Kamis, 01 November 2012
Motivasi Belajar (Syanindita Trasysty - 705120072)
Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai “daya penggerak yang telah menjadi aktif” (Sardiman, 2007). Dengan demikian motivasi dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan untuk terjadinya percepatan dalam mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran secara khusus. Belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama, dengan sarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah laku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara oleh suatu hal (Nasution, 1995). Motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.
Ada beberapa jenis motivasi, yaitu motivasi yang dilihat dari dasar pembentukannya, yang terdiri dari motif-motif bawaan, yang ada sejak lahir, dan motif-motif yang dipelajari, yang timbul karena hasil belajar. Ada juga motivasi yang dilihat dari Woodworth dan Marquis, yaitu motif atau kebutuhan organis, darurat, dan objektif. Kebutuhan organis misalnya adalah kebutuhan makan, minum, bernafas, seksual, dan masih banyak lagi, sementara kebutuhan darurat misalnya menyelamatkan diri dan dorongan untuk membalas. Rileks, insting otomatis, dan nafas termasuk motivasi jasmani, sementara kemauan atau minat adalah motivasi rohani. Motivasi instrisik adalah motif-motif yang terjadi aktif atau berfungsi tidak perlu diransang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya peransang dari luar. (Sardiman, 2007).
Ada banyak bentuk motivasi belajar yang sering kita lihat, diantaranya adalah dengan memberikan angka (nilai), artinya adalah sebagai satu simbol dari hasil aktifitas anak didik. Dalam memberi angka (nilai) ini, semua anak didik mendapatkan hasil aktifitas yang bervariasi. Pemberian angka kepada anak didik diharapkan dapat memberikan dorongan atau motivasi agar hasilnya dapat lebih ditingkatkan lagi. Selain itu, pengajar juga dapat memberi hadiah atau pujian atas apa yang berhasil anak didik mereka capai, atau bahkan hanya sebuah gerakan tubuh yang memperlihatkan bahwa pengajar tersebut memperhatikan dan menaruh minat pada apa yang disampaikan oleh anak muridnya. Memberikan tugas dan ulangan juga termasuk dalam bentuk motivasi belajar karena dengan adanya tugas dan ulangan, anak murid tidak menginginkan nilai yang kurang bagus, sehingga mereka memiliki motivasi untuk belajar. Rasa ingin tahu siswa kepada sesuatu yang belum diketahui adalah suatu sifat yang ada pada setiap manusia, maka mengetahui hasil dari jerih payah mereka juga merupakan motivasi mereka dalam belajar. Jika nilai mereka mungkin kurang memuaskan, hukuman juga akan memberi motivasi pada mereka untuk belajar, karena dengan adanya hukuman mereka akan menghindari nilai yang jelek.
Motivasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor, faktor internal dan eksternal. Adapun faktor internal dari motivasi belajar adalah faktor jasmaniah, fhsikologis, dan kelelahan. Sedangkan faktor eksternalnya berasal dari keluarga, sekolah, dan masyarakat. Adanya berbagai faktor tersebut dapat memberikan kejelasan tentang proses belajar yang dipahami oleh siswa sehingga seorang guru harus benar-benar memahami dan memperhatikan adanya faktor tersebut dalam pengajaran.
Ada berbagai cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar, antara lain, guru dapat mengajar dengan menggunakan pembelajaran yang komunikatif dan kreatif, dimana guru harus selalu senantiasa melakukan pengembangan dengan berbagai hal. Guru juga bisa memberikan reward atau hadiah, tetapi jangan terlalu berlebihan, karena dapat menimbulkan kecemburuan sosial bagi siswa lain. Guru pun harus memberikan nilai secara objektif dan memberikan kesempatan pada siswa untuk memperbaiki kesalahan.
Motivasi belajar juga memiliki penghambat, yaitu, perasaan kurang percaya diri yang mengakibatkan orang akan kehilangan kemampuan untuk memotivasi dirinya sendiri, perasaan cemas dan berpikir negatif yang bisa kita hindari dengan banyak melakukan hal-hal positif, merasa bahwa orang tersebut tidak memiliki masa depan, merasa bahwa orang tersebut tidak penting, dan merasa tidak tahu dengan apa yang sedang terjadi.
Daftar Pustaka
Buku
A.M. Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nasution S. 1995. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Internet
Motivasi belajar siswa. (2011). Diunduh dari http://www.sarjanaku.com/2011/05/motivasi-belajar-siswa.html?m=1.
Cara meningkatkan motivasi belajar siswa. (2012). http://binham.wordpress.com/2012/04/07/cara-meningkatkan-motivasi-belajar-siswa/.
Penghambat motivasi. (2009). Diunduh dari http://akhmadyusuf.blogspot.com/2009/02/penghambat-motivasi.html?m=1.
23 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar