Rabu, 11 September 2013

Homoseks, nature or nurture? (Melinda Widjaja)

Orientasi seksual merujuk pada ketertarikan emosional, fisik, seksual, dan romantis pada suatu gender. Seorang heteroseks memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis, homoseks tertarik pada sesama jenis, dan biseks tertarik pada keduanya. Selain itu, ada juga transgender, yaitu orang-orang yang berperilaku tidak sesuai dengan jenis kelaminnya menurut tata aturan dan pandangan masyarakat. Bagaimana homoseksualitas dapat terjadi? Apakah hal tersebut terjadi karena pengasuhan? Atau karena faktor biologis?
     Artikel yang saya baca beberapa hari lalu menunjukkan ada perbedaan dalam struktur otak pria gay. Professor Dick Swab (1990) direktur Netherlands Institute for Brain Research di Amsterdam, menemukan suprachiasmatic nucleus, yaitu area meregulasi biological clock, dua kali lebih besar pada pria homoseks dibandingkan dengan pria heteroseks. Simon LeVay, peneliti di Salk Institute for Biological Studies di San Diego juga menemukan volume di area otak yang bernama INAH-3 yang berada di anterior hypothalamus, dua kali lebih besar pada pria homoseks dibandingkan dengan pria heteroseks. Masih banyak lagi penelitian yang menemukan perbedaan dalam otak seorang homoseks dan heteroseks, tetapi kesemuanya belum dapat menentukan secara pasti apakah yang membuat seseorang menjadi heteroseksual atau homoseksual.
     Perilaku homoseksual juga dapat ditemukan di alam. Ditemukan beberapa hewan yang melakukan hubungan homoseksual, seperti lumba-lumba, singa, anjing, domba, simpanse, dan yang lainnya (http://www.youtube.com/playlist?list=PLBil4eM6lNyYX-P7ATH3dTJT2PSoPcqiJ). Sejauh yang saya tahu, peneliti pun belum mampu menjelaskan dengan pasti mengapa hubungan homoseksual pada hewan dapat terjadi.
     Perdebatan mengenai nature vs nurture dalam homoseksualitas belum usai hingga saat ini. Jadi, apakah homoseksualitas berasal dari penyebab biologis atau penyebab pengasuhan dan lingkungan, sampai sekarang pun belum diketahui penyebab jelasnya. Bukan berarti kita mendukung hubungan homoseksual, karena dalam agama yang saya anut, hubungan homoseksual tidak disetujui. Apapun penyebab seseorang menjadi seorang gay atau lesbian, kita harus memperlakukan mereka selayaknya manusia lain yang berhak mendapatkan perlakuan yang sama, hak dan kewajiban yang sama, serta kesempatan kerja dan pendidikan yang sama dengan manusia heteroseksual lainnya.



Artikel:
http://www.independent.co.uk/arts-entertainment/science--nature-not-nurture-new-studies-suggest-that-homosexuality-has-a-biological-basis-determined-more-by-genes-and-hormones-than-social-factors-or-psychology-says-sharon-kingman-1555359.html
 
11 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar