Sebelum membaca lebih jauh, saya akan menegaskan satu hal dulu pada
awal artikel ini. Sebagaimana judul artikel yang saya buat, yaitu
gangguan seksual, ini berbeda dengan penyakit seksual. Gangguan seksual
umumnya adalah disfungsi seksual (baik saat melakukan intercourse
ataupun tidak) yang terjadi baik karena faktor fisiologis, psikologis,
ataupun biologis. Sedangkan penyakit seksual akan lebih mengarah kepada
kerusakan, kelainan, ataupun hal-hal lainnya yang disebabkan oleh virus
ataupun bakteri. Penyakit seksual juga memiliki sifat menular, sedangkan
gangguan seksual tidak.
Beberapa gangguan seksual yang umumnya sering kita dengar mungkin
adalah impoten dan ejakulasi dini. Impoten adalah kondisi dimana penis
tidak bisa ereksi (menegang) sehingga penetrasi terhadap vagina tidak
dimungkinkan, apalagi untuk ejakulasi. Sedangkan ejakulasi dini adalah
saat penis yang telah ereksi mencapai ejakulasi terlalu cepat. Masalah
yang timbul pada impoten dan ejakulasi dini biasanya adalah kepuasan
seksual baik itu pada lelaki/wanita yang berpasangan, ataupun masalah
harga diri pada lelaki. Impoten sudah jelas menjadi masalah kepuasan
seksual bagi kaum pria. Sedangkan ejakulasi juga dapat menimbulkan
masalah kepuasan seksual bagi wanita. Karena baru sebentar melakukan
intercourse, sang lelaki sudah mencapai ejakulasi dan sudah tidak bisa
ber-ereksi lagi, sehingga kepuasan seksual tidak dicapai. Cara-cara
untuk menyembuhkan gangguan seksual ini beragam, mulai dari obat-obatan,
sampai terapi psikologis. Semua itu tergantung dari penyebab gangguan
itu sendiri. Terapi psikologis mungkin dilakukan jika penyebabnya adalah
gangguan psikologis. Misalnya ada trauma masa kecil, rasa cemas, takut,
masih merasa tabu untuk melakukan seks padahal sudah menjadi suami
istri, dan lain sebagainya.
Untuk wanita ada yang disebut vaginismus dan permasalahan saat
lubrikasi. Vaginismus adalah kondisi dimana otot-oto vagina menegang
sehingga menjadi kaku. Hal tersebut kemudian menyebabkan tidak mampunya
penis untuk melakukan penetrasi. Hal ini dimungkinkan terjadi karena
rasa takut untuk melakukan hubungan seksual, trauma masa lalu seperti
korban perkosaan, korban penyiksaan orangtua, paman, atau
lainnya. Kemudian permasalahan lubrikasi, dibagi menjadi dua yaitu
ketidakmampuan wanita untuk melubrikasi vaginanya, dan lubrikasi yang
terjadi terus menerus pada wanita. Ketidakmampuan wanita untuk melakukan
lubrikasi dapat menjadi masalah, karena lubrikasi diperlukan bagi
wanita sebagai pelumas pada vaginanya agar penis dapat masuk dengan
mudah dan tidak menimbulkan lecet pada vagina. Meskipun hal ini mungkin
saja dapat diatasi dengan penggunaan kondom, tapi tentu saja dapat
menimbulkan ketidakpuasan seksual baik bagi pria maupun wanita. Kemudian
lubrikasi yang terjadi terus menerus, yaitu kondisi dimana wanita
selalu mendapatkan lubrikasi meskipun tidak dalam kondisi rangsangan
seksual. Hal yang sudah pastinya mengganggu, karena tentu akan membuat
basah daerah selangkangan terus menerus. Jika didiamkan bisa saja
menimbulkan masalah pada daerah vagina.
Akhir kata, tidak semua gangguan seksual disebabkan oleh faktor
fisiologis, ada faktor psikologis yang mengambil peran. Karena itu jika
masalah gangguan seksual anda tidak bisa disembuhkan dengan cara medis,
cobalah berkonsultasi ke psikolog untuk mendapatkan pengobatan
alternatif. Demikian artikel saya kali ini, semoga bisa membantu.
3 Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar