Jumat, 03 Mei 2013

I Love you..My future Mom and Dad... (Agnes Stephanie)

     Berbicara menjadi seorang ayah dan ibu, pasti setiap orang memiliki pandangannya masing-masing. Ada yang mengatakan menjadi ayah dan ibu adalah suatu tantangan dan butuh pengorbanan, namun sebagian lainnya juga ada yang mengatakan bahwa menjadi orangtua adalah hal yang menyenangkan. Topik yang dibawakan pada pertemuan hari ini berbicara mengenai proses menjadi seorang ayah dan ibu..

     Kehamilan biasanya adalah hal yang sangat dinantikan oleh kedua pasangan suami istri. Namun apa jadinya kalau kehamilan bukanlah suatu hal yang diinginkan?? Sebagian besar pasangan atau lebih tepatnya kaum perempuan yang mengalami kehamilan di luar pernikahan mungkin akan melakukan tindakan aborsi. Mungkin juga sebagian orang tetap melanjutkan kehamilan tersebut dan membesarkan anaknya namun tanpa pasangan. Namun hal yang menarik adalah mengapa sampai terjadi kehamilan yang tidak dinginkan? Biasanya sih..karena udah gak tahan *katanya* hehe..Akhirnyaa banyak pasangan yang menggunakan segala macam cara untuk tetap melakukan sexual intercourse namun menghindari kehamilan. Bagaimana caranyaa??? Pastinya dengan alat kontrasepsi atau program kehamilan.

     Pasangan-pasangan yang melakukan sexual intercourse namun tidak ingin hamil, biasanya melakukan kontrasepsi dengan alami misalnya dengan menghitung hari subur. Kalo kata pembicara hari ini menghitung hari subur itu harus pinter, ada rumusnya hehehe..Saya cukup terkesan. Saya memang mengetahui bahwa menghitung hari subur itu memang ada namun tidak tahu dengan jelas bagaimana cara penghitungannya. Nah, kisah lain datang dari pasangan-pasangan yang menggunakan alat kontrasepsi lainnya. Pada pertemuan kali ini cukup dijelaskan berbagai macam alat kontrasepsi dari yang dimasukkan ke dalam alat kelamin, di implant, sampai yang diminum. Mendengar penjelasan-penjelasan mengenai alat kontrasepsi tersebut sebenarnya cukup membuat merinding sih karena alat-alat tersebut adalah benda-benda asing yang dimasukkan ke dalam bagian tubuh yang juga rentan terhadap bakteri. Bagaimana caranya seseorang menggunakan alat tersebut yang sebenarnya dapat dikatakan berbahaya namun tetap saja dipakai untuk mencegah kehamilan?

     Memang menjadi ayah dan ibu membutuhkan kondisi jiwa raga dan badan yang siap dan mantap, namun menunda kehamilan dengan cara-cara yang dapat dikatakan membahayakan diri sendiri juga sebenarnya membutuhkan kesiapan mental bukan? Bagaimana kalo pada akhirnya alat-alat tersebut tertinggal atau tidak dapat terdeteksi keberadaannya di dalam tubuh kita sehingga kita menjadi terinfeksi? Hal-hal tersebutlah yang tidak dapat diduga. Mungkin kehamilan tidak akan terjadi namun kita juga tidak tahu apa efek samping dari penggunaan alat-alat tersebut.

     Kalo janin dapat berbicara mungkin dirinya ingin mengatakan "I love you, my future mom and dad. Can't wait to see you both" hehehe..Dalam pandangan saya sih, dengan menerapkan pola berpikir yang se-open mungkin, penundaan kehamilan namun tidak menunda berhubungan seksual memang tidak salah, namun setiap perbuatan ada resiko nya dan harus ada tanggung jawab yang diambil. Menunda kehamilan mungkin akan membuat hormon menjadi tidak stabil apalagi dengan menggunakan alat kontrasepsi. Pastinya hormon di dalam tubuh kita menjadi amat sangat tidak stabil karena kedatangan tamu asing yang mengganggu. Penggunaan alat kontrasepsi tidak salah namun tetap harus tahu resiko nya dan jangan hanya mau mendapatkan sensasinya dengan jalan aman..hehehe..=)

20 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar