Sebuah pertanyaan yang
terlontar dari Ibu Henny sungguh mengejutkan dan membuat tawa berubah menjadi straight face. Tidak dapat dipungkiri
tinggal di kota besar, khususnya Jakarta tak pernah lepas dari polusi. Polusi
yang berasal dari pabrik, kendaraan, dan perokok.
"Mau perokok pasif
maupun aktif sama-sama memiliki resiko pada organ reproduksi perempuan".
Saya terdiam sejenak. Betapa seringnya saya memperbolehkan teman atau pun
seseorang yang tak saya kenal merokok di dekat saya. Memberi keleluasaan atas
nama "gak enak", "takut", "biarin bukan gw ini yang
ngerokok" dan terkadang "solider antar pertemanan".
Satu batang rokok yang
terbuat dari berbagai macam bahan berbahaya, salah satu yang saya ingat racun
tikus. Peringatan pada bungkus rokok yang ditulis dengan huruf kapital serta
paparan Bu Henny yang membuat semakin ingin gigit jari rasanya.
Dikatakan oleh Ibu Henny
bahwa rokok berbahaya bagi perempuan yang menginginkan memiliki anak. Apa iya
nikah terus nggak punya keturunan? Apa iya mau keturunannya nanti cacat? Apa
iya tahan disindir oleh mertua setiap ketemu (bila sudah menikah)?
Kenapa perempuan yang
memiliki resiko lebih tinggi? Karena apabila kualitas ovum buruk kemungkinan
terjadi keguguran dan tidak menjadi janin jauh lebih besar. Apabila suami tidak
merokok. Kalo merokok? Silahkan dibayangkan. Belum lagi bila rahimnya kering.
Mau nempel di mana telur yang sudah dibuahi?
Lalu, bagaimana caranya?
Let's
stop being passive smoker. Say NO to passive smoker. It's about your life. Do
you want to do more things than today? Do you want to realize your dream? Do
you want to see your parents happy? Do you want to have healthy child? Let's do
it!
1 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar