Seperti yang kita ketahui, pada jaman dahulu, kedudukan
perempuan jauh di bawah kedudukan laki-laki. Anak perempuan tidak boleh
sekolah, hanya karena dia perempuan. Perempuan tidak boleh ini itu, hanya
karena dia perempuan. Perempuan hanya boleh bekerja di dapur, hanya karena dia
perempuan. Jabatan perempuan tidak boleh lebih tinggi dari klaki-laki, hanya
karena dia perempuan. Memang apa salahnya kalau dia perempuan? Memang apa
salahnya kalau kita perempuan? Hingga pada akhirnya kita memiliki Raden Ajeng Kartini
atau yang sering dipanggil dengan R. A. Kartini mencoba memperjuangkan hak
perempuan hingga kita dapat merasakan yang namanya emansipasi wanita..
Saya tertarik dengan pengandaian Bu Henny mengenai Perempuan
sebagai Ibu Rumah Tangga yang melakukan segala pekerjaan rumah dan mengurus
anak serta suami secara sendirian tanpa menggunakan perantara atau bantuan
siapapun. Waktu itu Bu Henny memaparkan angka yang cukup fantastis untuk
nominal yang harus kita bayarkan pada ibu kita yang telah mengerjakan hal
tersebut. Mulai dari mengasuh anak, masak, bersih-bersih, jadi guru buat anak,
jadi supir, jasa konsultan pribadi dan finansial, hingga jasa seks untuk ayah
dapat di bandroll harga sekitar 700 juta sekian untuk setiap bulannya. 700 JUTA
guys! Apakah kalian pernah berpikir dapat membayar ibu kita dengan harga
semahal itu? Pertanyaan nya, apakah kita mampu?? Namun, semua harga itu dapat
berubah menjadi angka 0 (NOL) hanya dengan cinta dan ketulusan sebagai ibu..
betapa berharga dan tulusnya kasih sayang ibu bagi kita.. apakah kita pernah
berpikir untuk membalasnya di kemudian hari? Saya rasa jawbannya tidak untuk
sebagian dari kita. Mungkin sekarang masih banyak anak-anak yang tidak merasa
membutuhkan ibu nya karena sudah dapat mengerjakannya sendiri. Tapi hey kalian
semua! Apakah kalian bisa makan sendiri saat baru lahir? Apakah kalian bisa
mandi sendiri di usia batita? Atau, yang paling jelas, tanpa ibu, apakah kalian
bisa hadir di dunia ini? J
Well, balik lagi ke ‘emansipasi wanita’. Dari kita sendiri
sebagai wanita, apakah kita sudah meneruskan perjuangan R. A. Kartini? Atau
kita masih rela jika direndahkan sebagai perempuan? Atau masih terbiasa dengan
harga diri yang diinjak-injak oleh laki-laki??
Seperti yang kita bisa lihat saat ini, masih banyak perempuan
yang menjadi budak laki-laki, menjadi budak seks, dan selalu dihina dan
direndahkan oleh laki-laki. Perempuan rela memberikan tubuhnya, harga dirinya,
mahkotanya untuk pria hanya untuk beberapa lembar uang saja. Hanya segitu kah
harga kita sebagai wanita? So guys, buat kalian para wanita, lanjutkanlah
perjuangan R. A. Kartini dalam emansipasi wanita! Bukan karena ingin sok kuat
dibanding dengan laki-laki. Tapi, untuk memperjuangkan diri kita sebagai
perempuan. Lakukan lah itu di kehidupan sehari-hari kita dimulai dari hal yang
terkecil. Dan, hai kalian para laki-laki, apakah ibu kalian bukan seorang
perempuan? Atau, apakah kalian tidak memiliki sodara perempuan? So, mulailah
hargai perempuan dan jnagan lagi kita rendahkan perempuan.. J
11 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar