Kali ini saya ingin sedikit merefleksikan
tentang 3 tema role play yang saya perankan dalam tekwan. Minggu pertama
adalah tema Psikologi Industri dan Organisasi (PIO). Saya berperan
sebagai pewawancara yang ingin mewawancarai kandidat pelamar kerja.
Karena ini kali pertamanya saya praktek wawancara, saya telah
mempersiapkan diri dengan sebaiknya agar tidak merasa grogi. Hehehe.
Tapi ternyata rasa grogi itu tetap ada, namun saya mencoba untuk
mengendalikan suasana agar tidak menjadi kaku saat proses wawancara ,
dan ternyata saya cukup berhasil mengendalikan suasana tersebut.
Bersyukurnya lagi adalah saya mendapatkan kandidat yang kooperatif,
sehingga saya dapat bertanya dengan lancar dan kandidat pun menjawabnya
dengan penjelasan yang detail (thanks god) hehe…Diakhir wawancara ketika
pintu diketuk oleh Kak tasya saya baru menyadarinya bahwa pertanyaan
yang telah saya buat tersebut tidak selesai, ternyata untuk menggali
informasi yang lebih detail lagi diperlukan waktu lebih dari 10 menit.
Minggu kedua adalah setting Psikologi
Pendidikan. Saya berperan sebagai seorang guru konseling yang menangani
anak yang mengalami kesulitan dalam pemilihan jurusan. Dalam setting
pendidikan ini, saya belajar bagaimana membina rapport yang baik dengan
klien, apalagi klien tersebut seorang siswa, karena seorang siswa yang
usianya masih remaja memerluka pembinaan rapport yang dalam dalam agar
membuatnya merasa nyaman untuk bercerita. Maka dari pada itu saya
belajar bagaimana memposisikan diri dengan benar, selayaknya mereka
dapat bercerita dengan nyaman kepada temannya sendiri. Lagi dan lagi
saya sangat bersyukur karena mendapatkan klien yang kooperatif. Hal
tersebut memudahkan saya untuk berperan sebagai seorang guru konseling.
Walaupun saya menyadari bahwa diri saya masih memiliki banyak sekali
kekurangan dalam proses wawancara.
Minggu ketiga adalah setting psikologi
klinis. Saya berperan sebagai psikolog klinis yang menangani kasus
anorexia. Role play minggu ketiga ini adalah role play yang paling
berkesan menurut saya. Karena diluar dugaan saya ternyata klien saya
adalah seorang laki-laki dan ia sama sekali tidak menggambarkan seorang
anorexia, karena bentuk tubuhnya cukup besar. Hehehe. Ketika proses
wawancara berlangsung saya merasa bahwa klien saya ini juga tidak
mengetahui informasi banyak tentang anorexia sehingga ketika saya
bertanya klien hanya menjawab seadanya dan akhirnya saya memerlukan
probing. Klien saya hanya ingin kurus dan menurutnya kurus itu
membuatnya lebih percaya diri, tetapi yang lucunya adalah ketika saya
bertanya siapa aktor hollywood yang menjadi gambaran tubuh ideal
menurutnya, ia menjawab Thor. Menurut saya Thor adalah sosok pria
perkasa yang memiliki bentuh tubuh yang besar bukan bentuk tubuh kurus
ataupun atletis seperti aktor-aktor hollywood lainnya.
Selain 3 tema role play yang berbeda, dalam
mata kuliah tekwan ini saya juga diberi tugas untuk mewawancari lansia
di panti jompo. Ini merupakan hal berkesan menurut saya. Karena saya
baru berhasil mendapatkan subjek untuk diwawancarai setelah 5 kali saya
menghampiri oma-oma lainnya. Awalnya saya hampir pesimis tidak
mendapatkan subjek, akhirnya setelah subjek ke 6 saya hampir barulah
saya yakin kalau oma ini bisa saya wawancarai. Karena saat saya membina
rapport ia masih memiliki ingatan yang cukup baik, dapat berbicara
lancar dan nyambung. Kesan yang tidak mengenakannya lagi adalah saya
sempat sekali diusir oleh oma-oma karena oma tersebut tidak mau saya
hampiri apalagi untuk diwawancarai. Hehehe. Sungguh pengalaman berkesan
yang tidak akan pernah saya lupakan.
Namun, saya juga sempat sedih ketika melihat
kondisi-kondisi penghuni panti jompo tersebut. Mereka terlihat kesepian,
tidak diurus oleh keluarga dan ada beberapa dari mereka bahkan mandi
pun memerlukan bantuan. Saya merasa bersyukur sekali bahwa saya masih
memiliki keluarga dan saling menyayangi satu sama lain. Saya menganggap
subjek saya tersebut sebagai oma saya sendiri ketika saya wawancarai,
saya memposisikan diri saya seperti mengobrol dengan oma saya, karena
selama ini saya belum pernah mengobrol atau bercengkrama banyak dengan
oma saya karena oma saya meninggal ketika usia saya masih remaja awal
dan beliau tinggal diluar kota.
21 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar