Pemahaman orang awam seputar dunia psikologi masih menyangkut
penyembuhan hanya untuk orang gila. Maka dengan blog ini, saya ini
mengupas sedikit tentang psikologi agar pemikiran orang-orang diluar
sana mengenai psikologi lebih terbuka. Psikologi sendiri terbagai dalam
beberapa bidang seperti bidang PIO (Psikologi Industri dan Organisasi),
Psikologi Klinis dan Psikologi Pendidikan. Semua ini akan dibahas satu
per satu.
Psikologi Pendidikan sangat membutuhkan para psikolog untuk
berpartisipasi dalam penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar untuk
mengetahui informasi mendalam mengenai siswa(baik dalam hal bakat,
minat), memahami dinamika kepribadian siswa dan masalah yang terjadi
dalam diri siswa, menverifikasi antara pengakuan dengan realitas didalam
anggota sekolah (guru dan siswa), mendiagnosa siswa dan guru yang patut
untuk diberikan treatment lanjutan dan memangau perubahan sebelum dan
sesudah treatment. Biasanya teknik yang digunakan para psikolog
pendidikan terkait masalah yang terjadi dalam dunia sekolah adalah
wawancara dan observasi serta menggunakan tes apabila diperlukan. Tidak
hanya guru dan siswa yang patut terlibat dalam kegiatan
belajar-mengajar, melainkan orangtua pun tidak luput dari wawancara dan
observasi para psikolog. Sebagai psikolog, kita harus mengetahui pola
asuh yang diterapkan oleh orangtua kepada anaknya, cara mereka
berinteraksi dengan anak, ekspektasi kedua orangtua bukan hanya pada
anak terhadap pada guru, gambaran perkembangan anak dari perspektif
orangtua dan budaya kedua orangtua yang diteruskan pada anak. Semua ini
harus kita gali dari orangtua karena seperti yang dikatakan oleh Urie
Bronfenbrenner, dimana mikrosistem yang terdiri dari keluarga, sekolah,
tetangga dan teman, sangat mempengaruhi tumbuh kembang seorang anak.
Sedangkan wawancara terhadap guru berkaitan dengan teknik dan gaya
mengajar, penerapan kurikulum oleh guru dan keberhasilannya terhadap
murid, interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa dan staf anggota
sekolah lainnya.
Yang harus diperhatikan ketika mewawancarai siswa adalah tahapan
perkembangan seorang anak. Kita tidak mungkin mewawancarai siswa SMA
dengan proses penggalian seperti anak SD. Anak SD misalnya perlu kita
bina raport dengan mengajaknya bermain terlebih dahulu agar ia tidak
takut dengan kita. Pada dasarnya wawancara dan observasi dimasing-masing
lingkungan sekolah bagi para psikolog berkaitan dengan seleksi
penerimaan murid baru, pengenalan kondisi sekolah, sosialisasi aturan
dan membuat kesepakatan dengan orangtua untuk anak SD. Sedangkan anak
SMP dan SMA yang mulai memakai topeng baik untuk mencari perhatian atau
memang nakal, kita harus lebih pintar memilah dan membuka topeng
tersebut untuk mendapatkan perilaku yang sebenarnya dibalik overt
behaviornya. Screening calon murid yang bermasalah, mengecek kebohongan
yang direfer oleh wali kelas dan menjalin komunikasi yang baik dengan
orangtua sehingga permasalahan anak lebih mudh terselesaikan karena
adanya pihak terdekat anak ikut mendukung penyelesaian masalah. Etika
pun harus tetap kita jaga seperti informed consent, competencies dan
confidentiality.
Pada setting industri dan organisasi, para psikolog menggunakan
wawancara pada saat seleksi dan penempatan, job analysis, coaching,
performance appraisal dan exit interview. Sebelumnya kelompok saya
pernah mendapatkan tugas mewawancarai seorang psikolog diperusahaan
cukup ternama, ia mengatakan bahwa wawancara sangat dibutuhkan dalam
industri dan organisasi. Misalnya ketika masuk seleksi pegawai, ia harus
mewawancarai terlebih dahulu untuk memastikan apakah konpetensi yang
diinginkan oleh user ada pada kandidat. Perusahaan ini menggunakan
sistem Competency Based Interview, dimana pertanyaan yang diajukan
terstruktur dan terarahkan pada kriteria kompetensi yang diinginkan
untuk jabatan tertentu. Jadi, masing-masing jabatan mempunyai kriteria
tersendiri untuk sampai kandidat dapat lolos. Contoh pertanyaan
sederhana untuk mengetahui kompetensi komunikasi dalam bidang hrd adalah
ceritakan bagaimana saat harus berhadapan dengan karyawan yang harus
dipecat, apa yang anda harus lakukan dan katakan? Psikolog itu juga
menekankan bahwa jangan pernah sesekali kita menilai orang hanya dari
penampilannya. Seperti cerita psikolog itu, waktu itu ada 1 kandidat
yang telat datang pada proses wawancara dam secara penampilan dapat
dikatakan kandidat tersebut kurang menarik. Awalnya psikolog ini mulai
berkata dalam hati bahwa “aah paling juga nga berkompeten untuk
perusahaan ini”. Disini ia membuat bias yakni halo effect dimana ia
mengembangkan impresi umum bahwa kandidat ini tidak menarik dan semua
yang dilakukannya akan terlihat buruk. Tetapi ketika diwawancara, hal
yang mengejutkan terjadi dimana kandidat ini menceritakan kisahnya
ketika menjadi seorang kasir dan ada 1 pembeli yang memarahinya karena
kartu kredit yang dipakai pembeli tersebut adalah kreditnya keluarganya.
Kandidat ini tidak memperbolehkan kartu kredit orang lain dipakai kalau
tidak ada tandatangan pemilik kartu kredit itu sendiri. Disini psikolog
sedikit tercengang dengan kejujuran dan keteguhannya mempertahankan
peraturan. Maka dari itu, ia mengakui dengan jujur bahwa kelemahan
wawancara terkadang kita terkena bias apalagi untuk sorsng pemula.
Selain itu, ada 1 teknik wawancara yang juga biasa digunakan oleh
setting industri dan organisasi yakni Behavioral Event Interview,
wawancara yang menggali kompetensi, pengetahui dan kemampuan kandidat
untuk pekerjaan tertentu. Metode yang digunakan adalah STAR ( Situation,
Task, Action, Result). Kita menggali masa lalunya dipekerjaan
sebelumnya untuk mendapatkan STAR tersebut. Contoh sederhananya adalah
wawancara untuk kandidat dibidang customer service yakni
1. Bisakah anda ceritakan atau mengingat kejadian saat anda harus melayani komplain dari konsumen?
2. Apa yang anda lakukan untuk meredam komplain tersebut?
3. Dan apa hasil yang ditunjukkan dengan tindakan anda itu?
Perlu dipahami bahwa kita sebagai psikolog nantinya harus memulai
wawancara dengan bina raport. Bina raport ini menjadi hal krusial yang
patut diperhatiakn supaya informasi dari klien dapat mudah kita dapatkan
apabila bina raport dan hubungan yang hangat sudah terjalin. Jadi,
sekarang pemikiran kita juga sudah terbuka akan psikologi yang bukan
hanya menyembuhkan orang gila atau sekedar dapat membaca orang lain
langsung. Semuanya itu bukan jam terbang dan pengalaman.
3 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar