Pada 3 minggu terakhir ini, saya praktikum wawancara dalam 3 setting.
Pertama itu pratikum Psikologi Industri dan Organisasi. Pratikum
pertama kalo tidak salah (berarti bener..) jatuh pada hari Senin
(06/05/13). Nahh,, Pas hari minggunya tuh yaa, sebelum hari Senin,
stresnya minta ampun. Kalo otak bisa protes, dia bakal protes kali yaa,
"Nggak bosen apa mikirin buat besok! Tugas noh kerjain". hahaha..
mungkin kalo bisa ditebak, kurang lebih begitulah bunyinya protesan otak
saya ini.
Keesokan harinya,,
Setelah menunggu beberapa menit untuk mengantri sembako jatah
pratikum ke sebuah ruangan di kampus yang pada hari itu juga adalah
pertama kalinya saya masuk ke ruangan itu, nama kelompok saya pun
dipanggil juga. Kebetulan pertama kali kelompok kami dapat jatah menjadi
"OBSERVER". Itu di capslock gitu tulisannya ada alasannya loh,
alasannya itu karena saya merasa beruntung. Dengan menjadi observer,
perasaan tegang langsung runtuh seketika. huh! Nafas terasa
plooonnggg!!
Hokinya lagi, orang yang saya obervasi pertama kali adalah teman saya yang sangat bagus sekali saat memerankan interviewer.
Begitu mengkhayati.. Jadi pada hari pertama itu saya seharusnya
berterima kasih pada teman saya tersebut, begitu menginspirasi.. :D
(Urutan perannya : jadi observer, klien, dan interviewer).
Seminggu kemudian...
Tibalah pada pratikum wawancara setting Psikologi
Pendidikan. It's my favorite! Pada minggu kedua ini, rasanya tidak
begitu terlalu tegang. Setidaknya tidak sampai membuat otak saya protes
seperti minggu pertama. :D Pratikum pendidikan ini, saya lebih banyak
membayangkan guru Bimbingan Konseling (BK) saya sewaktu SMA. Hmmm,,
Nggak sia-sia juga dulu suka nongkrong di ruang BK. :p Pada pratikum
Pendidikan ini, jatah pertama kelompok saya adalah menjadi klien.
(Urutan perannya : jadi klien, interviewer. dan observer).
Dua Minggu kemudian,,
Minggu ketiga ini adalah pratikum wawancara yang terakhir. (Huh!!
Akhirnyaaa...!!). Begitu lah perasaan saya sewaktu pratikum ketiga dalam
setting Psikologi Klinis ini. Hmm,, Sebenarnya pada saat
pratikum Klinis ini, kelompok saya belum membuat pedoman pertanyaannya
(soalnya kelompok saya ganti tema). Tapi entah mengapa, karena saya
terlalu keenakan dengan 2 pratikum sebelumnya. Saya seakan jadi
meremehkannya. Tapi untuk jaga-jaga, saya meminta nasehat pada salah
satu dosen di kampus saya (sepertinya saya juga harus say to thanks pada
beliau.. :).
Kena batunya deh!
Pada pratikum minggu ketiga, kelompok saya pertama kali mendapat jatah menjadi interviewer.
Jenggg.. jenggg... Saat prakteknya, nggak selancar pratikum 2 minggu
sebelumnya. Psikolog Klinis sepertinya emang harus pintar-pintar yaa
memainkan kata-kata dalam menghadapi kliennya.
Intinya, daripada belajar teorinya melulu, penting juga loh kita
praktekkin ilmu yang udah dipelajari. Karena prakteknya nggak segampang
teorinya.. Teori mah asal nempel,, Ada soal, bisa jawab? Kita bisa
dibilang udah lulus. Tapi kalo disuruh praktekkinnya? Belum tentu
semudah menghafal teori :D
So, Just Lets do it!! :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar