Rabu, 01 Mei 2013

Beware with Your Judgement to Others, Dear! (Regina)

Talk about sexual behavior, we will also talk about the sexual transmitted infections, right? We know that there're lot of people who got sexual transmitted infections... And somehow, we made a judgement for them... Saying that people who got sexual transmitted infections is the one that had a bad sexual behavior. Well, some may be true.. But remember, not all people with sexual transmitted infection had a bad sexual behavior, dear.

     Penyakit menular seksual tentu bukan merupakan sebuah konsep yang asing untuk orang modern. Berbagai penyakit menular seksual umumnya telah dikenal oleh masyarakat, seperti sifilis, gonorrhea, atau infeksi ectoparasitic (disebabkan oleh parasit diluar kelamin). Namun, mengenal belum tentu berarti terbuka atau menerima orang-orang lain yang memiliki penyakit ini. Umumnya, individu yang mengalami penyakit menular seksual akan dijauhi dari orang disekitarnya.. 
     
     Mengapa hal ini terjadi? Salah satunya adalah karena orang-orang di sekitarnya menilai mereka dengan pandangan yang negatif, "kotor", dan sebagainya.. Hal ini jelas membuat orang yang mengalami penyakit menular seksual akan menutup diri dan tidak terbuka kepada orang-orang di sekitarnya atau bahkan terhadap ahli medis (tidak mau memeriksa kesehatan alat kelaminnya karena ketakutan dipandang negatif oleh masyarakat). 
     Permasalahannya adalah mengapa orang lain cenderung menilai orang dengan penyakit menular seksual sebagai manusia yang kotor atau seperti sebuah wabah penyakit? Apabila pertanyaan ini dilontarkan kepada saya, mungkin saya akan menjawab karena kurangnya edukasi. Tentu semua dari kita mengetahui HIV atau AIDS, bukan? Apakah Anda sungguh memahami HIV / AIDS? Banyak sekali orang yang menganggap orang dengan HIV / AIDS (ODHA) adalah orang yang tidak patut untuk didekati atau seperti sebuah wabah penyakit. Umumnya, orang seperti ini melihat HIV/AIDS dapat menular melalui sentuhan, saliva / air ludah, makanan, handuk, dan sebagainya... 
    Padahal, HIV/AIDS tidak menular melalui hal tersebut. HIV/AIDS akan tertular ketika terdapat "kontak darah" antara satu orang dengan orang lain yang terkena virus ini. Namun, banyak orang berpikir bahwa ODHA patut dijauhi dan dihindari dari masyarakat. Hal ini tentu membawa dampak yang buruk untuk ODHA, seperti penurunan kepercayaan diri, penurunan kondisi mental maupun psikologis. 
     Selain melihat ODHA sebagai orang yang layak dijauhi dan dikucilkan, orang juga umumnya memiliki steriotipe negatif terhadap ODHA. Mereka umumnya berpikir bahwa ODHA adalah orang yang melakukan pergaulan bebas, seks bebas dan berganti pasangan terus menerus. Namun, perlu kita ingat.. TIDAK SEMUA ODHA melakukan hal itu. Ada individu dengan HIV/AIDS yang hidupnya baik, bersih, dan sehat namun ternyata terjangkit HIV karena pergaulan pasangannya (istrinya atau suaminya) atau karena tatoo (dari jarum suntik). 
     Jadi, yang ingin saya tekankan dalam tulisan saya ini adalah hati-hatilah dengan penilaianmu terhadap orang lain... bukan hanya dalam hal penyakit menular seksual, namun juga dalam segala hal... Terkadang apa yang kita lihat dan apa yang sesungguhnya dialami oleh seseorang belum tentu sama. Tentu ada kalanya, apa yang kita lihat itu salah. Mungkin semua orang berpendapat orang dengan sexual transmitted infection patut dihindari.. Namun, kalau kita ingin melihat sejenak saja pada sisi yang lain, mungkin kita dapat berpikir, orang dengan STI mungkin patut diberikan edukasi dan treatment biologis... Pengucilan dan penghinaan terhadap mereka hanya membawa dampak yang lebih buruk untuk diri mereka sendiri... Jangan sampai apa yang kita lakukan atau penilaian kita memberi dampak yang sangat negatif untuk orang lain ya! So, beware with your judgement! 

26 April 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar