Rabu, 01 Mei 2013

Sexual Intercourse of People with HIV/AIDS (Levina Sutiono)

Pada post kali ini, saya akan sharing tentang informasi dan pengetahuan baru yang saya dapatkan dalam kelas Perilaku Seksual hari kamis kemarin. Pada hari itu, terdapat dua kelompok yang mempresentasikan dua materi yang berbeda, salah satu di antaranya adalah mengenai HIV/AIDS.

Human Immuno Deficiency atau yang sering disingkat dengan HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan yang pada akhirnya akan menjadi AIDS. HIV menyerang sel darah putih, yang disebut dengan limfosit (sel CD-4). HIV dapat ditularkan melalui hubungan seksual, melalui darah yang mengandung HIV, dan dari ibu pengidap HIV kepada bayi.

Kemudian bagaimana dengan pasangan suami istri yang salah satu dari mereka terkena HIV? Apakah itu berarti mereka tidak dapat berhubungan seksual lagi?

Well, mereka tetap dapat berhubungan seksual, hanya saja untuk mengantisipasi penularan virus tersebut, pengidap HIV harus memeriksa kadar sel darah putihnya terlebih dahulu. Mereka dinyatakan sehat dan diijinkan untuk berhubungan seksual apabila sel darah putih yang dimilikinya melebihi 350. Selain pemeriksaan sel darah putih tersebut, pengidap juga harus memiliki pola hidup yang sehat.

Tidak berhenti sampai di situ, untuk menghindari penularan virus HIV tersebut mereka hanya dapat berhubungan seksual yang "aman" pada jam-jam tertentu, yaitu sekitar pukul dua dini hari. Alasannya adalah karena sel CD-4 pada jam tersebut biasanya berada pada kondisi yang tertinggi.

Pada saat hamil pun, pengidap HIV harus mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk melindungi janinnya. Proses melahirkannya pun harus dilakukan dengan cara caesar, karena apabila dilahirkan melalui vagina, maka bayi tetap akan terkena cairan atau darah dari ibunya. Usaha untuk menjaga janin ketika berada dalam kandungan pun akan menjadi sia-sia.

Namun, tetap saja hal-hal yang sudah disebutkan tadi tidak 100% menjamin bahwa bayi yang dilahirkan nantinya benar-benar tidak akan tertular virus HIV. Hanya saja, hal-hal tersebut mungkin akan membantu untuk meminimalisasi kemungkinan penularan yang dapat terjadi. Selain itu, akan menjadi lebih risky juga bagi pasangan yang keduanya mengidap HIV.

Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal tersebut, hendaknya kita memiliki pola hidup yang sehat, tidak menggunakan obat-obatan terlarang, terlebih lagi jika melibatkan penggunaan jarum suntik bersama-sama. Selain itu juga, hendaknya kita tidak "jajan" sembarangan, karena kita tidak tahu penyakit apa yang dimiliki oleh orang lain :)


29 April 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar