Rabu, 01 Mei 2013

Keep Your Promise or Break It? (Regina)

Pernahkah terpikir oleh kalian bahwa dalam sebuah keputusan selalu ada resiko
Dalam sebuah pilihan yang kalian jalani selalu ada resiko dan harus ada pilihan lain yang terbuang... 
Dalam sebuah kehidupan, Anda tidak dapat memiliki segala sesuatunya dengan sempurna... 
Selalu ada kekurangan dalam kehidupan manusia karena pada dasarnya tidak ada seorang manusia pun di dunia ini yang sempurna... 
     Jika Anda setuju dengan statement saya di atas, saya ingin mengajak Anda untuk berpikir lebih jauh mengenai sebuah kehidupan pernikahan. Seperti yang saya katakan dalam post saya yang lalu, pernikahan juga merupakan salah satu pilihan dan keputusan yang dibuat oleh manusia dalam kehidupannya. Dan yang ingin saya tekankan disini adalah pernikahan merupakan pilihan dan keputusan yang dibuat manusia dengan melibatkan JANJI SUCI antara individu satu dengan individu lainnya.. Selayaknya, janji haruslah ditepati... Terlebih lagi, ini adalah sebuah janji yang suci, bukan?
    
     Lalu, apa yang terjadi ketika sebuah pernikahan yang dijalani ternyata mengalami masalah yang mungkin tidak dapat diterima oleh salah satu pasangan... Hal ini yang terlintas di pikiran saya saat saya mengikuti sebuah kelas di Fakultas Psikologi mengenai Perilaku Seksual... Kelas pada hari itu membahas mengenai Disfungsi Seksual... Untuk beberapa dari pembaca mungkin merasa asing dengan istilah ini. Disfungsi seksual merupakan gangguan dalam respon seksual yang umumnya tidak dapat hilang dengan sendirinya dan justru akan bertambah parah seiring berjalannya waktu... Lalu... Pernahkah Anda berpikir, bagaimana bila pasangan yang Anda nikahi mengalami disfungsi seksual? Dapatkah Anda menerimanya?
     Disfungsi seksual dapat terjadi pada siapa saja... Tua atau muda... Laki-laki atau perempuan... Tentunya bukan hal yang mudah untuk pasangan dalam menerima pasangannya yang mengalami disfungsi seksual. Tidak dapat dipungkiri bahwa seks merupakan salah satu hal yang penting dalam sebuah rumah tangga, terutama dalam meningkatkan intimasi pasangan. Banyak sekali pasangan yang bertengkar dan rumah tangga yang retak karena masalah seks ini. Lalu, apa yang terjadi jika pasangan Anda mengalami disfungsi seksual? Pertanyaan utamanya, apakah disfungsi seksual dapat disembuhkan? Sebenarnya, disfungsi seksual dapat disembuhkan atau tidak bergantung pada penyebabnya. Pada wanita, disfungsi seksual dapat disebabkan oleh penyakit atau pemerkosaan, misalnya. Trauma akibat pemerkosaan dapat mengakibatkan seorang wanita mengalami disfungsi seksual. Tentunya, untuk menyembuhkan disfungsi seksualnya, trauma ini perlu disembuhkan terlebih dahulu :) 

     Lalu, bagaimana dengan disfungsi seksual yang dialami individu karena penyakit biologis, seperti diabetes, kanker, atau jantung? Umumnya, hubungan seks dapat dilakukan namun gairah untuk melakukan akan berkurang. Penderita kanker mungkin akan terlalu merasakan sakit akibat pengobatan sehingga tidak ada gairah seksual. Penderita jantung mungkin akan sulit untuk melakukan hubungan seksual karena pompa darah yang tidak stabil dari jantung. Namun, setelah penyakit yang dialami sembuh, individu tentunya dapat melakukan hubungan seksual dengan pasangannya kembali.
     Akhir kata... Dalam post saya kali ini, saya ingin membagikan perenungan kepada pembaca... Jika, suatu saat, pasangan Anda mengalami disfungsi seksual atau mengalami hal-hal yang tidak Anda inginkan, mampukah Anda sebagai pasangannya menerima segala kondisinya? Janji pernikahan tentu mudah diucapkan dan dihafalkan, namun mudahkah untuk menjaga dan mempraktekkannya? So, if this kind of things happen to you, will you keep your promises or break them? It depends on you! 

30 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar