Minggu, 05 Mei 2013

Seninya Dunia Psikologi (Melisa Mel)

Pemahaman orang awam seputar dunia psikologi masih menyangkut penyembuhan hanya untuk orang gila. Maka dengan blog ini, saya ini mengupas sedikit tentang psikologi agar pemikiran orang-orang diluar sana mengenai psikologi lebih terbuka. Psikologi sendiri terbagai dalam beberapa bidang seperti bidang PIO (Psikologi Industri dan Organisasi), Psikologi Klinis dan Psikologi Pendidikan. Semua ini akan dibahas satu per satu.
Psikologi Pendidikan sangat membutuhkan para psikolog untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar untuk mengetahui informasi mendalam mengenai siswa(baik dalam hal bakat, minat), memahami dinamika kepribadian siswa dan masalah yang terjadi dalam diri siswa, menverifikasi antara pengakuan dengan realitas didalam anggota sekolah (guru dan siswa), mendiagnosa siswa dan guru yang patut untuk diberikan treatment lanjutan dan memangau perubahan sebelum dan sesudah treatment. Biasanya teknik yang digunakan para psikolog pendidikan terkait masalah yang terjadi dalam dunia sekolah adalah wawancara dan observasi serta menggunakan tes apabila diperlukan. Tidak hanya guru dan siswa yang patut terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar, melainkan orangtua pun tidak luput dari wawancara dan observasi para psikolog. Sebagai psikolog, kita harus mengetahui pola asuh yang diterapkan oleh orangtua kepada anaknya, cara mereka berinteraksi dengan anak, ekspektasi kedua orangtua bukan hanya pada anak terhadap pada guru, gambaran perkembangan anak dari perspektif orangtua dan budaya kedua orangtua yang diteruskan pada anak. Semua ini harus kita gali dari orangtua karena seperti yang dikatakan oleh Urie Bronfenbrenner, dimana mikrosistem yang terdiri dari keluarga, sekolah, tetangga dan teman, sangat mempengaruhi tumbuh kembang seorang anak. Sedangkan wawancara terhadap guru berkaitan dengan teknik dan gaya mengajar, penerapan kurikulum oleh guru dan keberhasilannya terhadap murid, interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa dan staf anggota sekolah lainnya.
Yang harus diperhatikan ketika mewawancarai siswa adalah tahapan perkembangan seorang anak. Kita tidak mungkin mewawancarai siswa SMA dengan proses penggalian seperti anak SD. Anak SD misalnya perlu kita bina raport dengan mengajaknya bermain terlebih dahulu agar ia tidak takut dengan kita. Pada dasarnya wawancara dan observasi dimasing-masing lingkungan sekolah bagi para psikolog berkaitan dengan seleksi penerimaan murid baru, pengenalan kondisi sekolah, sosialisasi aturan dan membuat kesepakatan dengan orangtua untuk anak SD. Sedangkan anak SMP dan SMA yang mulai memakai topeng baik untuk mencari perhatian atau memang nakal, kita harus lebih pintar memilah dan membuka topeng tersebut untuk mendapatkan perilaku yang sebenarnya dibalik overt behaviornya. Screening calon murid yang bermasalah, mengecek kebohongan yang direfer oleh wali kelas dan menjalin komunikasi yang baik dengan orangtua sehingga permasalahan anak lebih mudh terselesaikan karena adanya pihak terdekat anak ikut mendukung penyelesaian masalah. Etika pun harus tetap kita jaga seperti informed consent, competencies dan confidentiality.
Pada setting industri dan organisasi, para psikolog menggunakan wawancara pada saat seleksi dan penempatan, job analysis, coaching, performance appraisal dan exit interview. Sebelumnya kelompok saya pernah mendapatkan tugas mewawancarai seorang psikolog diperusahaan cukup ternama, ia mengatakan bahwa wawancara sangat dibutuhkan dalam industri dan organisasi. Misalnya ketika masuk seleksi pegawai, ia harus mewawancarai terlebih dahulu untuk memastikan apakah konpetensi yang diinginkan oleh user ada pada kandidat. Perusahaan ini menggunakan sistem Competency Based Interview, dimana pertanyaan yang diajukan terstruktur dan terarahkan pada kriteria kompetensi yang diinginkan untuk jabatan tertentu. Jadi, masing-masing jabatan mempunyai kriteria tersendiri untuk sampai kandidat dapat lolos. Contoh pertanyaan sederhana untuk mengetahui kompetensi komunikasi dalam bidang hrd adalah ceritakan bagaimana saat harus berhadapan dengan karyawan yang harus dipecat, apa yang anda harus lakukan dan katakan? Psikolog itu juga menekankan bahwa jangan pernah sesekali kita menilai orang hanya dari penampilannya. Seperti cerita psikolog itu, waktu itu ada 1 kandidat yang telat datang pada proses wawancara dam secara penampilan dapat dikatakan kandidat tersebut kurang menarik. Awalnya psikolog ini mulai berkata dalam hati bahwa “aah paling juga nga berkompeten untuk perusahaan ini”. Disini ia membuat bias yakni halo effect dimana ia mengembangkan impresi umum bahwa kandidat ini tidak menarik dan semua yang dilakukannya akan terlihat buruk. Tetapi ketika diwawancara, hal yang mengejutkan terjadi dimana kandidat ini menceritakan kisahnya ketika menjadi seorang kasir dan ada 1 pembeli yang memarahinya karena kartu kredit yang dipakai pembeli tersebut adalah kreditnya keluarganya. Kandidat ini tidak memperbolehkan kartu kredit orang lain dipakai kalau tidak ada tandatangan pemilik kartu kredit itu sendiri. Disini psikolog sedikit tercengang dengan kejujuran dan keteguhannya mempertahankan peraturan. Maka dari itu, ia mengakui dengan jujur bahwa kelemahan wawancara terkadang kita terkena bias apalagi untuk sorsng pemula. Selain itu, ada 1 teknik wawancara yang juga biasa digunakan oleh setting industri dan organisasi yakni Behavioral Event Interview, wawancara yang menggali kompetensi, pengetahui dan kemampuan kandidat untuk pekerjaan tertentu. Metode yang digunakan adalah STAR ( Situation, Task, Action, Result). Kita menggali masa lalunya dipekerjaan sebelumnya untuk mendapatkan STAR tersebut. Contoh sederhananya adalah wawancara untuk kandidat dibidang customer service yakni
1. Bisakah anda ceritakan atau mengingat kejadian saat anda harus melayani komplain dari konsumen?
2. Apa yang anda lakukan untuk meredam komplain tersebut?
3. Dan apa hasil yang ditunjukkan dengan tindakan anda itu?
Perlu dipahami bahwa kita sebagai psikolog nantinya harus memulai wawancara dengan bina raport. Bina raport ini menjadi hal krusial yang patut diperhatiakn supaya informasi dari klien dapat mudah kita dapatkan apabila bina raport dan hubungan yang hangat sudah terjalin. Jadi, sekarang pemikiran kita juga sudah terbuka akan psikologi yang bukan hanya menyembuhkan orang gila atau sekedar dapat membaca orang lain langsung. Semuanya itu bukan jam terbang dan pengalaman.

3 Mei 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar