Rabu, 22 Mei 2013

Be A Partner for Them (Sylvia Kristiani)

Setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengekspresikan seksualitasnya. Ada yang mengekspresikannya dengan cara yang sesuai dengan masyarakat, tetapi ada pula yang melakukannya dengan cara yang tidak sesuai dengan masyarakat sehingga dianggap menyimpang. Mereka yang melakukan penyimpangan tersebut ada yang menyadarinya, tetapi ada juga yang tidak menyadarinya. Salah satu penyimpangan dalam ekspresi seksual yaitu pedophilia yang merupakan ketertarikan seksual terhadap anak-anak. Orang yang mengalami pedophilia dapat hanya sekedar tertarik secara seksual pada anak-anak, tetapi ada juga yang sampai melakukan pemerkosaan terhadap anak-anak.
Saat ini kasus pemerkosaan semakin sering terjadi. Bahkan hal tersebut dapat terjadi pada orang-orang yang berada di sekitar kita, baik itu korban maupun pelaku. Tidak jarang, orang yang menjadi pelaku pemerkosaan adalah orang terdekat korban itu sendiri, seperti ayah, kakak, kakek, paman, sahabat, atau kerabat lainnya. Meskipun begitu, banyak juga kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak dikenal.
Sebagian orang menganggap bahwa pemerkosaan dapat terjadi karena tindakan korban itu sendiri yang “memancing” terjadinya pemerkosaan pada korban tersebut. Bagi saya, hal tersebut bukanlah suatu pandangan yang dapat dipertahankan karena tidak ada seorang pun yang menginginkan dirinya menjadi korban pemerkosaan. Selain itu, dampak yang ditimbulkan bagi orang yang menjadi korban pemerkosaan sangat besar. Mereka tidak hanya mendapat dampak fisiologis, tetapi juga akan memperoleh dampak psikologis yang akan mempengaruhi kehidupan mereka selanjutnya.
Salah satu cara yang paling dapat dilakukan untuk mencegah pemerkosaan adalah dengan menjaga diri sebaik mungkin. Namun, hal tersebut juga tidak dapat lepas dari peran serta masyarakat dan pemerintah. Masyarakat perlu membantu orang yang diduga akan menjadi korban pemerkosaan agar dapat terhindar dari pemerkosaan tersebut. Pemerintah juga perlu membuat aturan yang tegas terhadap pelaku pemerkosaan agar para pelaku pemerkosaan menjadi jera dan tidak terjadi lagi kasus-kasus pemerkosaan yang sangat mempengaruhi hidup seseorang.
Salah satu hal yang dapat saya pelajari adalah orang yang menjadi korban pemerkosaan tidak selayaknya dijauhi, dihina, dicemooh, atau mendapat perlakuan-perlakuan negatif lainnya karena hal tersebut dapat membuat mereka semakin merasa menjadi diri yang tidak berharga. Sebaliknya, kita harus mendampingi mereka agar dapat melewati masa-masa sulit dalam hidupnya.

22 Mei 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar