Minggu, 12 Mei 2013

Social History (Shierly Widjaja)


Pada pertemuan hari Kamis, tanggal 21 Maret, kelas kami membahas mengenai social history.  Pada pembahasan kali ini, saya akan membahas ulang mengenai social history tersebut.
Pertama, apa itu social history? Dengan adanya social history kita akan mengetahui  latar belakang dari klien kita. Harus diingat bahwa tidak semua orang sama walaupun mengalami problem yang sama. Kita juga harus mengingat bahwa masalah yang dihadapi klien bisa dari faktor bawaan dan faktor lingkungan. Selain itu dengan social history kita dapat melihat apakah klien dapat adaptive atau bahkan maladaptive, sehingga kita juga mengetahui apa strategi yang klien pakai dalam hidupnya?
Kedua, apa tujuan dari social history?  Tujuan dari social history adalah agar kita sebagai psikolog memperoleh informasi mengenai asal-usul permasalahan klien. Pewawancara juga ingin mendengar persepsi klien dari, serta makna dan perasaan yang berkenaan dengan hal-hal yang mereka laporkan.
Lalu apa saja area yang dibahas mengenai social history?
Family History
Penting bagi kita sebagai seorang psikolog menanyakan asal-usul keluarga klien, tanyakan juga mengenai nenek moyang klien.
Selain itu, kita juga harus paham apakah klien memiliki problem yang serupa atau tidak dengan keluarganya. Misalnya dalam hal medis: diabetes
Perlu kita perhatikan pola komunikasi dan karakteristik keluarga klien, jangan lupa juga untuk melihat budaya apa yang ada di dalam keluarganya.
Kita dapat melihat informasi mengenai keluarganya dengan membuat genogram
(yang dikembangkan oleh Murray Bowen)
Contoh dari Genogram:



Educational History
Dalam masalah pendidikan, kita harus mengetahui bagaimana relasi antara klien dengan teman, guru dan juga kita harus tau bagaimana klien memandang pendidikan, hal ini dikarenakan sekolah/pendidikan pembentuk kepribadian seseorang, sebab waktu seorang anak lebih besar pada lingkungan sekolah daripada lingkungan keluarga.
Jangan berpatokan mengenai hasil belajar (rapor) klien, karena tidak selalu akurat dalam menggambarkan klien.
Occupational Training / Job History
Penting bagi psikolog untuk mengetahui apa pekerjaan klien, namun hati-hati jangan sampai pertanyaan kita menyinggung perasaannya. Tanyakan dengan pertanyaan yang tidak menyinggung, misalnya “apa kesibukan Anda setiap hari?”.
Lalu setelah itu, lihat mengenai pengalaman kerja, apakah klien sering bergunta-ganti perusahaan? Dan sebagainya.
Marital History
Selain mengetahui berapa kali klien berumah tangga, kita juga harus mengetahui  cerita mengenai rumah tangganya. Hati-hati saat awal menanyakan mengenai status klien, karena ini adalah persoalan yang sensitif.
Interpersonal Relationship
Psikolog harus mengetahui bagaimana relasi klien dengan teman, dan sebagainya.
Recreational Preferences
Hidup harus seimbang antara bekerja dengan rekreasi, karena itu kita perlu mengetahui bagaimana klien berekreasi? Apakah sering atau jarang? Dan sebagainya.
Sexual History
Permasalahan seksual adalah hal yang sangat sensitif, sehingga psikolg harus berhati-hati dalam memberikan pertanyaan. Psikolog harus memilih pertanyaan yang seperti apa yang dapat ditanyakan kepada klien. Pertanyaan yang menyangkut sexual history diantaranya adalah kekerasan seksual, fungsi seksual, masalah seksual, orientasi seksual, penyakit menular seksual, kepuasan seksual, dan lain sebagainya.
Medical History
Psikolog perlu menanyakan mengenai catatan medis klien. Meliputi: rawat jalan, riwayat rawat inap, riwayat operasi, masalah kesehatan gigi dan mulut yang serius, dll. Jika klien sakit secara medis ada baiknya diselesaikan dahulu secara medis.
Psychiatric/Psychotherapy History
Penting mengetahui apakah klien sebelumnya pernah berobat dengan psikolog/psikiater lainnya, hal ini bertujuan agar kita dapat mengetahui diagnosa sebelumnya dan dapat mengetahui apa yang harus kita lakukan selanjutnya.
Legal History
Apakah klien pernah melanggar aturan negara atau sebagainya? Kita juga harus mengetahui sejarah permasalahan ini. Klien yang dengan permasalahan perilaku yang tidak legal dapat  dikategorikan sebagai patologi
Alcohol and Substance Use/Abuse
Nicotine and/or Caffeine Consumption
Personal and Social History of Childhood and Adolescence
Tanyakan pada klien mengenai masa kecil klien, termasuk apakah klien pernah mengalami kekerasan, kesehatannya bagaimana, pendidikan, perawatan medis, dan lain sebagainya
Personal and Social History of an Adult
Psikolog harus menanyakan bagaimana tentang pekerjaan klien, agama (bagaimana spiritualitasnya), hubungan sosial, dan lain sebagainya

Dalam menanyakan social history klien, baiknya seorang psikolog harus membuat inquiries, sebab tidak semua cerita klien akan diingat hanya mengandalkan memory saja.
Berikut saya cantumkan bagaimana wawancara social history yang baik:
Dengar apa yang klien katakan pada kita sebagai psikolog lalu buat inquiry
Bicara dan catat yang memang diperlukan
Jangan menginterogasi
Milikilah rasa ingin tahu yang besar yang muncul secara natural
Catat hal penting yang dikatakan klien
Berhati-hati terhadap perbedaan kultur
Ajak klien bicara secara jelas dengan melakukan probing

25 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar