Sabtu, 11 Mei 2013
Sharing Pengalaman dari Praktisi PIO (Andi Yansen)
Pada perkuliahan Teknik Wawancara tanggal 29 Maret lalu, kelas kami dihadiri oleh seorang narasumber yang sudah banyak makan asam garam dunia IO. Beliau adalah Bapak Jefri, seorang praktisi PIO. Tujuan kedatangan beliau tentu tidak lain adalah membagikan pengalamannya selama bekerja dalam dunia IO. Tentu saja topik yang dibahas adalah penggunaan teknik wawancara dalam dunia PIO. Penggunaan wawancara dalam dunia PIO memiliki posisi yang sangat penting. Umumnya wawancara digunakan dalam proses seleksi pegawai, promosi jabatan, penempatan, dll. Adapun teknik wawancara seperti STAR dan FACT yang cukup sering digunakan dalam dunia PIO.
STAR sendiri merupakan singkatan dari Situation, yaitu pengalaman interviewee dalam situasi tertentu dalam pekerjaan sebelumnya; Task, yaitu tugas apa saja yang ia terima; Action, yaitu apa yang dilakukannya; dan Result, yaitu bagaimana hasilnya. STAR adalah teknik untuk mengukur kompetensi seseorang melalui wawancara berdasarkan pengalaman kerjanya di perusahaan/tempat kerjanya terdahulu. STAR banyak digunakan dalam seleksi pegawai.
FACT merupakan singkatan dari Feeling, yaitu apa yang dirasakan oleh interviewee; Action, yaitu apa yang dilakukannya; Context, yaitu apa saja yang dihadapinya; dan Thinking, yaitu apa yang ia pikirkan saat itu. FACT umumnya digunakan untuk mengukur kompetensi seseorang dengan lebih mendalam, dan biasanya FACT digunakan untuk recruitment atau penempatan pada posisi-posisi yang penting di suatu perusahaan. Tidak seperti halnya dengan STAR dapat dilakukan oleh pewawancara ‘biasa’, FACT hanya dapat dilakukan orang-orang tertentu yang biasanya merupakan pihak ketiga dari luar perusahaan.
Bagaimana dengan fresh graduate? Memang jika pelamar adalah orang yang baru saja lulus dari perguruan tinggi, tentu ia belum cukup memiliki pengalaman kerja. Oleh karena itu, wawancara dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang umum, seperti apa kelebihan dan kekurangannya, dsb. Menjadi suatu kelebihan apabila pelamar yang fresh graduate memiliki pengalaman berorganisasi sebelumnya, karena dari sana lah gambaran kompetensinya dapat diukur. Lalu bagaimana dengan gaji bagi fresh graduate? Menurut narasumber, jangan mematok harga yang terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Pelamar sebaiknya mencari informasi terlebih dahulu, bagaimana pasaran gaji bagi fresh graduate di berbagai perusahaan. Akan lebih baik jika meminta gaji yang sesuai dengan kemampuan yang dapat diberikan. Percayalah bahwa perusahaan yang baik pasti menghargai karyawannya yang menunjukkan performa yang baik, jika tidak, jadikanlah pengalaman kerja tersebut sebagai modal untuk melamar ke purusahaan yang lebih dapat menghargai kompetensi anda, tentunya dengan gaji yang lebih besar pula.
5 Mei 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar