Minggu, 05 Mei 2013

Social History (Gisela Aliyansyah)

  Pada pertemuan minggu ini dibaha mengenai ‘Social History’. Sebenarnya apa si gunanya kita mengetahui riwayat sosial seseorang? Karena melalui riwayat sosial seseorang dapat diketahui informasi mengenai klien yang lebih kompleks. Riwayat sosial seseorang juga dapat mengupas lebih dari sekedar data, tetapi riwayat diri berdasarkan persepsi diri seseorang itu. Interviewer hanya menguggah supaya klien mau berbicara, jangan hanya terfokus pada gangguan, tetapi kenali lebih jauh klien tersebut agar dapat mengetahui apa yang dialami. Tujuan dari interview agar dapat memperoleh informasi yang cukup mengenai kesulitan yang dialami oleh klien.

     Interviewer harus menanyakan 17 informasi (jika mungkin) sehubungan dengan riwayat sosial, yakni family of origin, extended family, present family constellation, educational level attained, occupational training/job history, marital (signifikan other) history, interpersonal relationship history/ social network, recreational preferences/ leisure activities, sexual history, medical history-including significant family medical history, psychiatric/psychotherapy history, legal history, alchohol and substance abuce, nicotine and caffeine consumption, current living situation, source of support, dan religion. Informasi yang pertama mengenai sejarah keluarga. Interviewer dapat membuat pohon keluarga (genogram) dari informasi mengenai silsilah keluarga yang klien sampaikan serta suasana tempat ia tinggal sekarang bersama siapa. Penting untuk interviewer mengetahui simptom atau masalah penyakit turunan. Pola Interfamilial komunikasi, karakterisasi dari anggota keluarga, dan adanya konflik masa lalu atau sekarang dapat dihubungkan dengan gangguan saat klien. Dengan mengetahui sejarah keluarga klien, interviewer dapat mengembangkan sketsa biografi singkat orang tua, saudara, pasangan, lain yang signifikan, dan anak-anak; mempelajari tentang hubungan antara pasien dan kerabat, baik saat ini dan masa kanak-kanak, dan mempelajari apakah gangguan mental dalam keluarga pasien Anda, termasuk kerabat jauh. Ternyata membaca genogram tidaklah mudah, dari genogram interviewer dapat mengetahui kehidupan di dalam rumah klien dan dapat menggambarkan penyebab dari masalah klien.

     Yang kedua adalah mengenai riwayat pendidikan. Apakah klien merupakan anak yang menikmati sekolah atau tidak, jika klien tidak menikmati sekolah maka harus dicari tahu penyebabnya. Apakah klien memiliki kemampuan interpersonal dengan teman-temannya secara baik atau tidak. Nilai yang tertera pada raport siswa bukanlah menjadi sebuah jaminan intelektual seseorang. Banyak orang yang gagal di sekolah tetapi dapat berhasil di dunia kerja. Intervieweer dapat melihat juga apakah klien.

     Yang ketiga adalah mengenai riwayat pekerjaan, tanyakan sudah berapa klien bekerja di bidang tersebut, apakah klien bekerja di bidang tersebut atas keinginan sendiri atau karena keinginan orang tua. Interviewer  harus hati-hati dalam menanyakan pertanyaan mengenai pekerjaan, jangan menggunakan kalimat yang menyinggung hati klien. Yang keempat adalah sejarah pernikahan, dengan mengetahui status seseorang, interviewer dapat lebih mengetahui seberapa daya tahan klien terhadap sebuah status atau hubungan. Yang kelima adalah interpersonal relationship, interviewer dapat mengetahui seberapa berkualitas hubungan pertemanan klien. Yang keenam adalah recreational preferences, hal ini berkaitan mengenai hobi dan rekreasi klien, dari hobi dan rekreasi yang klien minati dapat dilihat bagaimana cara klien melakukan coping stress.

     Yang ketujuh adalah riwayat kehidupan seksual, pertanyaan mengenai hal ini masih dianggap tabu dan sensitif untuk ditanyakan, khususnya untuk orang Asia, seperti Indonesia. Interviewer dapat menanyakan riwayat kehidupan seksual klien jika individu telah megetahui status klien, misalnya klien masih single, sudah bercerai dan belum menikah kembali, atau telah ditinggal pasangan meninggal, maka kehidupan seksual boleh ditanyakan atau tidak, tergantung kebutuhan. Jika klien sudah berumah tangga atau kasusnya mengenai hal seksual maka hal ini wajib ditanyakan. Yang kedelapan adalah riwayat kesehatan, sebagai psikolog kita harus mengerti dasar mengenai obat-obatan, misalnya diberi obat A maka efek bagi klien seperti apa. Riwayat penyakit keluarga dapat juga membantu dalam memahami penyakit yang klien hadapi. Yang kesembilan adalah psychiatric/ psychotherapy history, hal ini dapat membantu intervieweer untuk mengetahui apakah klien pernah terdiagnosis masalah gangguan jiwa atau tidak. Hal ini juga penting untuk melihat pengalaman klien dalam menghadapi diagnosis tersebut. Sehingga interviewer dapat membantu klien untuk membantu dirinnya sendiri, seperti coping stress yang bagaimana yang dapat membantu menghadapi diagnosa gangguan jiwa.

     Yang kesepuluh adalah legal history, klien dengan masalah hukum yang banyak dapat memiliki karakteristik patologi. Yang kesebelas adalah alcohol and sobstance use/ abuse, intervieweer dapat memancing klien dengan egatakan “Saya kadang-kadang minum bir atau wine, bagaimana dengan anda?”, biasanya klien suka enggan menceritakan kebiasaan suka minum-minuman keras, maka dari itu inyervieweer dapat memancing klien untuk menceritakan pegalamannya sendiri. Yang kesebelas adalah nicotine and/or caffeine consumption, kopi dan rokok merupakan salah satu ‘obat yang membuat seseorang menjadi ketegantungan’. Tanyakan kepada klien apakah ia adalah pecandu rokok dan/atau kopi dan tanyakan pula seberapa sering klien mengonsumsi rokok dan/atau kopi.

     Jika bertanya social history kepada anak-anak hendaknya berkaitan dengan childhood nuclear family, growing up, asking about abuse, childhood health, education, medical history, personal traits and disorder, dan family history. Jika bertanya social history kepada orang dewasa dapat berkaitan dengan work history, legal history, religion, current living situation, social network, martial status, leisure activities, medical history, personal traits and disorder, dan family history.

21 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar