Menjadi seorang Psikolog tidaklah
mudah bagi setiap orang mungkin untuk memerankannya, dan tidaklah mudah juga
untuk mempelajari ilmu-ilmu didalamnya. Hal inilah yang telah benar-benar saya rasakan
pada saat saya mencoba menjadi pewawancara dalam mata kuliah teknik wawancara,
saat sesi praktikum tiga minggu yang lalu. Setiap praktikumnya mengambil
bidang-bidang yang berbeda.
Untuk bidang yang pertama pada tanggal
6 Mei 2013, yaitu Psikologi Industri dan Organisasi. Dalam bidang ini saat saya
dalam posisi wawancara, tentunya terdapat kendala. Kendala yang saya alami
adalah, ketika subjek berbicara cukup panjang namun saya sulit untuk
mengarahkan pada tujuan awal, dan terkadang saat subjek sedang berbicara, saya
sesekali beradu kalimat, sehingga seakan saya menimpa pembicaraannya. Namun,
dalam bidang PIO ini cenderung lebih singkat percakapannya karena hanya tertuju
dengan pemilihan calon karyawan baru, sehingga apanya kita tanyakan pada subjek
cenderung lebih spesifik dan sesuai dengan tujuan awal. Wawancara dalam PIO ini
juga, buat saya lebih mudah untuk berpikir hal apa yang akan saya berikan atau
katakan selanjutnya kepada subjek.
Dalam bidang selanjutnya, yaitu setting pendidikan. Dalam bidang ini,
ruang lingkupnya adalah saya mewawancarai seorang anak SMA seharusnya, namun
terdapat perubahan cerita dari subjek, karena ia mengaku sedang kuliah. Hal ini
juga menjadikan tantangan bagi saya untuk merespon cepat, dan merubah alur
pertanyaan yang sebernarnya sudah ditentukan sebelumnya. Kelemahan saya adalah,
saya cenderung terpaku pada apa lagi yang akan saya tanyakan, namun bukan pada
bagaimana solusi alamiah yang spontan yanga akan saya berikan kepada subjek. Hal
ini yang membuat saya gugup, dan cemas menghadapi subjek, dan pada akhirnya
akan membuat diri sendiri menjadi tidak menerapkan prinsip-prinsip dari
keterampilan dasar wawancara.
Sedangkan saat saya menjadi observer, hanya sediki hal yang dapat saya observasi dari subjek. Banyak hal yang dapat dipelajari lagi dari bagaimana cara orang lain mewawancarai subjek yang lainnya. Dari cara membina rapport, memberikan pertanyaan, kemudian sikap terhadap subjek itu sendiri.
21 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar