Minggu, 05 Mei 2013

Social History (Cherine Sugiarto)

Hari ini kelas Tekwan membahas tentang beberapa info penting yang harus digali saat wawancara antara psikolog dengan kliennya. Salah satu yang terpenting adalah bagaimana riwayat hidup klien menurut persepsi dia sendiri. Hal ini penting agar kita dapat mengetahui apakah klien kita dapat beradaptasi dengan masalahnya atau tidak. Ada tips penting yang diberikan Bu Henny yaitu kita harus bisa mengenali klien kita, ada apa di balik klien kita, bagaimana situasinya sampai klien bisa mengalami gangguan itu. Jadi kita jangan hanya fokus pada gangguannya saja.
Tujuan dari mengetahui riwayat hidup klien adalah agar kita bisa mencari penyebab kesulitan klien dari detail peristiwa hidupnya. Seringkali masalah klien yang ada dapat berawal dari masalah keluarga, kesehatan, dan sebagainya. Jadi, apa aja sih yang penting untuk ditanyakan dalam wawancara? Mari kita bahas satu persatu :’)
Pertama, family history. Ini merupakan bagaimana riwayat hidup keluarga klien, di mana klien lahir dan dibesarkan, bagaimana hubungan klien dengan keluarganya. Dari hasil ini kita dapat mengetahui struktur keluarga klien, lalu kita dapat menelusuri “Apakah masalah keluarga ini juga muncul pada generasi-generasi di atas klien?” karena ada kemungkinan masalah klien disebabkan oleh faktor keluarga dan gangguan yang dialami klien merupakan turunan (faktor genetik). Kami diberikan contoh family genogram, di mana ada riwayat dan silsilah keluarga seorang klien berinisial AY. Ternyata, masalah penurunan  produktivitas dalam kerja yang dialami AY dapat berawal dari riwayat keluarganya, seperti banyaknya keluarga yang harus ia biayai karena ia anak lelaki satu-satunya yang bekerja, lalu lingkungan tempat dia tinggal sekarang (yaitu dengan mertua, istri, kedua anaknya yang masih balita, ipar perempuannya yang sudah bercerai, serta keponakannya juga yang masih balita), belum lagi ia kemungkinan besar harus membiayai adiknya yang masih sekolah serta ibunya yang sudah lansia (ditambah ayah AY yang sudah meninggal), lalu ditambah lagi kedua saudara AY juga ada yang menderita gangguan mental. Kami disuruh menganalisis beberapa penyebab yang mungkin menyebabkan AY lesu dalam bekerja dan performa kerjanya menurun.
Kedua, ada educational history, yaitu riwayat pendidikan klien. Hal ini berguna karena jika kita tahu pendidikan klien, maka kita akan mengetahui performa kerja dan kepribadian klien, karena sekolah turut membentuk kepribadian seseorang. Namun, nilai akademis di raport bukan satu-satunya yang mutlak menentukan fungsi intelektual seseorang. Ada yang intelektual seseorang hanya bersifat akademis saja. Banyak juga contoh orang sukses dalam kariernya tapi dulunya ia memiliki prestasi yang kurang di sekolah. Ada satu pesan Bu Henny yang saya ingat, “Kau bisa diterima bekerja karena aptitude atau kemampuanmu, namun kau juga bisa dikeluarkan karena attitude atau kelakuanmu”. Jadi sikap juga memiliki peranan yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan :’) Sikap seperti mengeluh dalam bekerja, atau sok jual mahal apalagi jika kita masih pemula, harus dibuang jauh-jauh.
Persepsi klien tentang hubungan pertemanan di sekolahnya juga dapat berpengaruh terhadap bagaimana klien membina hubungan dengan orang lain di masa yang akan datang. Lalu ketiga, ada job history. Tanyakan pekerjaan klien saat ini apa, atau jika klien belum/tidak bekerja, ganti pertanyaan yang menanyakan kesibukan klien sehari-hari, sehingga tidak terlalu menyinggungnya. Dari sini kita dapat melihat sekilas performa kerja klien dan mengetahui apakah klien sudah puas dengan pekerjaannya atau tidak.
Keempat, marital history. Kita bisa tahu riwayat pernikahan klien, apakah dia sudah menikah, belum menikah, cerai, atau janda/duda. Kita bisa mengetahui lama setiap hubungan yang dijalaninya, sehingga dari sinilah kita bisa mengetahui seberapa mungkin klien kita dapat bertahan pada satu pasangannya dan seberapa lama dia dalam menjalin hubungan. Kelima, interpersonal relationship, yaitu bagaimana kualitas pertemanan klien, seperti kutipan Bu Henny bahwa “Tidak penting berapa banyak teman yang kamu miliki, namun beberapa teman saja yang bisa diajak sharing juga cukup” Hal ini lebih menekankan pada kualitas pertemanan, dibandingkan kuantitasnya, meskipun memiliki banyak teman juga tidak dilarang.
Keenam, ada recreational preferences, yaitu bagaimana klien mengatasi stresnya, apa yang dilakukan untuk refreshing, di waktu luang, dan sebagainya. Hal ini penting untuk mengetahui coping stres klien. Orang yang bekerja terlalu over juga tidak sehat, oleh sebab itu inti dari cuti bekerja adalah bagaimana kita dapat have fun, agar kita dapat lebih enjoying life, bukan hanya sekedar jalan-jalan atau tidak, ke luar negeri atau tidak. Saya mengingat perkataan Ibu Henny lagi kurang lebih seperti ini, “Kau bisa membeli kasur mahal tapi tidak bisa membeli tidur nyenyak, kau bisa menyewa restoran hanya untuk kau makan sendiri di sana tapi tidak bisa membeli selera makan, kau bisa membeli teman untuk tertawa-tawa tapi tidak bisa membeli kesetiaan mereka, dan kau bisa membayar orang untuk menjadi pasanganmu tapi tidak bisa membeli cinta mereka. Uang memang penting tapi jika hanya itu yang menjadi tujuanmu bekerja, kau sesungguhnya berada dalam masalah”.
Kembali ke topik semula, point ketujuh ada sexual history. Topik ini merupakan topik yang sangat sensitif karena belum tentu semua orang suka ditanya tentang kehidupan seksualnya. Jika klien tidak menikah, atau sudah bercerai, topik ini boleh tidak ditanyakan jika tidak ada kaitannya dengan masalah klien.
Kedelapan, ada medical history seperti riwayat rawat jalan, rawat inap, operasi, masalah kesehatan, last medical check up, obat-obatan yang sedang dikonsumsi, dan sebagainya. Terkadang masalah klien dapat disebabkan oleh efek samping obat, sehingga itu gunanya kita mempelajari obat-obatan. Lalu, point kesembilan ada psychiatric/psychotherapy history. Hal ini penting jika klien pernah konsultasi di tempat lain.
Point kesepuluh ada legal history atau riwayat hukum, seperti apakah klien pernah dipenjara, catatan kriminal, ditilang polisi, dan sebagainya. Point kesebelas ada alcohol and substance use/abuse, yaitu apakah klien pernah menggunakan alkohol dan obat-obatan terlarang? Lalu, point terakhir adalah nicotine and/or caffeine consumption, seperti zat yang terdapat pada kopi. Banyak orang yang tidak sadar efek kopi jika sudah melewati batasnya seperti dapat membuat jantung berdebar tidak teratur, sehingga dapat memicu stroke dan sakit jantung. Namun, dalam beberapa hal, kopi juga bermanfaat untuk mencegah beberapa jenis kanker.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar