Minggu, 01 September 2013

Sexism di Kalangan Muda (Talissa Carmellia)

Pada usia awal 20 tahun-an yang termasuk tahapan young adulthood. Kami tumbuh menjadi  anak muda modernyang mengikuti perkembangan jaman sekarang. Kemajuan teknologi memudahkan kamiuntuk menerima berbagai informasi di seluruh dunia. Melalui informasi tersebut,menjadi inspirasi untuk kami mengekspresikan diri. Para anak muda jamansekarang menggunakan gaya berpakaian, stylerambut maupun gaya berkomunikasi sebagai salah satu cara mengekspresikandirinya secara bebas. Akhirnya para anak muda mengikti berbagai tren di negaralain, seperti Korea dan Amerika. Setiap orang memang memiliki hak untukberekspresi. Namun sering sekali hal itu, yang mulai memicu prasangka ataukomentar buruk tentang orang.
   Sering sekali kita lihat bagaimana orang di sekitar kita dengan mudah berkomentar tentang orang lain. Mungkin yang kita kenal ataupun tidak kita kenal sekalipun. Saat kita melihat sesuatu yang menurut kita berbeda atau aneh maka kita akan langsung berkomentar. Hal yang saya alami adalah saat saya berjalan ke salah satu mal di Jakarta. Saya pergi dengan beberapa teman saya. Tiba-tiba sayabertemu dengan lelaki yang menggunakan pakaian yang cukup aneh menurut saya. Lelaki ini menggunakan celana yang panjangnya hanya tiga perempat ala Korea,yang memiliki potongan celana yang tidak umum. Apalagi lelaki ini memiliki potongan rambut yang bentuknya menyerupai jamur.  Hal yang paling mengganggu saya  dan teman saya adalah bagaimana cara dirinyamembawa tas. Tas yang digunakannya seperti tas perempuan yang di tenteng, bukan tas ransel atau selempang yang sering digunakan laki-laki. Saya dan teman-teman saya tidak kenal dengan lelaki itu. Kami hanya berpapasan secara tidak sengaja. Namun di saat kami melihat itu, kami secara tidak sadar langsung berkomentarmengenai penampilannya yang mencolok. Kami berkomentar ,”Eh pada liat ga laki-laki yang barusan? Kok girly banget ya?”,  Kokcelananya  aneh ya potongan, kayaknyatemen laki gw kagak ada yang kayak gtu?”, Atau juga “ Aduh ni laki, kok bawa tasnya kayak perempuan banget ya? Kagak ada laki-lakinya ya.”
    Pembicaraanseperti itu sering muncul dan menjadi  topik pembicaraan yang umum bagi anak muda. Setiap kali mereka bertemu, makan, nongkrong, mungkin saja topik mengenai  orang lain itu muncul. Padahal membicarakan orang lain secara buruk itu termasuk sexism.
    Untuk orang awam, maka mereka tidak akan memahami arti sexism.Sexism adalah gender discrimination, di mana orang yang mengatakan hal buruk tentang orang lain yang lawan jenis ataupun sejenis. Kalau kita bertanya pada orang awam, apakah membicarakan hal buruk tentang orang lain adalah sexism (genderdiscrimination)? Sebagian besar dari mereka akan menjawab tidak. Karena memang istilah “ sexism”  bukanlah hal yang umum.Walaupun awalnya hanya ingin berpendapat saja tanpa ada maksud menyakiti. Kita pasti berpikir bahwa kita cuma komentar, tidak ada maksud apapun. Kenal saja tidak sehingga itu bukan hal yang penting. Padahal di saat kita melakukan hal tersebut, kita sudah melakukan sexism (gender discrimination). Orang yang dibicarakan pun akan  merasa disakiti dan dilecehkan secara tidaklangsung dengan setiap perkataan kita.
    Seperti pepatah yang sering kita dengar, lidahmu lebih tajam dari pedang. Artinyapepatah ini adalah segala perkataan yang diucapkan harus dipikirkan terlebihdahulu haruslah berhati-hati. Jadi  kita sebagai anak muda, sudah seharusnya menjaga setiap perkataan yang akandiucapkan, pikirkan setiap perkataan dan akibatnya. Dari perkataan bisa memulai pertemanan. Dari perkataan juga kita bisa memulai permusuhan. So keep your mouth and mind together, to bea better person in the future. Stop Sexism now.

25 Agustus 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar