Rabu, 01 Mei 2013

Let’s Think About Sexual Dysfunction (Sylvia Kristiani)

Disfungsi seksual.. Ketika mendengar kata tersebut, mungkin sebagian besar dari kita akan merasa tidak nyaman. Ada juga yang mungkin merasa takut atau khawatir. Tentunya tidak ada orang yang mau mengalami hal tersebut, baik yang terjadi pada dirinya atau pada pasangannya. Setiap orang menginginkan pasangan yang dapat memuaskan kebutuhan seksualnya.  Sayangnya, tidak semua orang mengalami hal yang indah dalam pemuasan kebutuhan seksual.
Ada orang-orang yang mengalami disfungsi dalam hal seksual sehingga kurang dapat memenuhi kebutuhan seksual pasangannya. Terdapat laki-laki yang mungkin mengalami ejakulasi dini yang terjadi ketika mereka belum cukup lama melakukan masturbasi tetapi sudah terlalu cepat mengeluarkan sperma, sehingga kurang dapat memuaskan kebutuhan seksual pasangannya. Bagi perempuan, ada juga yang mengalami kekejangan pada otot vagina dan membuat otot seperti keram sehingga vagina seperti terkunci dan penis tidak dapat masuk sehingga akan menyebabkan rasa sakit saat melakukan hubungan seksual, atau yang biasa disebut dengan vaginismus. Ada juga orang yang harus menggunakan zat-zat tertentu untuk meningkatkan hasrat seksual mereka, dan masih banyak lagi disfungsi seksual lainnya yang dapat terjadi.
Tidak dipungkiri bahwa kepuasan seksual merupakan hal yang penting pada kebahagiaan dalam pernikahan. Tidak sesuainya kemampuan pasangan dalam memenuhi kebutuhan seksual dapat menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan dalam sebuah pernikahan, mulai dari pertengkaran, hubungan yang tidak harmonis, bahkan hal tersebut dapat mengakibatkan perceraian. Kasus-kasus tersebut dapat terjadi pada orang-orang di sekitar kita atau bahkan dapat terjadi pada diri kita sendiri.
Jika pasangan kita mengalami disfungsi seksual, apa yang akan kita lakukan? Akankah kita tetap hidup bersama mereka dan menyayangi mereka dalam keadaan susah maupun senang atau dalam keadaan sakit maupun sehat seperti pada janji suci yang diucapkan dalam pernikahan? Atau kita akan memilih untuk meninggalkan mereka, bercerai, dan mencari orang lain yang lebih dapat memenuhi kepuasan seksual kita? Tidak mudah memang untuk menjawab pertanyaan tersebut. Namun, setiap pilihan dan keputusan ada di tangan kita dan setiap keputusan yang diambil akan mempengaruhi kehidupan kita selanjutnya.
 
29 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar