Rabu, 11 September 2013

Emansipasi Wanita? (Agnes Vivi)

Seperti yang kita ketahui, pada jaman dahulu, kedudukan perempuan jauh di bawah kedudukan laki-laki. Anak perempuan tidak boleh sekolah, hanya karena dia perempuan. Perempuan tidak boleh ini itu, hanya karena dia perempuan. Perempuan hanya boleh bekerja di dapur, hanya karena dia perempuan. Jabatan perempuan tidak boleh lebih tinggi dari klaki-laki, hanya karena dia perempuan. Memang apa salahnya kalau dia perempuan? Memang apa salahnya kalau kita perempuan? Hingga pada akhirnya kita memiliki Raden Ajeng Kartini atau yang sering dipanggil dengan R. A. Kartini mencoba memperjuangkan hak perempuan hingga kita dapat merasakan yang namanya emansipasi wanita..
Saya tertarik dengan pengandaian Bu Henny mengenai Perempuan sebagai Ibu Rumah Tangga yang melakukan segala pekerjaan rumah dan mengurus anak serta suami secara sendirian tanpa menggunakan perantara atau bantuan siapapun. Waktu itu Bu Henny memaparkan angka yang cukup fantastis untuk nominal yang harus kita bayarkan pada ibu kita yang telah mengerjakan hal tersebut. Mulai dari mengasuh anak, masak, bersih-bersih, jadi guru buat anak, jadi supir, jasa konsultan pribadi dan finansial, hingga jasa seks untuk ayah dapat di bandroll harga sekitar 700 juta sekian untuk setiap bulannya. 700 JUTA guys! Apakah kalian pernah berpikir dapat membayar ibu kita dengan harga semahal itu? Pertanyaan nya, apakah kita mampu?? Namun, semua harga itu dapat berubah menjadi angka 0 (NOL) hanya dengan cinta dan ketulusan sebagai ibu.. betapa berharga dan tulusnya kasih sayang ibu bagi kita.. apakah kita pernah berpikir untuk membalasnya di kemudian hari? Saya rasa jawbannya tidak untuk sebagian dari kita. Mungkin sekarang masih banyak anak-anak yang tidak merasa membutuhkan ibu nya karena sudah dapat mengerjakannya sendiri. Tapi hey kalian semua! Apakah kalian bisa makan sendiri saat baru lahir? Apakah kalian bisa mandi sendiri di usia batita? Atau, yang paling jelas, tanpa ibu, apakah kalian bisa hadir di dunia ini? J
Well, balik lagi ke ‘emansipasi wanita’. Dari kita sendiri sebagai wanita, apakah kita sudah meneruskan perjuangan R. A. Kartini? Atau kita masih rela jika direndahkan sebagai perempuan? Atau masih terbiasa dengan harga diri yang diinjak-injak oleh laki-laki??
Seperti yang kita bisa lihat saat ini, masih banyak perempuan yang menjadi budak laki-laki, menjadi budak seks, dan selalu dihina dan direndahkan oleh laki-laki. Perempuan rela memberikan tubuhnya, harga dirinya, mahkotanya untuk pria hanya untuk beberapa lembar uang saja. Hanya segitu kah harga kita sebagai wanita? So guys, buat kalian para wanita, lanjutkanlah perjuangan R. A. Kartini dalam emansipasi wanita! Bukan karena ingin sok kuat dibanding dengan laki-laki. Tapi, untuk memperjuangkan diri kita sebagai perempuan. Lakukan lah itu di kehidupan sehari-hari kita dimulai dari hal yang terkecil. Dan, hai kalian para laki-laki, apakah ibu kalian bukan seorang perempuan? Atau, apakah kalian tidak memiliki sodara perempuan? So, mulailah hargai perempuan dan jnagan lagi kita rendahkan perempuan.. J
 
11 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar