Dalam pertemuan kelas teknik wawancara
hari Senin kemarin, materi yang dibahas adalah mengenai social history. Hal ini merupakan salah satu hal yang juga penting
dalam melakukan wawancara, terutama pada awal dilakukannya wawancara. Melalui social history, dapat diketahui konteks
di mana klien berkembang, dan berbagai informasi yang didapat mungkin saja
mengandung hal-hal yang memberikan kontribusi terhadap munculnya masalah klien.
Informasi yang diperoleh dapat disusun baik dalam bentuk bagan maupun berbagai
bentuk lainnya.
Social
history dapat
mencakup berbagai area, di antaranya seperti keluarga, pendidikan, pekerjaan,
hukum, agama, pernikahan, dan lainnya. Pertanyaan yang diberikan untuk
mengetahui social history pada klien
yang merupakan seorang anak berbeda dengan yang diperuntukan bagi orang dewasa,
dan terdapat berbagai hal yang perlu diperhatikan. Keterampilan pewawancara
merupakan faktor lain yang sangat penting, seperti kemampuan untuk
mendengarkan, mengingat hal-hal yang penting, menyadari perbedaan budaya, dan
lainnya. Keterampilan-keterampilan dasar dalam melakukan wawancara, seperti
yang sudah dibahas pada pertemuan sebelumnya juga harus dikuasai.
Setiap informasi yang didapat harus
dicatat secara terorganisasi, agar tidak tercampur antara data dari klien yang
satu dengan klien lainnya. Saya teringat dengan cerita Ibu Henny, di mana dalam
satu hari apabila menangani beberapa orang klien akan sangat menyita tenaga dan
waktu. Bayangkan apabila sebagai pewawancara kita tidak memiliki keterampilan
dan tidak membuat susunan informasi yang diperoleh dengan baik, apa yang akan
terjadi? Itulah sebabnya, latihan dan latihan sangat diperlukan jika ingin
memiliki keterampilan yang baik untuk melakukan wawancara.
24 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar