Selasa, 21 Mei 2013

Haruskah Korban Pemerkosaan Dinilai Negatif? (Laras Yuliansyah)

ImagePemerkosaan sering kali terjadi di lingkungan sekitar kita. Pelaku sampai melakukan kekerasan terhadap korban, bahkan ada pula beberapa pelaku yang membunuh korbannya setelah memperkosa korban tersebut. Lalu, siapa yang salah dalam peristiwa ini? Masyarakat mungkin men-judge korban karena korban lah yang “memancing” pelaku untuk melakukan pemerkosaan dengan memakai pakaian yang minim dan sering pulang terlalu larut malam. Tetapi apa iya seperti itu? Saya rasa, tidak ada wanita yang ingin menjadi korban pemerkosaan di dunia ini.
Banyak korban pemerkosaan mengalami depresi, stres, atau trauma setelah peristiwa ini. Tapi, korban sering kali tidak ingin melaporkan hal ini kepada pihak yang berwajib atau tidak ingin melakukan treatment kepada psikolog. Kenapa? Ya, mereka merasa bahwa peristiwa ini adalah sebuah aib bagi dirinya. Saya pun mencoba membayangkan bagaimana rasanya jika saya yang menjadi korban. Sungguh berat pasti rasanya dan mungkin saya pun akan mengalami hal yang sama.
Saya ingin mengajak Anda untuk berhenti menilai korban dengan penilaian-penilaian yang negatif. Mereka adalah korban dan jangan sampai penilaian dari masyarakat ini menambah beban mereka. Sudah cukup mereka mengalami dan menanggung hal ini, kenapa harus ditambahkan dengan penilaian yang malah justru membuat mereka semakin depresi? Coba lah bayangkan jika hal ini terjadi pada diri Anda, apa Anda ingin diejek atau dipermalukan akibat pemerkosaan yang Anda alami?
Daripada Anda menilai korban dengan anggapan yang negatif, kenapa Anda tidak mendukung mereka untuk dapat kembali menjalani hidup? Saya rasa, tindakan Anda yang membantu korban akan sangat lebih baik daripada Anda hanya bergunjing dengan penilaian yang negatif mengenai mereka. Ingat lah bahwa ini bukan hal yang diinginkan korban. So, stop blaming the victims!

21 Mei 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar