Selama tiga minggu terakhir, mahasiswa kelas Teknik Wawancara
melakukan praktikum. Yang terpikirkan oleh saya adalah: dulu, saya yang
menanyakan kepada kakak kelas “ngapain sih Kak?” Tak terasa kalau
akhirnya saya yang ditanya dan merasakan pengalaman itu sendiri.
Minggu pertama dimulai dengan tema PIO. Kelompok saya memilih topik rekruitmen staff HRD.
Sehari sebelum praktikum, saya sudah mempersiapkan semuanya, mulai dari
pakaian yang akan digunakan, buku untuk mencatat jawaban, pulpen, semua
saya siapkan. Saya juga meminta teman-teman saya untuk menjadi interviewee, sekedar mencoba. Mendekati waktu praktikum, saya mulai “deg–deg an”.
Namun, saat saya berada di dalam ruangan, waktu berjalan dengan cepat.
Tidak terasa 10 menit telah berlalu. Yang saya pikir kurang adalah sikap
tubuh saya yang kaku, mungkin karena rasa tegang.
Pada minggu itu juga, sebagian mahasiswa Teknik Wawancara pergi ke
panti untuk mewawancarai penghuni di sana. Setelah berkumpul di kampus,
kami bersama-sama menuju panti. Kelompok saya mendapatkan Panti Sosial
Tuna Werda Budi Mulia II. Di sana kami diizinkan untuk memilih subyek
kami. Saat teman-teman saya yang lain sudah memilih, akhirnya saya
memilih seorang kakek, yang akan saya panggil sebagai Atuk. Atuk itu
orang yang bersemangat, meskipun sudah berusia 70 tahun, rambutnya masih
hitam sedikit keabu-abuan, ingatannya pun baik. Namun saya mendapatkan
pengalaman yang sedikit menyeramkan bagi saya. Kakek ini sedikit
“centil”, ia suka flirting, seperti: “Kamu cantik”, dan
menyampirkan poni saya. Untung saja saat ia melakukan itu saya tidak
langsung terhentak ke belakang. Hanya tersenyum, lalu membetulkan poni
saya. Itu menyeramkan bagi saya. Untung wawancaranya hanya hari itu
saja.
Lanjut, pada minggu kedua kami ditugaskan tema Psikologi Pendidikan.
Kelompok saya memilih topik penurunan prestasi. Minggu ini saya tidak
merasa tegang dan lebih santai, tapi saat saya berada di dalam ruangan
praktikum, saya sempat merasa blank, untung saja pada akhirnya
saya terpikir beberapa pertanyaan. Namun saya merasa bahwa praktikum
Psikologi Pendidikan saya adalah praktikum terburuk dari yang lainnya.
Pada minggu ketiga, saya melakukan praktikum dengan tema Psikologi Klinis. Kelompok saya memilih topik insomnia. Persiapan minggu ini lebih baik dari minggu sebelumnya karena tidak ingin kejadian blank terjadi lagi. Kelompok saya adalah interviewer pertama.
Saat memasuki ruang praktikum, saya mencoba tenang, lalu bersiap. Klien
saya adalah orang yang sama saat praktikum minggu pertama, saya sangat
lega. Tidak terasa waktu cepat berlalu, dan saya melakukan wawancara
dengan lancar (menurut saya). Dengan berakhirnya praktikum tema
Psikologi Klinis, maka pertemuan Teknik Wawancara telah berakhir.
Tidak terasa saya akan memasuki masa Ujian Akhir, artinya.. sudah mau
liburan.. J Waktu awal masuk kelas ini, kalau bertanya pada orang lain
kebanyakan pakai kata “Kenapa?”, kalau sekarang pakai kata “Kenapa”
(baik sengaja maupun tidak disengaja) saya jadi berpikir, “Apakah orang
yang saya tanyakan merasa tertuduh?”. Masih ada banyak pengetahuan dan
pengalaman yang saya dapatkan di kelas ini. Saya berterima kasih kepada
Ibu Henny dan Kak Tasya yang telah membimbing saya selama satu semester
ini, karena mereka telah memberikan saya banyak informasi dan pengalaman
J. Kami akan bertemu lagi saat sidang. Semoga mereka tidak menerkam
kelompok saya J.
25 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar