Talk about sexual behavior, we will also talk about the sexual
transmitted infections, right? We know that there're lot of people who
got sexual transmitted infections... And somehow, we made a judgement
for them... Saying that people who got sexual transmitted infections is
the one that had a bad sexual behavior. Well, some may be true.. But
remember, not all people with sexual transmitted infection had a bad sexual behavior, dear.
Penyakit menular seksual tentu bukan merupakan sebuah konsep yang
asing untuk orang modern. Berbagai penyakit menular seksual umumnya
telah dikenal oleh masyarakat, seperti sifilis, gonorrhea, atau infeksi ectoparasitic
(disebabkan oleh parasit diluar kelamin). Namun, mengenal belum tentu
berarti terbuka atau menerima orang-orang lain yang memiliki penyakit
ini. Umumnya, individu yang mengalami penyakit menular seksual akan
dijauhi dari orang disekitarnya..
Mengapa hal ini terjadi? Salah satunya adalah karena orang-orang di
sekitarnya menilai mereka dengan pandangan yang negatif, "kotor", dan
sebagainya.. Hal ini jelas membuat orang yang mengalami penyakit menular
seksual akan menutup diri dan tidak terbuka kepada orang-orang di
sekitarnya atau bahkan terhadap ahli medis (tidak mau memeriksa
kesehatan alat kelaminnya karena ketakutan dipandang negatif oleh
masyarakat).
Permasalahannya adalah mengapa orang lain cenderung menilai orang
dengan penyakit menular seksual sebagai manusia yang kotor atau seperti
sebuah wabah penyakit? Apabila pertanyaan ini dilontarkan kepada saya,
mungkin saya akan menjawab karena kurangnya edukasi. Tentu semua dari
kita mengetahui HIV atau AIDS, bukan? Apakah Anda sungguh memahami HIV /
AIDS? Banyak sekali orang yang menganggap orang dengan HIV / AIDS
(ODHA) adalah orang yang tidak patut untuk didekati atau seperti sebuah
wabah penyakit. Umumnya, orang seperti ini melihat HIV/AIDS dapat
menular melalui sentuhan, saliva / air ludah, makanan, handuk, dan
sebagainya...
Padahal, HIV/AIDS tidak menular melalui hal tersebut. HIV/AIDS akan
tertular ketika terdapat "kontak darah" antara satu orang dengan orang
lain yang terkena virus ini. Namun, banyak orang berpikir bahwa ODHA
patut dijauhi dan dihindari dari masyarakat. Hal ini tentu membawa
dampak yang buruk untuk ODHA, seperti penurunan kepercayaan diri,
penurunan kondisi mental maupun psikologis.
Selain melihat ODHA sebagai orang yang layak dijauhi dan
dikucilkan, orang juga umumnya memiliki steriotipe negatif terhadap
ODHA. Mereka umumnya berpikir bahwa ODHA adalah orang yang melakukan
pergaulan bebas, seks bebas dan berganti pasangan terus menerus. Namun,
perlu kita ingat.. TIDAK SEMUA ODHA melakukan hal itu. Ada individu
dengan HIV/AIDS yang hidupnya baik, bersih, dan sehat namun ternyata
terjangkit HIV karena pergaulan pasangannya (istrinya atau suaminya)
atau karena tatoo (dari jarum suntik).
Jadi, yang ingin saya tekankan dalam tulisan saya ini adalah
hati-hatilah dengan penilaianmu terhadap orang lain... bukan hanya dalam
hal penyakit menular seksual, namun juga dalam segala hal... Terkadang
apa yang kita lihat dan apa yang sesungguhnya dialami oleh seseorang
belum tentu sama. Tentu ada kalanya, apa yang kita lihat itu salah.
Mungkin semua orang berpendapat orang dengan sexual transmitted infection
patut dihindari.. Namun, kalau kita ingin melihat sejenak saja pada
sisi yang lain, mungkin kita dapat berpikir, orang dengan STI mungkin
patut diberikan edukasi dan treatment biologis... Pengucilan dan
penghinaan terhadap mereka hanya membawa dampak yang lebih buruk untuk
diri mereka sendiri... Jangan sampai apa yang kita lakukan atau
penilaian kita memberi dampak yang sangat negatif untuk orang lain ya! So, beware with your judgement!
26 April 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar