Di akhir kelas teknik wawancara,
kami harus melakukan praktek langsung sebagai interviewer. Praktek
tersebut mencakup PIO, psikologi pendidikan, dan psikologi klinis.
Hari-hari menuju praktek, saya merasa gugup dan merasa kalau praktek
menjadi interviewer tersebut sangat sulit. Akan tetapi ketika saya
menjadi inteviewer pada hari pertama, yaitu bidang PIO, saya merasa
praktek ini tidak sesulit yang saya bayangkan. Saya mulai menikmati
menjadi interviewer, interviewee, ataupun observer.
Dalam melakukan wawancara di bidang
PIO, ketika saya menjadi interviewer, banyak kekurangan yang saya
lakukan. Pertama, saya masih sulit berkonsentrasi dengan apa yang
dibicarakan subjek. Konsentasi saya pecah antara mendengarkan apa yang
subjek bicarakan dengan pertanyaan apa yang harus saya tanyakan
selanjutnya. Kedua, ketika subjek selesai menjawab, saya tidak langsung
memberikan pertanyaan selanjutnya. Akan tetapi saya diam sebentar untuk
melihat catatan pertanyaan yang saya bawa. Ketiga, karena subjek yang
saya wawancarai salah memahami tema wawancara saya, saya langsung
bingung mengenai pertanyaan apa yang harus saya tanyakan.
Pertemuan kedua, saya harus
melakukan wawancara di bidang psikologi pendidikan. Kekurangan yang saya
lakukan masih sama dengan pertemuan pertama. Saya masih kesulitan dalam
berkonsentrasi dengan apa yang dibicarakan subjek. Pada pertemuan
ketiga, saya masih bingung untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan
selanjutnya. Pertemuan ketiga ini, saya masih membawa daftar pertanyaan.
Di dalam psikologi klinis, tidak ada psikolog yang membawa daftar
pertanyaan. Dan pada akhirnya saya ditegur Bu Henny ^^.
Menurut saya praktek wawancara
tersebut sangat berkesan. Saya jadi mengerti bagaimana mewawancari klien
secara langsung. Sekian tulisan saya untuk teknik wawancara ini.
Terimakasih ^^
25 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar