Rabu, 22 Mei 2013

Rape !!! (WInda Kwan)

Hubungan seksual akan dikatakan sehat apabila kekuatan seimbang di kedua pihak dan hubungan tidak mengekang pasangan yang lain. Secara fisik ataupun psikologikal melakukan hubungan seksual secara paksaan atau tanpa kesiapan orang lain dinamakan pemerkosaan. Garis yang membatasi antara pemerkosaan dengan kegiatan seksual sangat tidak jelas karena tidak ada perbedaan yang terlihat antara paksaan atau kerelaan dalam melakukan hubungan seksual, dikarenakan pola sosial yang menggambarkan bahwa dalam wanita pasif dan pria sangat agresif saat berhubungan seksual. Sehingga banyak laporan yang mengatakan bahwa dalam kehidupan berpasangan, banyak perempuan mengaku bahwa mengalami paksaan saat melakukan hubungan seksual. Kontak seksual kepada anak dibawah usia oleh orang dewasa dinamakan pelecehan seksual pada anak-anak dan pada beberapa kelompok sosial dianggap sebagai pemerkosaan.
Kebanyakan perempuan tidak mengadukan pemerkosaan karena menganggap bahwa pemerkosaan dilakukan oleh penis (hubungan intercouse, felatio, anal sex) daripada apa yang dilakukan pada vagina (penetrasi digital, cunnilingus, menyentuh), pemerkosaan bukan hanya saat penis melakukan penetrasi terhadap vagina tetapi dapat dilakukan melalui mulut dan anus. Selain kasus pemerkosaan kasus pelecehan seksual juga kerap terjadi di masyarakat. Pelecehan seksual kebanyakan terjadi di tempat-tempat umum seperti bus, kereta atau transpotasi umum lainnya. pelecehan seksual dapat berupa menyentuh, memeluk, mencium, memegang, bahkan memaksa orang lain melihat hal-hal yang berbau seksual (pornografi) juga dapat dinamakan pelecehan seksual.
Menurut teori psikopatologi seorang pria melakukan pemerkosaan dikarenakan mengalami gangguan psikologis atau sedang mabuk. Teori ini menyatakan bahwa seseorang dalam kondisi normal tidak akan melakukan tindakan pemerkosaan. Selain itu, terdapat teori lain yang menyatakan bahwa kasus pemerkosaan terjadi karena perempuan yang menyebabkannya, karena perempuan pulang terlalu malam ataupun memakai pakaian terlalu terbuka. Tetapi menurut kaum feminist dan para sosisologis menyatakan bahwa kasus pemerkosaan terjadi karena untuk menyatakan kedudukan, sekarang ini perempuan semakin memiliki kekuasaan, maka untuk menunjukkan kekuasaannya laki-laki memperkosa perempuan.
Kasus pemerkosaan banyak yang tidak dilaporkan oleh para korban karena setelah kejadian pemerkosaan dan mendapat tanggapan negatif ketika korban menceritakan kejadian tersebut kepada keluarga atau sahabat dekat. Ada beberapa keluarga yang masih menganggap bahwa pemerkosaan sebagai aib. Padahal kita sebagai keluarga atau sahabat kita seharusnya melindungi dan menemani korban karena tentu saja dia akan merasa takut saat sendirian, mengalami mimpi buruk, takut dengan orang asing dan tentu saja mengalami depresi. Ada beberapa korban yang menutupi dan menganggap bahwa kejadian ini tidak terjadi dalam hidup dia, korban merepress ingatan tentang kejadian tersebut, hal ini adalah salah karena kajadian tersebut tidak akan pernah benar-benar terlupakan dan sewaktu-waktu ketika ingatan tersebut muncul akan lebih menyiksa diri anda.
Oleh karena itu, jika anda mengalami atau mendengar teman atau keluarga anda menjadi korban segera dibawa kerumah sakit untuk di visum dan diobati jika terluka, kemudian sebaiknya menemui psikolog untuk melakukan konseling. Karena kejadian tersebut tentu saja MENGUBAH keseleluruhan hidupnya, dia membutuhkan seseorang untuk membimbing dan menemani dirinya saat menjalani hidup-hidup penuh ketakutan setelah kejadian tersebut. Alangkah baiknya jika anda sekalian selalu ada ketika diperlukan dan bukan memandangnya dengan pemikiran negatif.
So guys, janganlah memandang korban pemerkosaan sebagai aib, dia telah mengalami hal yang telah memutar balikkan seluruh hidupnya, kita sebagai teman atau keluarga harus menemaninya dna mendukung hingga mencerahkan kembali hidupnya. terima kasih telah membaca blog saya semoga dapat memberikan informasi yang diperlukan

22 Mei 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar