Lalu untuk masalah ekspresi seksual terkadang juga dipengaruhi oleh agama dan budaya. Kedua hal ini sangatlah kuat loh pengaruhnya pada ekspresi seksual yang dapat dilakukan oleh seseorang. Pada agama tertentu ada yang menganggap bahwa melakukan masturbasi merupakan suatu dosa sehingga seseorang tidak diperbolehkan melakukan masturbasi. Padahal masturbasi sendiri sebenarnya merupakan bentuk atau cara ekspresi seksual yang dilakukan oleh baik laki-laki maupun perempuan untuk memenuhi kepuasan seksual tersendiri. Untuk negara yang menganut budaya ketimuran seperti Indonesia maka beberapa gaya atau posisi dalam berhubungan seksual tidaklah semuanya cocok disini bahkan beberapa gaya atau posisi seksual tersebut mungkin dianggap tidak pantas disini. Tapi ya itu kembali lagi ke perjanjian aturan main yang sudah ditetapkan oleh pasangan menikah, jadi kalau memang keduanya sudah setuju dan tidak ada masalah dengan gaya main tersebut...ya tidak jadi masalah yang penting baik kebutuhan suami maupun istri sama-sama saling terpenuhi.
Salah satu bentuk ekspresi seksual yang sudah ada pada setiap diri orang adalah fantasi seksual. Kenapa seseorang berfantasi seksual? Karena dengan fantasi seksual, kita dapat membayangkan suatu hal yang tidak dapat kita lakukan di dunia nyata. Terkadang ada banyak aktivitas seksual yang ingin dilakukan oleh seseorang tetapi tidak diijinkan oleh norma yang ada karena dianggap terlalu tabu, sehingga dengan fantasi seksual orang tersebut setidaknya dapat memuaskan kebutuhannya tanpa perlu dikecam atau dipersepsikan negatif oleh norma yang diatur dalam lingkungannya. Selanjutnya perlu diketahui atau diingat bahwa fantasi seksual pada laki-laki dan perempuan berbeda loh....letak perbedaannya sangat sederhana sebenarnya, jadi begini kalau perempuan lebih sering melakukan fantasi dimana ia dengan pasangannya menghabiskan waktu berdua dalam suasana romantis dan lebih banyak melibatkan sentuhan seperti membelai rambut dan memegang tangan. Tetapi kalau fantasi seksual laki-laki lebih agresif dan aktif tidak lambat seperti fantasi seksual perempuan, laki-laki lebih sering berfantasi tentang hubungan seksual secara langsung tanpa adanya sentuhan atau adegan suasan romantis. Setidaknya itulah yang saya dengar dari pembelajaran tentang fantasi seksual di kelas perilaku seksual tadi.
Jadi kesimpulannya kita tidak perlu munafik atau menolak tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ekspresi seksual yang ada...pada dasarnya manusia itu sendiri adalah makhluk yang memiliki kebutuhan atau dorongan untuk melakukan aktivitas seksual. Nah sekarang yang menjadi masalah itu terkadang cara untuk memenuhi kebutuhannya itu yang salah...seperti kasus pemerkosaan dan semacamnya itu merupakan cara yang salah untuk memenuhi kebutuhan seksual seseorang, karena dimana-mana menurut saya tidak adil kalau hanya satu pihak yang menikmati dalam melakukan hubungan seksual. Ya harus ada kesepakatan bersama tentunya kalau mau melakukan hal tersebut sehingga dua pihak sama-sama terpuaskan dan tidak dirugikan, bukankah kalau begitu lebih baik? hehehe : )
8 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar