saja. Apa sih sebenarnya HPV itu?
Human papilloma virus (HPV) adalah virus
yang dapat menimbulkan kutil-kutil yang terdapat di alat kelamin, anus, dan
vulva. HPV juga merupakan penyakit kelamin karena virus yang paling umum
ditemukan di Amerika. HPV juga dapat menimbulkan luka-luka yang tidak terlihat
pada alat kelamin. Memang sih tidak terlihat, tapi tetap berbahaya dan sangat
mudah menular. HPV belum ada obat dan vaksinnya. Kutil-kutilnya sih bisa saja
dihilangkan oleh dokter, tetapi tetap saja akan muncul kembali dalam waktu
kurang lebih 3 bulan.
Penyakit HPV ini
mungkin kedengarannya tidak seberbahaya gonorrhea
atau sifilis (dan tidak seseram kedua penyakit itu penampilannya), tapi
penyakit ini bahayanya ekstra untuk wanita.
Kok bisa? Ada penelitian yang
menunjukkan bahwa para wanita yang terkena HPV, nantinya HPV tersebut akan
menyebabkan munculnya kanker serviks. Di buku yang saya baca, 90 persen wanita
yang terkena HPV akhirnya memiliki kanker serviks. Malah, di artikel yang saya
baca, seluruh wanita yang terkena
HPV akhirnya memiliki kanker serviks.
Nah, untuk para
wanita, berhati-hatilah dalam berhubungan seks. Gunakanlah kondom dan batasilah
jumlah partner seks, jangan kemaruk.
Malah lebih baik lagi jangan berhubungan seks di luar pernikahan, karena tidak
ada jaminan pasangannya kabur toh kalau kalian terkena STD karena mereka? Kalau
di Amerika, kita bisa menuntut pasangan secara hukum bila pasangannya tersebut
menularkan STD pada kita. Sayangnya, di Indonesia undang-undang tersebut belum
berlaku. Para wanita juga sebaiknya melakukan tes pap smear secara rutin untuk pendeteksian dini kanker serviks.30 Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar