Setiap
orang memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengekspresikan seksualitasnya. Ada
yang mengekspresikannya dengan cara yang sesuai dengan masyarakat, tetapi ada
pula yang melakukannya dengan cara yang tidak sesuai dengan masyarakat sehingga
dianggap menyimpang. Mereka yang melakukan penyimpangan tersebut ada yang
menyadarinya, tetapi ada juga yang tidak menyadarinya. Salah satu penyimpangan
dalam ekspresi seksual yaitu pedophilia
yang merupakan ketertarikan seksual terhadap anak-anak. Orang yang mengalami pedophilia dapat hanya sekedar tertarik
secara seksual pada anak-anak, tetapi ada juga yang sampai melakukan
pemerkosaan terhadap anak-anak.
Saat
ini kasus pemerkosaan semakin sering terjadi. Bahkan hal tersebut dapat terjadi
pada orang-orang yang berada di sekitar kita, baik itu korban maupun pelaku.
Tidak jarang, orang yang menjadi pelaku pemerkosaan adalah orang terdekat
korban itu sendiri, seperti ayah, kakak, kakek, paman, sahabat, atau kerabat
lainnya. Meskipun begitu, banyak juga kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh
orang-orang yang tidak dikenal.
Sebagian
orang menganggap bahwa pemerkosaan dapat terjadi karena tindakan korban itu
sendiri yang “memancing” terjadinya pemerkosaan pada korban tersebut. Bagi
saya, hal tersebut bukanlah suatu pandangan yang dapat dipertahankan karena
tidak ada seorang pun yang menginginkan dirinya menjadi korban pemerkosaan. Selain
itu, dampak yang ditimbulkan bagi orang yang menjadi korban pemerkosaan sangat
besar. Mereka tidak hanya mendapat dampak fisiologis, tetapi juga akan
memperoleh dampak psikologis yang akan mempengaruhi kehidupan mereka
selanjutnya.
Salah
satu cara yang paling dapat dilakukan untuk mencegah pemerkosaan adalah dengan
menjaga diri sebaik mungkin. Namun, hal tersebut juga tidak dapat lepas dari
peran serta masyarakat dan pemerintah. Masyarakat perlu membantu orang yang
diduga akan menjadi korban pemerkosaan agar dapat terhindar dari pemerkosaan
tersebut. Pemerintah juga perlu membuat aturan yang tegas terhadap pelaku
pemerkosaan agar para pelaku pemerkosaan menjadi jera dan tidak terjadi lagi
kasus-kasus pemerkosaan yang sangat mempengaruhi hidup seseorang.
Salah
satu hal yang dapat saya pelajari adalah orang yang menjadi korban pemerkosaan
tidak selayaknya dijauhi, dihina, dicemooh, atau mendapat perlakuan-perlakuan negatif
lainnya karena hal tersebut dapat membuat mereka semakin merasa menjadi diri
yang tidak berharga. Sebaliknya, kita harus mendampingi mereka agar dapat
melewati masa-masa sulit dalam hidupnya.22 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar