Selasa, 21 Mei 2013

Take care yourself in everywhere (Farah Puspita Sari)

Pemerkosaan di dalam angkot merupakan salah satu bentuk hilangnya rasa aman bagi perempuan di ruang publik. Padahal banyak perempuan yang bergantung dengan transportasi umum dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Terulangnya kasus pemerkosaan terhadap perempuan di dalam angkutan umum atau angkot menunjukkan tidak adanya kebijakan dari kepolisian untuk melindungi perempuan dari kejahatan seksual. Padahal kejadian serupa sudah berkali-kali terjadi. Kekerasan berulang dengan pola dan tempat yang sama yang menunjukkan pelaku masih mendapat kesempatan dan tidak terlihat peran dan kebijakan kepolisian untuk tidak memberi kesempatan terhadap pelaku atau membuat efek jera.
Menurut penelitian menemukan bahwa pemerkosa kebanyakan dilakukan oleh laki-laki, muda, single, berusia 15-30 tahun. Pola kepribadian antisosial dan sikap implusif yang tinggi serta memiliki sikap agresi dan banyak para pemerkosa memiliki hubungan interpersonal yang negatif saat kecil. Seorang pemerkosa adalah seseorang yang yang mengalami gangguan secara psikologis. Salah satu teori mengenai pemerkosaan yaitu victim precipitation theory, bahwa kasus pemerkosaan dapat terjadi karena korban membuat diri mereka berkesempatan untuk di perkosa, seperti cara berpakaian, bertingkah laku atau cara berjalan. Teori ini juga mengatakan bahwa perempuan yang mengalami pemerkosaan karena sering melakukan tindakan beresiko.
Sebagai perempuan kita harus dapat menjaga diri dengan baik dimana pun kita berada. Bersikaplah dengan baik dan gunakan pakaian yang tidak mengundang untuk terjadinya pelecehan seksual, sebab kejahatan bukan karena hanya ada niat dari si pelakunya melainkan adanya kesempatan. Selain menjaga diri sendiri, alangkah baiknya jika pihak kepolisian lebih serius dalam menangani masalah pemerkosaan. Agar para perempuan bisa merasa lebih aman ketika mereka berada di dalam angkutan umum. 
 
21 Mei 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar