Seperti dua sisi koin yang berlawanan, kehidupan seksual pun
tidak ada terlepas dari keadaan normal dan keadaan yang menyimpang.
Seseorang yang memiliki ketertarikan seksual pada obyek yang tidak umum
disebut dengan parafilia. Orang yang menderita parafilia ini bisa
dijelaskan oleh 4 teori yakni teori biologis (adanya perbedaan dalam
struktur otak, kimia otak, bagian-bagian otak dan hormon), teori
perkembangan (adanya potensi erotis umum yang dapat melekat pada hampir
semua hal sejak kita lahir), teori perilaku (pengkondisian pada
kenikmatan seksual) dan teori sosiologis (menelaah cara masyarakat
membentuk perilaku tertentu). Ada berbagai macam dari parafilia salah
satunya yang menarik adalah sadism yang mengacu kepada kekerasan yang
sengaja dilakukan, baik secara fisik atau psikis terhadap orang lain
dalam ketergugahan seksual dan orgasme. Sedangkan sadomasochism adalah
aktivitas seksual dimana salah satu pasangan beperan sebagai dominan dan
yang lain berperan sebagai yang patuh atau “budak”. Contoh kasusnya
adalah pekan sekitar Februari 2010 terungkap kasus kelainan seksual
lainnya di Palembang. Pengidap kelainan seksual di Palembang ini bernama
Purnama. Ia diduga mengidap sadisme seksual. Purnama akan memperoleh
kepuasan jika dalam melakukan hubungan seksual diawali dengan menyakiti
atau menyiksa terlebih dahulu pasangannya. Menurut pengakuan korban
(istri Purnama), selama bertahun-tahun sebelum disetubuhi, dirinya
dicambuk, kemaluannya disiram dengan minuman keras (miras), bahkan
belakangan kerap ditodong dengan senjata api. Dalam area sadism, Purnama
melakukan perilaku flagellation yaitu menyerang partner, biasanya
dengan mencambuk. Selain itu Purnama juga diduga mengalami kelainan
yakni triolisme (penderita kelainan seksual yang akan memperoleh
kepuasan jika saat melakukan hubungan seksual dengan pasangannya dilihat
oleh orang lain). Pengakuan dari istrinya mengatakan Purnama sering
membawa perempuan lain ke rumah, menyuruh istri dan keempat anaknya
menonton perbuatan mesumnya tanpa rasa malu. Kalau istri dan
anak-anaknya melawan, Purnama akan menodongkan pistol. Sehingga membuat
istri dan anak-anaknya menjadi ketakutan. Penderita seksual ini
merupakan salah satu dari sekian banyak penyimpangan ekspresi seksual
yang terjadi.
Selain penyimpangan ekspresi seksual, yang tidak kalah maraknya adalah
kasus pemerkosaan yang biasanya dialami oleh wanita walaupun tidak
menutup kemungkinan untuk para pria. Di sebuah negera yang rentan akan
kasus pemerkosaan, dibuatlah sebuah komdom untuk wanita. Para wanita
dinegara tersebut disuruh memakai kondom ini setiap hari ini untuk
menjaga dirinya dari tindak pemerkosaan. Kondom ini berfungsi ketika
wanita diperkosa, penis dari laki-laki yang melakukan penetrasi akan
terjepit dalam vagina perempuan dan tidak bisa keluar lagi bila tidak
diberikan suntikan relaksasi. Hal ini akan memudahkan untuk para penegak
hukum dalam mengidentifikasi pelaku pemerkosa. Ada 1 teori yakni
blaming the victim dimana teori ini mengatakan seseorang tang diperkosa
merupakan kesalahan dirinya sendiri entah berkaitan dengan
penampilannnya yang mencolok dan menarik perhatian, sikapnya yang
agresif atau berjalan sendirian ditempat yang rentan akan tindak
pemerkosaan. Saya secara pribadi tidak setuju terhadap teori ini karena
korban pemerkosaan sudah cukup dilucuti oleh perilaku yang diterimanya
dan kita sebagai orang yang berpendidikan seharusnya tidak secara mudah
menyalahkan korban pemerkosaan. Hal yang seharusnya kita lakukan adalah
membantunya menata hidupnya kembali dan membuang pemikiran korban akan
kehancursn dunianya setelah kasus pemerkosaan terjadi pada dirinya.
Mereka adalah manusia yang perlu diberikan bantuan secara psikologis
bukan orang yang patut diberikan cemoohan atau pengucilan. Satu hal yang
saya yakini adalah setiap orang bertindak didasari sebuah alasan
terlepas dari alasan mereka yang negatif atau positif. kita sebagai
calon psikolog nantinya harus menelisik lebih jauh tentang hal tersebut.
Stop blaming the victim and make a better perceptions for her/ his
about their future are our jobs.
21 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar