Kamis, 16 Mei 2013

Pentingnya Seks Dalam Pernikahan (Anthonia Christy)


     Pria telah diajarkan bahwa kecakapan seksual adalah dukungan yang positif, sementara wanita telah diajarkan bahwa kecakapan seksual membuat mereka tampak seperti perempuan jalang dan tidak menarik. Sikap-sikap masyarakat ini dapat mempengaruhi frekuensi dan pentingnya seks dalam pernikahan. Wanita seringkali merasa dipaksa untuk melakukan hubungan seks lebih sering dari frekuensi yang sebenarnya membuat mereka nyaman sedangkan pria seringkali merasa diremehkan ketika hasrat kronis mereka diabaikan.
     Gesekan seksual seperti ini menyebabkan banyak perasaan sakit hati, dan membuat banyak orang yang mempertanyakan seberapa pentingnya seks dalam pernikahan. Beberapa pasangan menemukan bahwa bagian terberat untuk hidup bersama adalah belajar untuk memahami kebutuhan seksual satu sama lain, keinginan satu sama lain dan disfungsi yang dialami salah satu pihak. Dan kita semua memiliki sejenis disfungsi seksual. Sangat tidak biasa bagi banyak pasangan untuk membawa kehidupan seks mereka kepada konselor. Pria telah diajarkan untuk mengharapkan jumlah tertentu dari melakukan hubungan seks, dan sangat tidak biasa baginya untuk mengekspresikan ketakutannya. 
    Kebanyakan pasangan dapat melalui kesalahpahaman dan frustrasi seksual yang mereka alami dengan belajar berkomunikasi apa yang penting bagi mereka dan apa yang berhasil untuk mereka serta perasaan apa yang tidak dapat ditoleransi dan apa alasannya. Wanita mungkin lebih membutuhkan kasih sayang fisik daripada pria yang hanya melakukanya sedikit atau tidak ada hubungannya sama sekali dengan seks. Terkadang wanita hanya perlu disentuh tanpa bermaksud adanya kontak seksual. Sementara pria benar-benar membutuhkan kontak seksual seperti ini, dan sangat jarang bagi seorang pria untuk mengakui hal ini secara terbuka. Sedangkan, wanita tentu saja menginginkan keintiman tanpa memiliki harapan harus melakukan seks setiap saat.
      Seks sebenarnya merupakan bagian dari pernikahan yang sehat. Banyak pasangan akhirnya jatuh ke dalam tempat yang nyaman, dimana seks tidak lagi memainkan peranan yang penting dalam hidup mereka. Namun beberapa pasangan mampu mempertahankan kehidupan seks mereka tetap berjalan dengan baik di usia keenam puluh maupun tujuh puluh tahun hidup mereka. Ekspresi seksual merupakan sebuah pengalaman yang melekat dan jelas menyenangkan bagi kebanyakan orang. Ini adalah bagian dari hidup dan mencintai serta bertumbuh bersama. Kurangnya kesadaran ini mungkin menjadi sinyal masalah, terutama jika pasangan telah bersama kurang dari lima tahun dan salah satu pihak benar-benar merasa tidak puas dengan pengaturan kehidupan seks mereka saat ini.
     Terlalu jarang melakukan seks bisa menjadi masalah sementara maupun permanen bagi sebuah pernikahan. Jadi, seberapa penting seks dalam sebuah pernikahan? Sama pentingnya dengan setiap individu yang terlibat di dalam pernikahan. Frekuensi tidaklah sepenting kualitas, dan frekuensi tidak dapat mengindikasikan bahwa pernikahan itu sehat. Penerimaan, komunikasi dan komitmen mencintai yang kuat merupakan tanda dari sebuah pernikahan sehat.
 
8 Mei 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar