Belajar Menjadi Pewawancara ? Siapa Takut~
Sudah hampir dua
bulan penulis tidak lagi menulis artikel di blog ini. Namun pada
kesempatan kali ini, penulis kembali memutuskan untuk membuat sebuah
artikel singkat mengenai Teknik Wawancara. Namun demikian, artikel kali
ini bersifat ringan yang tidak memerlukan para pembaca untuk memeras
otak terlalu keras. Artikel kali ini juga dapat dikatakan artikel
terakhir di penghujung perkuliahan Teknik Wawancara.
Oke, penulis akan
langsung saja masuk ke topik. Artikel kali ini membahas tentang
pengalaman penulis menjadi pewawancara dalam praktikum yang berlangsung
selama tiga minggu berturut - turut dengan tiga tema yang berbeda, yaitu
menjadi pewawancara dalam bidang Pendidikan, Industri & Organisasi,
serta Klinis. Praktikum dibagi menjadi kelompok - kelompok dengan
masing - masing kelompok terdiri dari 5 orang. Masing - masing orang
dalam kelompok memiliki kesempatan yang sama mencoba menjadi seorang
pewawancara, klien dari pewawancara, maupun menjadi pengamat atau observer.
Pada minggu
pertama, tema yang diangkat adalah wawancara dalam ruang lingkup
Industri & Organisasi. Penulis bersikap cukup formal selama menjadi
pewawancara, sekaligus menjadi bagian paling menarik dibandingkan saat
menjadi observer ataupun klien. Penulis melakukan bina rapport
dengan sangat baik, sebagaimana ditulis oleh observer yang mengamati
penulis juga, namun masih memiliki kekurangan dalam melakukan wawancara
karena penulis terkadang menjadi absent-minded, sehingga menjadi
agak kaku dan ada beberapa kesalahan yang cukup signifikan, khususnya
pada penghujung wawancara. Ketika penulis menjadi klien dan observer,
tidak banyak pengalaman menarik yang penulis dapatkan, akan tetapi
banyak hal yang penulis pelajari, khususnya saat melakukan observasi
sehingga dapat membiasakan penulis untuk terbiasa mengamati hal - hal
umum yang sebenarnya khusus dan berbeda dari biasanya.
Pada minggu kedua, tema yang diangkat adalah tema dalam bidang Pendidikan. Penulis merasa bahwa penulis melakukan bina rapport dengan
sama baiknya seperti pada minggu pertama, namun ada sedikit kekurangan
dalam menggali informasi lebih banyak dari klien. Walaupun demikian,
penulis cenderung lebih tenang dalam mengingat hal - hal yang harus
diperhatikan, serta membiasakan diri untuk tidak terlalu tergesa - gesa,
tidak hanya dalam wawancara, namun juga pada hal lainnya.
Minggu terakhir
adalah minggu paling menarik dibandingkan dua minggu sebelumnya, di mana
pada tema kali ini berkisar dalam ruang lingkup Klinis. Pada bagian
kali ini, hal yang paling menarik adalah saat - saat di mana penulis
menjadi klien. Penulis sempat membuat pewawancara tercengang - cengang
dengan melakukan sedikit manuver yang agak tidak sesuai topik pada awal
wawancara, juga dengan sedikit gebrakan meja yang tampaknya membuat observer
agak kaget, namun dalam hitungan detik penulis memperbaikinya agar
kembali pada topik. Selain itu, ada juga beberapa hal yang penulis
lakukan sehingga pewawancara mencoba untuk bekerja lebih keras lagi
untuk menggali informasi dari klien, sehingga mengasah kemampuan dari
pewawancara juga.
Adapun saat menjadi
pewawancara, penulis menjadi lebih tenang dalam melakukan bina rapport
dan tidak ketinggalan dalam menggali hal - hal yang perlu penulis gali
dari klien. Penulis juga mencoba mempertahankan postur dan gerak tubuh,
dengan melakukan dan memberikan pertanyaan yang lebih fleksibel, serta
tetap mampu fokus pada klien ketika menulis. Walaupun masih ada banyak
kekurangan yang harus penulis perbaiki di sana sini, secara umum pada
pengalaman kali ini, penulis merasa jauh lebih baik dibandingkan dua
pertemuan sebelumnya. Selain itu, pada pertemuan kali ini, penulis
menjadi lebih rileks selain juga waktu kosong di saat kelompok penulis
tidak melakukan praktikum, penulis mengisi waktu dengan teman - teman
melakukan kegiatan yang dapat mengisi ketegangan dan kebosanan.
22 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar