Senin, 27 Mei 2013

pengalaman baru teknik wawancara (Deasy Ayu Wulan)


Semester I sampai semester V hanya melihat ruang praktik wawancara dari luar dan gelap, ga pernah tau persisnya seperti apa dan akhirnya sekitar lima minggu yang lalu saya sempat masuk, duduk, dan praktikum di sana! senang banget..
mahasiswa teknik wawancara dikasi waktu masing-masing sekitar 10 menit untuk jadi interviewer, interviewee, dan observer. 

saat menjadi interviewer (pewawancara), mahasiswa ditugaskan untuk menyiapkan daftar pertanyaan; membawa alat perekam suara; juga membawa alat tulis seperti pulpen dan kertas untuk mencatat jawaban atau kata kunci yang diucapkan oleh interviewee.
saat menjadi interviewee, mahasiswa dapat menjawab pertanyaan sesuai tema yang telah ditentukan oleh interviewer.
saat menjadi observer, mahasiswa diharapkan mencatat aktivitas yang dilakukan oleh interviewer kemudian catatan yang telah dibuat, akan diberi kepada interviewer sebagai feedback.
 
nah.. praktikum ini berlangsung tiga minggu berturut-turut. minggu pertama dengan tema psikologi industri dan organisasi, minggu kedua temanya psikologi pendidikan, dan tema pada minggu ketiga adalah psikologi klinis.
saat tema psikologi industri dan organisasi, yang juga merupakan hari pertama praktik, cara saya duduk sangat kaku dan saat ingin bertanya sering melihat daftar pertanyaan atau melihat kanan dan kiri sambil berpikir pertanyaan selanjutnya. ketika interviewee menjawab pertanyaan, saya kurang mendengar dan memahami jawaban interviewee karena berusaha mencari pertanyaan selanjutnya atau mengingat pertanyaan yang akan saya tanyakan selanjutnya.
saat tema psikologi pendidikan dan psikologi klinis, saya mulai lancar bertanya; jarang melihat daftar pertanyaan. saya juga mendengarkan jawaban interviewee dan membuat pertanyaan dari jawaban tersebut.
ternyata memang kunci lancar berkomunikasi itu mendengarkan dengan sungguh-sungguh ya.. 
saat menunggu giliran untuk jadi interviewer, deg-degan... paling senang saat dipanggil sebagai observer karena denger wawancara yang temanya bagus-bagus juga melihat gerak-gerik teman saat berinteraksi dan ruangannya dingin, adem banget lumayan pas kepanasan nunggu giliran.


11 Mei 2013, saya dan beberapa teman berkunjung ke Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 2. Jika Anda ingin mengadakan kegiatan bakti sosial atau hanya ingin berkunjung untuk memberi penghiburan kepada para Oma dan Opa, Anda bisa datang ke Jl. Cendrawasih X/8, Cengkareng - Jakarta Barat. Lingkungan di luar maupun di dalam panti cukup terawat dan bersih juga banyak angin sehingga tidak perlu takut kepanasan atau merasa tidak nyaman dengan lingkungan panti.

Nah... Awalnya kami berkumpul sekitar lima menit di gedung utama yang berseberangan dengan aula serta area kamar Oma dan Opa, kemudian kami jalan bersama mengelilingi panti sambil memilih subyek untuk masing-masing kami wawancarai. Awalnya saya bingung memilih subyek, Oma atau Opa ya? Namun pada akhirnya saya melangkahkan kaki menuju Opa yang sedang duduk sambil merokok, kami berkenalan sambil sedikit berbincang mengenai kegiatan yang beliau lakukan. Beliau mengatakan sangat senang bila ada yang berkunjung ke panti karena merasa ada yang memerhatikan dan membuat panti seolah-olah ramai, lebih ada kehidupan. Beliau tidak berharap diberi uang atau barang oleh pengunjung panti, cukup dengan sapaan dan senyuman dapat membuatnya merasa berharga.

Ya... Pastinya sapaan dan senyuman yang tulus, benar-benar dari hati. Senyum sambil memberi perhatian pada orang yang kita beri senyum, bukan senyuman yang hanya bertahan satu detik kemudian mengalihkan pandangan tanpa memaknai 'bahasa' dari senyum tersebut.

Saat melihat Opa yang ada di panti, saya sedih karena teringat dengan Ayah saya. Ayah yang sedang berjuang sendirian untuk terus memberi pendidikan dan kehidupan yang layak bagi ketiga anaknya. Saya tidak akan menyia-nyiakan kehadiran Ayah saya; seperti yang dilakukan beberapa orang yang sampai tega tidak pernah mengunjungi atau tidak ingin mengetahui kabar orang tuanya.

Apapun status sosial yang ada di masyarakat, hubungan orang tua dan anak maupun hubungan dalam keluarga inti harus tetap saling jaga dan menyayangi. Jagalah orang terdekat selagi kita mampu dan masih mempunyai waktu untuk bersama mereka.

Sekali lagi, ketulusan. Kita dapat menunjukkan rasa kasih dengan hal yang sebenarnya mudah. Senyum dan perbuatan tulus lainnya.
26 Mei 2013 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar