Kelas psikologi perempuan sudah masuk ke pertemuan ketiga. Kelas
yang cukup interaktif ini dengan dosen ibu Henny Wirawan, memberikan
banyak pandangan kepada Saya di setiap materinya. Di pertemuan ketiga,
sempat didiskusikan peran ibu seperti apa yang baik dalam mengurus anak.
Saya pribadi sampai saat ini memiliki mimpi menjadi wanita karir dan
memiliki suami dan anak. Saya berpikir untuk memberikan waktu yang cukup
bagi anak-anak Saya nanti di samping tetap berkarir. Alasan Saya ingin
berkarir karena Saya ingin dan bercita-cita mengaplikasikan pendidikan
yang Saya dapat di jenjang perguruan tinggi (menjadi seorang psikolog
klinis).
Bagi
sebagian besar wanita, memiliki anak
adalah sebuah anugrah terindah dalam hidup. Baik wanita yang berkarir
maupun
ibu rumah tangga. Sering tersebar pertanyaan, “Peran ibu seperti apa
yang lebih
baik dalam mengurus anak? Apakah ibu rumah tangga lebih baik dalam
mengurus
anak atau tidak?”. Tentunya setiap anak memerlukan pengasuhan secara
maksimal
dari orang tua. Saya kurang setuju dengan pernyataan bahwa wanita karir
kurang baik dalam mengurus anak, dikarenakan waktunya yang terbagi
dengan pekerjaan. Menurut Saya mengurus anak itu tergantung dari
masing-masing
pribadi ibu itu sendiri. Apakah ibu tersebut sudah siap dan berkomitmen
untuk memiliki anak. Banyak masyarakat yang beranggapan,
wanita yang telah memiliki anak sebaiknya mengurus anaknya dirumah agar
tidak
mendahulukan pekerjaan ketimbang mengurus anak. Saya memiliki contoh
nyata
bahwa tidak semua wanita karir tidak dapat mengurus anaknya dengan baik.
Ibu
saya adalah seorang wanita karir yang bisa dibilang cukup sibuk. Beliau
berangkat kerja di pagi hari kemudian pulang di malam hari, bahkan
terkadang beliau dinas ke luar kota, namun di tengah
kegiatan beliau yang cukup padat, Saya pribadi sebagai anaknya tetap
merasakan
perhatian yang cukup dari segi pendidikan hingga keseharian Saya. Beliau
juga
jarang sekali mengerjakan pekerjaan kantornya di rumah, sehingga ketika
di
rumah beliau memberikan waktu sepenuhnya kepada keluarga. Ibu rumah
tangga
tentunya juga merupakan peran yang baik yang dapat dimiliki seorang
wanita.
Saya memiliki teman yang memilki ibu yang tidak bekerja. Hal positif
yang dapat
Saya ambil adalah teman Saya tentunya memiliki waktu lebih banyak
bersama
ibunya, sesekali mereka menonton film atau berbelanja bersama atau hanya
sekadar makan siang dan tentunya banyak perbincangan di antara mereka.
Namun,
Saya memiliki saudara perempuan yang telah menikah, memiliki anak, dan
tidak
bekerja. Ia cenderung menyerahkan pengasuhan anaknya kepada orang
tuanya, yang
berarti anak tersebut lebih diasuh oleh kakek-neneknya.
Dari ketiga kasus di atas, dapat
disimpulkan bahwa tidak semua wanita karir tidak dapat mengurus anaknya
dengan
baik dan tidak semua ibu rumah tangga dapat mengurus anaknya dengan
baik.
Pengasuhan yang baik tergantung dari komitmen dan pembagian waktu yang
baik
dalam mengurus anak. Sekian tulisan Saya, diharapkan artikel ini dapat
menyadarkan masyarakat secara umum bahwa pengasuhan anak yang baik tidak
bergantung dari si ibu yang berkarir atau tidak. Bagi ibu-ibu, teruslah
berkarya, namun jangan pernah melupakan peran utama Anda sebagai ibu
dan juga istri.10 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar