Rabu, 01 Mei 2013

Kenali penyakitnya, jauhi penyakitnya dan jangan jauhi orangnya. (Farah Puspita Sari)


Siapa pun orang ketika mendengar nama penyakit ini mungkin akan merasa takut, seram, jijik atau bahkan akan bersikap berlebihan ketika berada dekat dengan si penderitanya. HIV/AIDS ya itulah nama penyakitnya. Jenis penyakit ini bukan sekedar penyakit biasa, tetapi penyakit ini sudah dianggap berbahaya serta menakutkan karena sudah banyak orang yang meninggal akibat penyakit HIV/AIDS ini. Ketenaran penyakit ini pun sudah sangat mendunia, hingga di tetapkan hari HIV/AIDS sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember. Setiap tahunnya di peringati hari HIV/AIDS untuk memberikan kesadaran mengenai penyakit yang sangat berbahaya ini biasanya dengan melalui penyuluhan kepada masyarakat mengenai bahaya dan penanganan penyakit HIV/AIDS.  
Bagi orang awam banyak di antara mereka yang kurang mengerti akan penyakit ini sehingga mereka hanya memberikan stigma negatif terhadap penderitanya. HIV (Human Immuno Deficiency) ini adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS dan kemudian menyerang sel darah putih yang disebut dengan limfosit (sel T-4,T-Helper, atau sel CD-4). Sekitar 5-7 tahun seseorang tidak memperlihatkan gejala-gejala  walaupun jumlah HIV semakin bertambah dan sel T-4 semakin menurun. Sedangkan AIDS sendiri atau  Acquired Immune Deficiency Syndrome yaitu sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia sesudah sistem kekebalannya dirusak oleh virus HIV. Sindrom yang fatal karena terjadi kerusakan progresif pada kekebalan tubuh. Tidak ada obat atau vaksin pencegah. Penyebab utama kematian pada usia produktif (15 sampai 55 tahun). Kesalahan persepsi yang ada pada masyarakat bahwa penyakit ini merupakan penyakit keturunan, padahal sebenarnya penyakit ini bukan penyakit keturunan. Perlu “pintu masuk” untuk terjadinya pertukaran cairan tubuh yang mengandung virus ke peredaran darah orang yang belum terinfeksi. Nah untuk penularannya pun terdapat tiga jalur yaitu melalui hubungan seksual, melalui darah yang mengandung HIV dan dari ibu pengidap HIV kepada bayi
Adanya persepsi yang negatif dan ketakutan yang extreme membuat masyarakat memberikan perlakuan yang tidak baik bahkan tidak adil kepada penderitanya. Seperti yang saya baca pada http://www.tribunnews.com/2013/03/08/kisah-pilu-penderita-hivaids-sempat-ditolak-beli-tiket-pesawat pada berita tersebut diceritakan bahwa penderita HIV/AIDS ditolak untuk melakukan penerbangan. Sungguh ironis ketika saya membacanya. Padahal sebenarnya penyakit ini tidak menular apabila kita duduk berdekatan, bersentuhan, makan sepiring, mandi di toilet yang sama, pakaian, bersin, tertawa, bicara atau bahkan berciuman (sosial). Penyakit ini dapat menular dengan cara berganti-ganti pasangan seksual, penerima transfusi darah, pecandu narkotik dengan jarum suntik, pasangan dari pengidap HIV dan bayi yang lahir dari ibu pengidap HIV
Janganlah bersikap berlebihan terhadap mereka yang menderita penyakit ini, mereka sudah cukup menderita dengan penyakit yang mereka miliki. Jangan kita tambahkan dengan sikap kita yang dapat menyakitkan perasaan mereka dan dapat membuat mereka semakin terpuruk. Kenali penyakitnya, jauhi penyakitnya dan jangan jauhi orangnya. 
 
30 April 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar