Mereka Butuh Dukungan, Bukan Cacian !!
Pemerkosaan adalah suatu tindakan kriminal berwatak
seksual yang terjadi ketika seorang manusia (atau lebih) memaksa manusia lain
untuk melakukan hubungan seksual dalam bentuk
penetrasi vagina atau anus dengan penis, anggota tubuh lainnya seperti tangan,
atau dengan benda-benda tertentu secara paksa baik dengan kekerasan atau
ancaman kekerasan.
Bagi beberapa
orang, pemerkosaan adalah aib yang harus ditutup rapat-rapat karena suatu
musibah yang sangat memalukan bagi korban. Oleh karena itu, banyak korban maupun
keluarga korban enggan melaporkan kasus pemerkosaan yang telah dialaminya
tersebut kepada tindak yang berwajib. Karena mereka berpikir, apabila semua
orang mengetahui aib tersebut, akan membuat korban merasa malu dan menambah
beban pikiran bagi si korban.
Parahnya, seperti
jatuh tertimpa tangga, setelah korban mendapatkan tindakan pemerkosaan, korban
dikucilkan oleh masyarakat atau lingkungan sekitar. Karena banyak orang yang
menganggap korban yang menjadi korban pemerkosaan adalah orang yang “nakal”. Maka
pantaslah ia menjadi korban pemerkosaan. Sebenarnya, sebelum orang-orang
menganggap demikian, seharusnya mereka mencari tahu terlebih dahulu sebelum
berkomentar. Kalau yang menjadi korban adalah wanita yang berkerja di club
malam, berdandan dan berpakaian tidak sopan, ataupun wanita yang tidak memiliki
harga diri di mata pria, barulah masyarakat dapat berkomentar demikian. Namun,
apabila yang menjadi korban adalah wanita yang baik dan tidak bersalah
bagaimana? Masyarakat tetap menyalahkan dan mengucilkan korban tersebut? Tidak ada
wanita ataupun siapapun yang ingin menjadi korban pemerkosaan. Pemerkosaan adalah
musibah, bukan keinginan atau kemauan si korban. Ia hanya menjadi sasaran hawa
napsu pria yang tidak bertanggung jawab.
Seharusnya sebagai
masyarakat, kita mengayomi, memberi dukungan dan motivasi agar korban
dapat
bangkit dari keterpurukannya tersebut. Dan bukannya menyalahkan dan
mencaci-makinya. Karena bukan persoalan yang mudah untuk dapat bangkit
dari
keterpurukan tersebut. Membuat korban bangkit dan menumbuhkan rasa
percaya diri
dan menghilangkan traumanya, membutuhkan proses yang cukup panjang. Oleh
karena
itu, dibutuhkan lingkungan masyarakat yang mendukung, aman, dan tentram
agar
korban dapat cepat bangkit dari keterpurukan dan traumanya tersebut.16 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar