Sabtu, 11 Mei 2013
Still in Educational and Organizational Psychology...(Regina)
Wawancara.. Sebuah hal yang tidak dapat dilepaskan dari ilmu dan praktik psikologi...
Dalam dunia industri dan organisasi, wawancara merupakan hal yang krusial dan penting.. Tahukah kalian, hal apa saja yang perlu wawancara dalam praktiknya? Mungkin yang terbayang dalam diri kalian pertama kali adalah proses seleksi masuk karyawan. Ya! Itu adalah salah satu hal yang menggunakan wawancara dalam praktiknya. Selain itu, dalam coaching, penilaian kinerja, dan exit interview, wawancara juga memegang peran yang penting.
Mungkin ada di antara kalian yang pernah mendengar bahwa ketika wawancara kerja, kita harus menjawab pertanyaan interviewer sebaik mungkin, atau seklise mungkin... :) Tapi, yang perlu diingat di sini adalah jangan sekali-kali Anda berbohong pada pewawancara yang ahli di bidangnya karena pasti kalian akan terjebak dalam kebohongan Anda sendiri! Sebagai seorang psikolog organisasi, individu tentu harusnya memiliki kemampuan yang tajam dalam melihat indikasi berbohong pada orang yang diwawancarai. Jangan sampai justru pewawancara dikendalikan dan dibohongi oleh orang yang diwawancarai ya! :)
Lalu, sempat terlintas dalam pikiran saya, bagaimana ya seorang psikolog organisasi itu tahu bahwa apa yang dikemukakan oleh orang itu bohong atau tidak, sungguh atau hanya berpura-pura baik dan munafik? Mungkin saja kan ketika diwawancarai, seorang interviewee terlihat memiliki keahlian yang sangat baik dalam bidangnya namun ketika dilihat dalam prakteknya, ternyata ia adalah seorang yang sangat buruk dalam keahlian tersebut? Hal ini dapat terjadi ketika seorang pewawancara tidak jeli dalam melihat kebohongan interviewee.
Dalam wawancara setting organisasi, tentunya terdapat berbagai metode dalam melakukan wawancara, yaitu competence based interview (CBI) dan behavioral event interview (BEI). CBI merupakan jenis wawancara ketika pewawancara banyak berfokus pada hal yang berhubungan dengan kompetensi jabatan seseorang. Tentunya, apabila seseorang ingin melakukan CBI, ia harus mengetahui, kompetensi apa saja yang dibutuhkan dalam pekerjaan yang ingin dibuka lowongannya. Misalnya, ketika perusahaan membuka lowongan pekerjaan mencari sekretaris, psikolog industri harus memahami apa saja kompetensi yang dibutuhkan sekretaris. Setelah itu, psikolog membuat pertanyaan yang dapat menggambarkan apakah individu memiliki kompetensi tersebut atau tidak... BEI merupakan metode wawancara untuk mengetahui bagaimana respon dan perilaku individu dalam situasi tertentu berdasarkan performa kerja atau pengalaman individu sebelumnya.
Nah, sekarang kita beranjak ke aplikasi wawancara dalam dunia pendidikan. Dunia pendidikan, seperti yang kita ketahui, juga memiliki masalah tertentu. Umumnya wawancara dilakukan untuk mengetahui dan menyelesaikan masalah ini. Wawancara dapat dilakukan dengan guru, siswa, maupun orangtua. Saya secara pribadi pernah memiliki pengalaman diwawancarai ketika berada dalam dunia pendidikan. Ketika saya berada di bangku SMA, seorang guru Budi Pekerti di sekolah saya juga pernah mewawancarai saya loh berkaitan dengan jurusan kuliah yang ingin saya tempuh. Saat itu saya memiliki masalah karena merasa bingung. Setelah diwawancarai, beliau memberikan saran kepada saya dan membuat saya memilih jalan yang benar. :)
Akhir kata, saya ingin mengatakan bahwa menurut saya pribadi, wawancara bukan hal yang mudah. Namun juga bukan hal yang sulit! So, keep in your mind that practices make you perfect!
6 Mei 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar